TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Makin Aman dan Fair, Sederet Aturan Baru ini Berlaku di MotoGP 2022

Meski bersaing ketat, keselamatan pembalap tetap yang utama

Francesco Bagnaia dan Fabio Quartararo. (motogp.com)

Motor MotoGP era kekinian makin penuh dengan inovasi yang membuat performa motor dan top speed di lintasan semakin meningkat. Akibatnya, kompetisi di trek tertentu menjadi sangat panas, bahkan cenderung berbahaya.

Tak aneh jika Grand Prix Commission (GPC) mengeluarkan update terbaru untuk regulasi MotoGP 2022 dari segi olahraga, teknis, disiplin, dan medis. Tujuannya tentu untuk membuat kompetisi ini semakin fair dan aman bagi pembalap.

Disarikan dari Asphalt & Rubber dan laman resmi MotoGP, berikut beberapa aturan baru yang mulai diterapkan tahun ini.

1. Usia minimal pembalap makin dewasa

Kelahiran 2000, Raul Fernandez jadi pembalap termuda di kelas premier. (motogp.com)

GPC mengesahkan aturan mengenai usia minimal pembalap yang bisa mengikuti ajang MotoGP. Untuk Moto3 dan Moto2, usia minimal pembalap adalah 16 tahun. Sementara di kelas MotoGP, pembalap minimal berusia 18 tahun. Untuk tahun 2023, usia minimal di semua kelas menjadi 18 tahun.

Pada kelas Moto3, ada usia khusus yang diperbolehkan bagi pemenang FIM Moto3 Junior World Championship atau Red Bull MotoGP Rookies Cup. Tidak mengikuti aturan di atas, usia minimalnya menjadi 16 tahun pada 2023 dan 17 tahun pada 2024.

Aturan usia ini juga berlaku bagi pembalap pengganti dan pembalap wildcard. Untuk Moto2 dan Moto3, pembalap pengganti dan wildcard pada tahun 2022 harus berusia minimal 17 tahun.

2. Waktu kualifikasi berubah dari 107% menjadi 105%

Franco Morbidelli dan Luca Marini saat sesi latihan bebas di GP Emilia Romagna. (motogp.com)

Mulai tahun ini, ada aturan baru untuk sesi kualifikasi. Pembalap di semua kelas harus mencapai waktu setidaknya 105% dari waktu yang dicatat oleh pembalap tercepat di sesi latihan bebas atau kualifikasi.

Dilansir dari Asphalt & Rubber, berikut ini gambaran perhitungan persentase waktu pada sesi kualifikasi. Misal, sebagian besar sirkuit memiliki lap time antara 1 menit 30 detik dan 1 menit 50 detik sehingga rata-rata waktunya sekitar 1 menit 40 detik atau jika dibulatkan menjadi 100 detik. Jadi, dengan ketentuan baru 105%, batas waktu kualifikasi menjadi 5 detik di belakang pengendara tercepat.  

Ketentuan ini tampaknya tak akan menjadi masalah. Sudah lama sejak seorang pembalap melanggar aturan 107%. Jika aturannya menjadi 105% untuk kualifikasi, pembalap yang tak lolos aturan ini hanya Christophe Ponssin, pembalap pengganti yang menggantikan Tito Rabat yang cedera di Misano pada tahun 2018.

Baca Juga: Rahasia Perkasanya Ducati Desmosedici di MotoGP

3. Agar makin aman, ada tambahan ukuran baru untuk rem cakram yang digunakan

ilustrasi rem cakram MotoGP (motogp.com)

Aturan teknis yang mulai berlaku tahun ini salah satunya ukuran cakram rem. Untuk setiap balapan, tim harus memilih salah satu ukuran, yakni 320mm, 340mm, atau 355mm.

Ukuran cakram yang diperbesar tentu sebagai respons terhadap masalah pengereman yang terjadi di sirkuit seperti Red Bull Ring di Spielberg. Sebagai contoh, tahun 2020, Maverick Vinales mengalami kecelakaan yang mengerikan di sirkuit ini karena masalah rem.

Ini pun semakin menekankan pentingnya pengereman dalam ajang balap motor. Untuk mengejar performa yang apik, pengereman saat masuk tikungan adalah titik yang penting untuk bisa berada di depan pembalap lain.

Untuk alasan keamanan, pada sirkuit tertentu diwajibkan menggunakan cakram rem berukuran 340mm atau 355mm jika dinyatakan sebagai balapan kering oleh Race Director. Ketentuan ini berlaku di Sirkuit Motegi, Spielberg, dan Buriram.

4. Makin lengkap, bagian aero body motor harus dilaporkan dengan model 3D CAD

Alex Marquez saat tes pramusim di Jerez. (motogp.com)

Sebagai tambahan dari aturan teknis tentang pengereman, GPC pun menambahkan aturan baru pada bagian aerodinamika motor. Mulai tahun 2022, setiap pabrikan wajib menyerahkan gambar 3D CAD atau sampel dari bagian aero body motor mereka pada Direktur Teknik MotoGP.

Sebelumnya, sampel atau gambar detail saja sudah cukup. Dengan gambar 3D CAD, selain data dimensi, akan lebih banyak informasi mengenai bagian sayap dan tonjolan aerodinamis yang bisa diperiksa.

5. Pemeriksaan kelayakan pembalap pasca cedera semakin ketat

ilustrasi Marc Marquez mengalami kecelakaan (motogp.com)

Aturan baru yang perubahannya paling terasa tampaknya ada di bagian medis. Ini sebagai respons dari banyaknya kasus pembalap cedera.

Saat seorang pembalap sembuh dari cedera berat dan akan kembali berlaga di lintasan, harus ada bukti lengkap tentang kondisinya. Laporan ini wajib dipertimbangkan oleh tim medis MotoGP ketika mengevaluasi kondisi pemulihan pascacedera berat seperti gegar otak, cedera perut atau toraks, dan cedera musculoskeletal, seperti patah tulang yang memerlukan pembedahan dan patah tulang majemuk atau kompleks.

Masih berhubungan dengan masalah medis, helm pengendara yang dibawa ke pusat medis untuk pemeriksaan setelah kecelakaan pun akan diperiksa secara rinci. Dalam kasus kecelakaan yang mengakibatkan cedera kepala, termasuk gegar otak atau kehilangan kesadaran, helm pembalap harus dibawa ke Laboratorium FIM di Universitas Zaragoza untuk dilakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Jack Miller Ingin Mengikuti Jejak Kesuksesan Casey Stoner di MotoGP

Verified Writer

Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya