TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kutukan Siklus  40 Tahun Olimpiade Hantui Jepang 

Jepang sempat gagal menggelar Olimpade pada 1940

Kembang api menerangi langit malam dekat cincin Olimpiade yang menyala terang pada sebuah upacara memperingati enam bulan sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, dalam foto yang diambil oleh Kyodo, pada 24 Januari 2020. ANTARA FOTO/Kyodo/via REUTERS

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Jepang Taro Aso menyinggung soal kutukan siklus 40 tahunan dalam gelaran pesta olahraga terbesar empat tahunan: Olimpiade. Hal itu diungkapkannya dalam sebuah komite parlemen, Rabu (18/3).

Kutukan tersebut menurut pria yang juga menjabat sebagai perdana menteri itu selalu menimpa tuan rumah. Hal itu merunut kejadian puluhan tahun silam, tepatnya pada 1940 di mana Tokyo gagal tak jadi menggelar ajang multievent olahraga terbesar antar negara di dunia itu lantaran Perang Dunia II sehingga harus ditangguhkan dan dimulai kembali pada 1948.

Hal serupa sebetulnya juga pernah terjadi pada 1980, ketika Moskow gagal menggelar Olimpiade. Hal itu diakibatkan aksi saling boikot yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Uni Soviet lantaran invasi ke Afghanistan. Sebaliknya juga terjadi demikian, saat Los Angeles jadi tuan rumah kubu lawan membalas boikot tersebut.

1. Olimpiade pernah gagal digelar selama empat kali, tiga di antaranya gara-gara Perang Dunia I dan II

Menteri Keuangan Jepang sekaligus Wakil Perdana Menteri, Taro Aso. scmp.com

Olimpiade sebetulnya pernah juga batal digelar beberapa kali, tak hanya tepat dengan siklus 40 tahunan tersebut. Sebab, pada Olimpiade 1916 Berlin dan 1944 London juga urung dilaksanakan lantaran perang dunia masih melanda.

Namun, keyakinan kutukan tersebut tetap dipercayai oleh Taro Aso. Ia merasa Jepang akan kembali merasakan hal yang sama seperti 80 tahun silam. Bedanya, kali ini mereka gagal menggelar ajang serupa lantaran virus corona yang menyebar ke berbagai belahan penjuru dunia.

"Ini masalah yang terjadi setiap 40 tahun, ini kutukan Olimpiade, itu fakta. Empat puluh tahun kemudian, Olimpiade Tokyo kembali mengulang kutukan Olimpiade itu," kata Taro Aso dikutip dari Antara.

2. Pemerintah Jepang dan Komite Olimpiade tetap optimistis bisa menggelar ajang itu sesuai jadwal

malaymail.com

Terang saja, pernyataannya langsung menimbulkan kontroversi. Padahal, pemerintah Jepang terus berusaha membangun rasa optimistis bahwa epidemik virus corona akan segera berlalu dan memastikan bisa menyelesaikan Olimpiade edisi kali ini.

Nama Taro Aso memang selalu lekat dengan Perdana Menteri Shinzo Abe. Mereka cukup serius menjadikan Jepang sebagai tuan rumah Olimpiade kali ini. Bahkan, Abe berhasil menarik investasi sebesar 2,3 miliar dolar Amerika untuk perekonomian negara berjuluk Matahari Terbit itu.

Tak pelak, Abe masih ngotot untuk tetap menggelar Olimpiade. Apalagi, waktu penyelenggaraan masih menyisakan lebih kurang empat bulan lagi. Ia yakin virus corona ini bakal bisa diatasi oleh dunia sebelum dimulainya ajang itu.

Baca Juga: Akibat Corona, Ini 5 Tips Efektif Belajar Online di Rumah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya