Cita Rasa Kuliner Italia di Tenda Pertamina Enduro VR46 Racing Team
Mandalika, IDN Times - Area paddock menjadi salah satu yang sentral bagi para pembalap MotoGP dalam setiap seri, termasuk Pertamina Grand Prix of Indonesia di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Jumat (3/10/2025) hingga hari ini. Sama seperti pit, paddock begitu penting karena bisa menyediakan berbagai kebutuhan para pembalap.
Tenda hospitality yang menjadi bagian dari area paddock juga punya peran krusial demi menyediakan makanan untuk para pembalap. IDN Times mendapatkan kesempatan mencicipi nikmatnya tenda hospitality Pertamina Enduro VR46 Racing Team.
Sesuai dengan asal negara tim ini, layanan yang disajikan begitu kental dengan cita rasa Italia. Berbagai makanannya khas dari Negeri Pizza. Bagaimana sih rasanya?
1. Pasta yang kuat dengan cita rasa Negeri Pizza
Menu seperti pasta, sayuran, hingga protein seperti daging ayam, sapi, serta seafood, disajikan selama tiga hari balapan. Para pembalap serta tamu undangan dibebaskan memilih menu yang mereka suka.
IDN Times mencoba menu pasta, dipadukan sayuran, seafood, dan ayam. Sensasi pasta yang dikonsumsi begitu al dente, dengan saus keju yang begitu gurih dan gak bikin eneg.
Lalu, ayam yang dikonsumsi tak terlalu kuat rasanya. Rasa smoky begitu dominan, karena dimasak dengan dipanggang.
2. Sayurannya segar
Sayur-sayuran yang disajikan juga beragam. Ada terong panggang, lalu beberapa sayuran segar disajikan, bahkan ada beberapa yang dingin. Terong panggang menjadi salah satu yang paling diburu, karena cita rasa unik dan khas Mediteranean.
Kemudian, ada juga seafood yang dicoba yakni tentakel gurita. Rasanya bebas dari amis, kenyal, tapi tidak terlalu kaya akan bumbu.
3. Disiapkan roti untuk scarpetta
Nah, yang makin menguatkan cita rasa Italia dalam tenda adalah kehadiran roti di meja makan. Roti bukan sembarang disajikan, karena diharapkan pengunjung juga bisa menerapkan tradisi scarpetta, yakni menghabiskan saus yang tersisa di atas piring.
Bahan-bahan makanan juga ada yang berasal dari Italia. Namun, sebesar 50 persen lainnya dibeli di Indonesia pula.
