Apa Itu Drag Reduction System di Formula 1?

- DRS adalah sistem yang memungkinkan pembalap meningkatkan kecepatan di lintasan lurus dengan membuka sayap belakang saat mobil balap melaju dalam jarak 1 detik dari lawan di depan.
- DRS hanya bisa digunakan di zona khusus yang disebut zona DRS, dengan jumlah dan panjang zona DRS berbeda di tiap sirkuit karena ditentukan penyelenggara balapan dan Federasi Otomotif Internasional (FIA).
- DRS tidak bisa digunakan dalam 2 putaran pertama balapan Formula 1 dan saat atau setelah netralisasi, yaitu periode Safety Car dan Virtual Safety Car. Selain itu, sistem ini juga tidak bisa digunakan saat hujan.
Pernah melihat mobil balap Formula 1 dengan sayap belakang terbuka? Kondisi itu bertujuan mengurangi hambatan dan memperoleh kecepatan tertinggi. Dalam kondisi itu, Drag Reduction System (DRS) sedang aktif.
DRS adalah sistem kontroversial Formula 1 yang dikendalikan pembalap. Tujuannya adalah membantu pembalap menyalip dan meningkatkan peluang balapan wheel-to-wheel. Dengan demikian, apa itu Drag Reduction System di Formula 1?
1. DRS adalah sistem yang membantu pembalap menyalip, tetapi sering dikritik
DRS menjadi sistem yang mempermudah pembalap Formula 1 menyalip. Sistem itu memungkinkan pembalap meningkatkan kecepatan di lintasan lurus dengan membuka sayap belakang saat mobil balap melaju dalam jarak 1 detik dari lawan di depan. Dengan sistem itu, hambatan sayap belakang menjadi hilang.
DRS sering dikritik karena pembalap Formula 1 dapat bersaing dengan lawan di depan secara artifisial. Sistem itu sering diklaim mengurangi keterampilan pembalap untuk melakukan manuver menyalip yang menantang. Bahkan, sistem itu dipandang sebelah mata oleh Juan Pablo Montoya, mantan pembalap Formula 1 dan pemenang dua Indianapolis 500.
Juan Pablo Montoya menganggap DRS sama seperti memberikan photoshop kepada Pablo Picasso. Akan tetapi, itu bukan sistem sederhana yang otomatis membuat pembalap Formula 1 menyalip lawan di depan. Sistem itu bertujuan membantu pembalap menyalip saat terjebak dalam udara kotor dan bergejolak.
DRS memakai aktuator yang mengendalikan penutup di tengah sayap belakang mobil balap Formula 1. Penutup itu bisa dibuka saat pembalap menekan tombol pada setir. Oleh karena itu, penutup yang terbuka akan mengurangi area permukaan sayap belakang sehingga menekan hambatan aerodinamik dan meningkatkan kecepatan.
2. DRS menjadi solusi yang diperkenalkan pada 2011 karena Formula 1 kekurangan aksi menyalip
Pada 2011, DRS diperkenalkan sebagai solusi dari Manajemen Formula Satu (FOM) karena Formula 1 kekurangan aksi menyalip. Sistem itu hanya aktif di lintasan lurus karena tidak bergantung downforce. Sebelum tikungan, sistem itu nonaktif sehingga sayap belakang menutup kembali dan pembalap bisa berbelok dengan downforce optimal.
Saat berbelok, membiarkan sayap belakang mobil balap terbuka bisa menimbulkan konsekuensi parah. Marcus Ericsson, misalnya, yang mengalami kecelakaan di Sirkuit Monza. Sayap belakang mobil balapnya gagal menutup sehingga dirinya kehilangan kendali dan terguling beberapa kali.
DRS tidak bisa digunakan dalam 2 putaran pertama balapan Formula 1 dan saat atau setelah netralisasi, yaitu periode Safety Car dan Virtual Safety Car. Selain itu, sistem ini juga tidak bisa digunakan saat hujan. Alasannya, mobil balap memerlukan lebih banyak downforce saat hujan untuk mengurangi kemungkinan slide atau meluncur.
3. DRS hanya bisa digunakan di zona khusus, bukan seluruh area sirkuit
DRS hanya bisa digunakan di zona khusus yang disebut zona DRS. Tujuannya adalah memastikan keselamatan dan menjaga balapan Formula 1 tetap kompetitif. Jumlah dan panjang zona DRS berbeda di tiap sirkuit karena ditentukan penyelenggara balapan dan Federasi Otomotif Internasional (FIA).
Sebagian besar sirkuit memiliki dua zona DRS, tetapi ada pengecualian. Sirkuit Monako hanya memiliki satu zona DRS. Sementara, Sirkuit Bahrain memiliki tiga zona DRS.
Untuk menggunakan DRS, pembalap Formula 1 harus melaju dalam jarak 1 detik dari lawan di depan. Kondisi itu diukur di titik deteksi. Titik itu berada tepat sebelum zona DRS.
Dengan DRS yang aktif, sayap belakang mobil balap Formula 1 akan terbuka hingga 85 milimeter. Downforce yang hilang karena sayap belakang terbuka akan menghasilkan kecepatan tambahan sekitar 15 kilometer/jam. Akan tetapi, angka pastinya bergantung terhadap faktor seperti panjang lintasan lurus dan jumlah angin.
Tidak hanya di Formula 1, Drag Reduction System juga digunakan di Formula 2 dan Formula 3. Selain itu, kejuaraan DTM juga menggunakan sistem ini. Dengan demikian, Drag Reduction System adalah bukti konkret kompleksitas mekanis dalam motorsport, terutama Formula 1.