TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lima Hari Sebelum Berangkat ke Tokyo, KOI Karantina Atlet

Atlet Olimpiade mendapatkan proteksi dari KOI

Monumen Cincin Olimpiade terlihat di depan kantor pusat Komite Olimpiade Jepang (JOC) dekat Stadion Nasional, stadion utama untuk perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 yang ditunda ke 2021 akibat pandemi virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, Rabu (23/6/2021), di hari yang menandai satu bulan menjelang pembukaan Olimpiade. ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato.

Jakarta, IDN Times - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menerapkan pengetatan protokol kesehatan untuk atlet, pelatih, dan ofisial jelang keberangkatan menuju Jepang dalam rangka Olimpiade 2020. Mereka bakal menjalani karantina selama lima hari.

Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari menjelaskan karantina diberlakukan dengan pertimbangan situasi PPKM Darurat di Jawa-Bali. Empat cabor yakni angkat besi, panahan, atletik, renang akan difokuskan di Jakarta. Sementara itu, rowing dikarantina di Pengalengan, sedangkan surfing di Bali.

“Renang, angkat besi, dan panahan akan kami karantina di Hotel Fairmont mulai Selasa (13/7/2021). Untuk rowing dan surfing karena posisinya di luar Jakarta, kami akan mengirim standar karantina mandiri yang harus dipatuhi hingga keberangkatan ke Jepang. Sedangkan atletik baru masuk karantina pada 20 Juli karena mereka baru dijadwalkan berangkat pada 24 Juli,” kata Okto dalam keterangan resminya.

Baca Juga: Drawing Bulu Tangkis Olimpiade 2020: Kevin/Marcus Masuk Grup Neraka

1. KOI akan tetap mengakomodasi kebutuhan atlet

Dalam karantina nanti, KOI akan tetap mengakomodasi kebutuhan atlet untuk berlatih. Okto menjelaskan, latihan akan menerapkan sistem bubble, yakni setiap atlet akan diantar ke pusat latihan dengan pengawasan tim support dari KOI yang juga menjalani karantina.

“Kami memproteksi semua yang terlibat, sehingga kami juga menyertakan tim pendukung untuk melakukan pengawasan superketat selama beraktivitas pada masa karantina, termasuk saat latihan. NOC Indonesia juga akan mengirim surat kepada PBSI agar mengetatkan prokes selama berada di Jepang,” ujar Okto.

2. CdM pastikan atlet dalam keadaan sehat

Presiden Jokowi melepas kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo 2020 (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Terpisah, Chef de Mission (CdM), Rosan Roeslani, memastikan semua yang masuk karantina dalam keadaan sehat dan terbebas dari paparan COVID-19. Sebelum masuk karantina, atlet dan ofisial wajib menjalani swab PCR Test sebanyak dua kali dan mendapat hasil negatif sebagai syarat masuk bubble system.

“Selama masa karantina, atlet juga wajib membatasi interaksi dengan atlet-atlet lainnya, baik di hotel atau saat di arena latihan. Semua juga wajib taat dan mengetatkan protokol kesehatan. Ini langkah preventif dari CdM dan NOC sebagai upaya meminimalkan risiko-risiko jika terjadi sesuatu,” kata Rosan.

Baca Juga: Bonus Miliaran Rupiah Menanti Atlet Olimpiade Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya