Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jack Miller pada GP Indonesia 2022 (motogp.com)

Kabar kurang menyenangkan menghampiri Ducati. Teknologi yang dikembangkan mereka yaitu Front Ride Height Device (Front-RHD) resmi dilarang pemakaiannya pada musim 2023 mendatang.

Tentu, hal ini menjadi kenyataan pahit yang harus diterima skuad Borgo Panigale. Padahal, ada waktu dan biaya yang sudah mereka keluarkan demi terwujudnya salah satu teknologi pada motor Desmosedici.

1. Keputusan pelarangan Front-RHD disampaikan oleh Grand Prix Commission

Francesco Bagnaia pada GP Indonesia 2022 (motogp.com)

Keputusan pelarangan Front-RHD disampaikan oleh pihak Grand Prix Commission. Hal ini sudah dibicarakan pada pertemuan yang digelar di Lusail pada 4 Maret 2022 lalu. Oleh karena itu, perangkat tersebut tak bisa lagi disematkan pada motor pada musim 2023 mendatang.

“Selama pertemuan Komisi yang digelar di Lusail pada 4 Maret 2022, delegasi  Grand Prix Commission diminta untuk mempertimbangkan dua pertimbangan alternatif pada masalah ini (Front-RHD). 

Keduanya punya tujuan untuk mencegah peningkatan performa lebih lanjut dan peningkatan biaya pengembangan. Setelah mempertimbangkan usulan, regulasi lebih lanjut telah disetujui secara bulat. Penggunaan perangkat yang mengubah atau mengatur front ride height pada motor selama bergerak dilarang,” bunyi pernyataan resmi Grand Prix Commision dilansir GPOne.

2. Front-RHD dilarang, holeshot device masih bisa dipakai

Jorge Martin pada tes pramusim di Mandalika (motogp.com)

Meski penggunaan Front-RHD dilarang, manufaktur masih diperbolehkan untuk menggunakan holeshot device saat balapan. Perlu diketahui, holeshot device merupakan perangkat yang dapat digunakan satu kali saat start balapan.

Dikutip Crash, baik holeshot device maupun Front-RHD sama-sama punya fungsi untuk menambah akselerasi motor dan mengurangi wheelie. Bedanya, holeshot digunakan satu kali saat start. Sementara itu, Front-RHD dapat digunakan beberapa kali saat motor dalam kondisi motor bergerak.

3. Sistem pengaktifan Front-RHD lebih rumit ketimbang holeshot device

Johann Zarco pada GP Indonesia 2022 (motogp.com)

Selain waktu penggunaan, sistem pengaktifan Front-RHD juga lebih rumit ketimbang holeshot device. Sistem dipicu oleh pembalap dengan menekan tombol saat masuk ke tikungan.

Kemudian, motor akan mengalami penurunan ketinggian secara otomatis saat keluar tikungan. Memang, holeshot device dan sistem ride-height punya hardware yang sama.

Namun, motor bisa mengalami penurunan ketinggian lebih banyak saat holeshot dipakai ketimbang saat ride-height device dipakai dalam kondisi motor dipacu. Ini karena ketika start motor dalam kondisi diam sehingga memungkinkan penurunan ketinggian motor yang jauh lebih besar.

4. Manufaktur lain menolak kehadiran Front-RHD, Lin Jarvis sebut alasannya

Lin Jarvis (motogp.com)

Implementasi Front-RHD menjadi topik hangat pada awal musim 2022. Pasalnya, Ducati menyematkan perangkat tersebut saat sesi tes pramusim di Sepang pada motor pembalap Pramac Racing Johann Zarco.

Hal tersebut memantik respons dari manufaktur lainnya yang menolak kehadiran Front-RHD. Penolakan itu disampaikan oleh Managing Director Yamaha Racing Lin Jarvis dengan menyebut alasan penolakan dari manufaktur lain terkait biaya pengembangan dan keselamatan pembalap. 

“Apakah Front-RHD benar-benar membuat balapan jadi lebih baik? Aku meragukan itu. Itu benar-benar menjadi sangat rumit. Lebih banyak hal yang dapat berjalan tidak baik, lebih banyak perangkat yang harus dioperasikan pembalap. Untuk masalah keamanan, pengurangan kecepatan serta biaya, kami tidak mendukung perangkat baru,” ujar Lin Jarvis dikutip Crash.

5. Ducati dikenal sebagai pionir pengembangan holeshot system

Johann Zarco saat tes pramusim di Sepang (motogp.com)

Ducati dikenal sebagai pionir dalam pengembangan holeshot system. Semua berawal pada GP Thailand 2018. Saat itu, Ducati menyematkan holeshot device pada motor Jack Miller yang saat itu masih memperkuat Pramac Racing. 

Fungsi holeshot device adalah merendahkan bagian belakang motor. Hal ini membuat adanya penurunan pusat gravitasi pada motor sehingga wheelie tidak terjadi. Adapun bagian belakang motor akan kembali ke posisi ketinggian semula saat pembalap menekan rem ketika akan memasuki tikungan pertama.

Evolusi dari perangkat tersebut adalah rear ride height device (Rear-RHD). Tujuan penggunaan Rear-RHD sama seperti holeshot device. Bedanya, Rear-RHD bisa dipakai saat motor melaju dan diaktifkan ketika exit corner

 

Holeshot system pada Desmosedici makin lengkap dengan hadirnya Front-RHD. Namun, dengan adanya pelarangan pemakaian maka praktis hanya holeshot device dan Rear-RHD saja yang bisa disematkan pada motor.

Apakah kalian sepakat dengan pelarangan Front-RHD? Atau, justru malah sebaliknya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team