TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

H-1 Pembukaan Olimpiade, Direktur Upacara Pembukaan Dipecat

Hal kontroversial terus terjadi jelaneg pembukaan Olimpiade

Kentaro Kobayashi. (thetimes.co.uk).

Jakarta, IDN Times - Masalah jelang dibukanya gelaran Olimpiade Tokyo 2020 belum kunjung usai. Teranyar, orang yang bertanggung jawab dalam opening ceremony ajang ini, Kentaro Kobayashi, dipecat dari jabatannya sebagai Direktur  Upacara Pembukaan Olimpiade.

Ketua panitia penyelenggara, Seiko Hashimoto memastikan jika Kobayashi sudah keluar dan tak dilibatkan dalam acara besok. Hal itu diungkapkannya dalam koneferensi pers, Kamis (22/7/2021). 

Kobayashi dituduh menggunakan lelucon tentang Holocaust dalam aksi komedinya, termasuk mengucapkan frasa "Ayo main Holocaust." Laporan mengenai prilaku Kobayashi terus mencuat dalam beberapa hari terakhir ini. 

Baca Juga: Pemain Brasil Ciptakan Sejarah di Olimpiade Tokyo 2020

1. Komite penyelenggara Olimpiade meminta maaf

Kentaro Kobayashi. (japantimes.com).

Hashimoto mengutuk keras tindakan sang sutradara yang menggunakan lelucon Holocaust dalam penampilannya di masa lalu. Menurut dia, hal itu menimbulkan keresahan di masyarakat. Apalagi, Olimpiade merupakan ajang besar yang diikuti berbagai negara di seluruh penjuru dunia.

“Kami sangat meminta maaf karena baru mengumumkan perkembangan seperti ini, sehari sebelum upacara pembukaan. Kami rasa, tindakan itu bisa menyebabkan masalah dan kekhawatiran bagi banyak pihak, khususnya yang terlibat dalam ajang ini, baik bagi orang-orang di Tokyo dan seluruh negara,” ujar Hashimoto dikutip AP News. 

2. SWC mengutuk aksi Kobayashi yang sudah mengolok-olok tragedi kemanusiaan

Logo Olimpiade Tokyo 2020. (Twitter.com/Tokyo2020)

Simon Wiesenthal Center (SWC) juga mengutuk lelucon yang dicetuskan Kobayashi. Ia dinilai sudah mengolok-olok pembunuhan massal 6 juta orang Yahudi oleh Nazi dalam naskah untuk aksi komedinya pada tahun 1998.

“Tak peduli seberapa kreatifnya seseorang, ia tak berhak mengejek para korban genosida Nazi. Apalagi rezim Nazi juga meracuni penyandang disabilitas Jerman dengan gas, ujar SWC Associate Dean dan Direktur Aksi Sosial Global, Rabbi Abraham Cooper.

“Setiap asosiasi dan orang-orang yang terlibat di Olimpiade Tokyo akan mengingat kejadian ini. Dan itu merupakan ejekan kejam terhadap Paralimpiade,” lanjut dia.

Baca Juga: 6 Pemain Spanyol Ini Dipanggil di Olimpiade Tokyo dan Piala Eropa 2020

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya