TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Abbas Karimi, Lari dari Afghanistan Demi Mimpi Besar Paralympic

Abbas Karimi berlaga di Paralimpiade dalam tim Refugee

Atlet Para Renang Refugee Paralympic Team, Abbas Karimi. (instagram.com/abbaskarimiswim)

Jakarta, IDN Times - Abbas Karimi menjadi satu-satunya atlet asal Afghanistan yang berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020. Sosoknya mencuri perhatian publik saat ini.

Abbas Karimi tidak turun membawa bendera Afghanistan. Karimi berlaga menjadi kontingen Refugee Paralympic Team.

"Mimpi menjadi kenyataan," tulis Karimi di akun Instagramnya (@abbaskarimiswim) seraya mengunggah fotonya berada di arena Paralimpiade.

Baca Juga: Tanpa Atlet, Bendera Afghanistan Tetap Berkibar di Paralimpiade Tokyo

1. Karimi kerap dibully saat masih kecil

Atlet Para Renang Refugee Paralympic Team, Abbas Karimi. (instagram.com/abbaskarimiswim)

Terlahir tanpa memiliki tangan di Afghanistan, Karimi sempat mengalami perundungan semasa kecilnya. Sempat ditahan orang tuanya di dalam rumah demi melindunginya, Karimi kecil tetap ingin bermain seperti anak-anak lainnya.

"Saya diintimidasi. Banyak anak-anak lain yang memanggil saya seperti 'tanpa lengan atau cacat'," ujar Karimi mengutip dari laman resmi Paralimpiade. Dia mengaku, masa kecilnya banyak dipenuhi amarah.

2. Karimi: Berenang menyelamatkan hidup saya

Atlet Para Renang Refugee Paralympic Team, Abbas Karimi. (instagram.com/abbaskarimiswim)

Ketika berusia 13 tahun, Karimi melompat pertama kali ke kolam renang dengan mengenakan jaket pengaman. Saat itu juga, harapannya kembali tumbuh.

"Berenang membuatku tenang. Ini seperti bagi saya, selalu melindungi saya. Jika saya kesal atau kapan saja saya memiliki masalah, saya hanya masuk ke dalam air dan itu membuat saya rileks," ujar dia.

"Berenang menyelamatkan hidup saya," ujar dia, lagi.

Kini, Karimi menjadi atlet yang bisa berpeluang membawa medali emas dari Paralimpiade Tokyo 2020.

"Saya percaya Tuhan tidak sengaja mengambil tangan saya, tapi Tuhan memberi saya talenta di kaki saya," ujar dia.

3. Karimi lari dari Afghanistan demi masa depan

Atlet Para Renang Refugee Paralympic Team, Abbas Karimi. (instagram.com/abbaskarimiswim)

Karimi terus berlatih, menaruh harapan pada kekuatan kakinya. Dia menjadi juara nasional Afghanistan dalam kompetisi perdananya.

Sayangnya, Karimi melihat tidak banyak masa depan yang bisa diraihnya jika bertahan di negaranya. Kesalamatannya di tanah kelahirannya yang kerap berperang pun menjadi kekhawatirannya.

Pada usianya yang ke-16, Karimi menyusun strategi untuk melarikan diri. Dia terbang ke Iran dan mulai perjalanan tiga hari melalui pegunungan Zagros.

Karimi menjalani perjalanan mengerikan yang memaksanya bertahan di kondisi ekstrem dari Iran ke Turki. Ketakutan terbesarnya kala itu adalah tertangkap tentara Iran dan dikembalikan ke Afghanistan.

Beruntung bagi Karimi bisa tiba di Turki dan berakhir di sebuah kamp pengungsi untuk anak yatim piatu. Sepanjang 2013-2016, ia menjalani hari-hari di kamp pengungsian dan tetap berlatih ke kolam renang setiap hari.

Baca Juga: Veteran Perang Afghanistan Jaco van Gass Raih Emas Paralimpiade

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya