Duh! Gelaran MotoGP Thailand 2021 Resmi Dibatalkan
Jakarta, IDN Times - Gelaran MotoGP Thailand 2021 yang akan dihelat di Sirkuit Internasional Buriram, 15 sampai 17 Oktober mendatang, resmi dibatalkan. Operator MotoGP, Dorna, mengonfirmasi kabar tersebut pada Kamis (22/7/2021) siang.
"FIM, IRTA, dan Dorna dengan sangat menyesal mengumumkan bahwa GP Thailand, yang sedianya akan digelar pada 15 sampai 17 Otober mendatang, harus dibatalkan," ujar pernyataan resmi Dorna, dilansir Crash.
1. Pandemik COVID-19 jadi alasan penundaan ini
Lebih lanjut, Dorna menjelaskan bahwa pembatalan MotoGP 2021 Thailand ini merupakan akibat dari meningkatkan kasus COVID-19 di Thailand. Belum lagi, ada beberapa pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah.
"Meski kami sudah berusaha keras, pandemik COVID-19 yang sedang meningkat, serta beberapa pembatasan yang diterapkan mengharuskan kami membatalkan MotoGP 2021 Thailand. Kami berharap, pada 2022 nanti, Buriram bisa kembali menggelar MotoGP lagi," cuit Dorna.
2. Dorna sudah siapkan jadwal pengganti
Dorna menyebut, saat ini mereka tengah berdiskusi dengan beberapa pihak terkait GP pengganti Buriram ini. Mereka masih belum mengumumkan sirkuit mana yang nantinya akan menggantikan tempat Buriram di 2021 ini.
"Sekarang kami tengah mempertimbangkan sirkuit pengganti Buriram ini. Kami akan segera mengeluarkan pemberitahuan jika kami sudah memutuskan GP pengganti dari Thailand ini," ujar pernyataan resmi Dorna.
3. Pembatalan untuk kedua kalinya di Thailand
Pembatalan ini jadi yang kedua kalinya terjadi di MotoGP Thailand secara dua tahun berturut-turut. Pada 2020, GP Thailand juga dibatalkan di tengah merebaknya kasus COVID-19 di wilayah Asia Tenggara.
Pembatalan ini sendiri jadi sesuatu yang disayangkan. Setelah bergabung ke dalam kalender MotoGP per 2018, Buriram mulai mendapatkan perhatian. Mereka jadi opsi lain bagi pecinta MotoGP untuk menyaksikan balapan secara langsung, selain di Sepang, Malaysia.
Pada 2019, MotoGP Thailand membukukan total penonton tertinggi sepanjang musim, yakni 226.655 orang, dengan total pendapatan sebesar 95 juta euro. Sayang, situasi pandemik COVID-19, sampai kini, membuat nasib Buriram masih tidak menentu.