David Alonso, Pembalap Kolombia Pertama yang Menang Grand Prix

David Alonso sejatinya baru pertama kali balapan di Sirkuit Silverstone. Tak heran, saat sesi latihan bebas dan kualifikasi ia tampil kedodoran. Pembalap bernomor 80 ini harus memulai balapan dari posisi ke-28 di lintasan sepanjang 5,9 km itu.

Kendati start dari posisi buncit, Alonso tak patah semangat. Saat lampu hijau dimulai, ia sudah tampil trengginas sejak putaran awal. Alonso bisa memimpin balapan pada lap 6 sebelum terlibat aksi saling menyalip dengan pembalap lain. Kalah saing, ia sempat tersingkir dari posisi depan.

Seri Moto3 Inggris memang berlangsung sangat kompetitif. Untuk 17 pembalap terdepan, selisihnya kurang dari 2 detik saja. Aksi adu sikut pun terjadi di banyak tikungan pada setiap putaran.

Alonso baru sanggup merebut kembali posisi terdepan pada lap 13. Sayangnya, ia masih harus terlibat persaingan sengit dengan para rivalnya. Pada lap terakhir, Alonso bersaing ketat dengan Daniel Holgado, Denis Oncu, dan Ayumu Sasaki.

Aksi memukau terjadi pada lap terakhir. Alonso bisa mengasapi pembalap yang lebih senior di sektor terakhir dan berhasil finis dengan selisih 0,152 detik. Sasaki finis P2, disusul oleh pemimpin klasemen Holgado yang finis P3.

“Aku mulai dari belakang dan aku tahu balapannya akan sulit. Lalu, aku berkata pada diri sendiri: ‘Kamu bisa melakukannya.’ Aku percaya pada diri sendiri dan hanya fokus pada satu hal: finis sekuat mungkin. Aku tak punya strategi, aku hanya fokus pada balapan,” kata Alonso seperti dilansir Speedweek.

Usai melewati garis finis di Sirkuit Silverstone, David Alonso menobatkan diri sebagai pembalap Kolombia pertama yang menang di balapan Grand Prix. Perlu dicatat, ini bukan podium pertama Alonso. Sebelumnya, ia pernah finis P2 meski start P16 di Sirkuit Jerez.

Prestasi Alonso membawa Kolombia menjadi negara Amerika Latin ke-4 yang pembalapnya bisa menaiki podium setelah Argentina, Brazil, dan Venezuela. Ini juga menempatkan Kolombia sebagai negara berbeda ke-13 yang menang di Moto3 dan ke-30 di balapan Grand Prix.

Sebelum Alonso, tak ada pembalap Kolombia yang bisa menaiki podium, termasuk Martin Cardenas dan Yonny Hernandez. Cardenas merupakan orang Kolombia pertama yang berkompetisi semusim penuh di kelas 250cc.

Sementara itu, Hernandez beraksi pada beberapa kelas. Ia hampir 3 tahun di Moto2, 5 musim sebagai pembalap CRT di MotoGP, dan mengaspal di MotoE pada 2021. Hasil terbaiknya adalah finis P6 di Moto2, P7 di MotoGP, dan P5 di MotoE.

David Alonso punya kans menyusul pembalap senior Amerika Latin yang pernah jadi juara. Dulu ada Johnny Cecotto dari Venezuela yang merupakan juara dunia kelas 350cc. Ada juga Carlos Lavado yang merupakan juara dunia kelas 250cc.

Kemampuan balap David Alonso memang patut diacungi jempol. Bagaimanapun, Alonso masih berstatus rookie di Moto3 2023. Sampai dengan seri Inggris, ia menempati peringkat ke-6 klasemen sementara dengan raihan 90 poin. Ia unggul dibandingkan pembalap debutan lainnya.

Kendati rookie, pengalaman balap Alonso bukan kaleng-kaleng. Pada 2021, ia merupakan peraih gelar di kejuaraan Rookies Cup ketika berusia 15 tahun 5 bulan dan 26 hari. Ia juga sempat menjadi pembalap wildcard Moto3 pada tahun yang sama di Sirkuit Misano. Kemudian, setahun berselang, ia berlaga di Sirkuit Portimao.

Sebagai pembalap junior, ia tentu punya idola dalam membalap. Beberapa pembalap jadi referensinya untuk beraksi di atas lintasan. Salah satunya adalah Brad Binder.

“Referensiku adalah Brad Binder. Aku pernah melihatnya menang di Jerez meski start dari posisi terakhir. Itu adalah kemenangan pertamanya (yang terjadi pada 2016). Jadi, aku bertanya kepada diriku sendiri mengapa aku tak bisa?” kata Alonso dilansir Corsedimoto.

Alonso juga mengagumi sosok Marc Marquez. Pembalap andalan Honda ini juga pernah comeback saat start dari posisi ke-33, tetapi kemudian menang di Moto2 Valencia 11 tahun lalu. Selain Binder dan Marquez, Alonso juga mengidolakan Casey Stoner.

Kolombia punya jagoan baru. Masih berusia 17 tahun, David Alonso punya masa depan panjang untuk meniti karier di ajang Grand Prix. Bisakah Alonso merebut gelar juara dunia pada masa depan?