4 Fakta Menarik dari Final Thailand Open 2018

Finalnya digelar hari ini, Indonesia berpeluang raih 3 gelar

Turnamen bulutangkis Thailand Open 2018 memasuki babak akhir. Hari ini, Minggu (15/7/2018), turnamen BWF level Super 500 berhadiah 350 ribu dolar ini akan menggelar lima pertandingan final yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran.

Indonesia mengirimkan tiga wakil di final Thailand Open 2018. Ini merupakan jumlah terbanyak dibanding pencapaian dalam beberapa tahun terakhir. Berikut fakta-fakta menarik final Thailand Open 2018.

1. Indonesia bisa melanjutkan tradisi juara di Thailand Open

4 Fakta Menarik dari Final Thailand Open 2018twitter.com/inabadminton

Indonesia memiliki tiga wakil yang akan tampil di final Thailand Open 2018 yang digelar Minggu (15/7/2018). Yakni Tommy Sugiarto di tunggal putra, pasangan Greysia Polii/Apriani Rahayu di ganda putri dan pasangan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di nomor ganda campuran. Tampilnya tiga wakil di final membuat Indonesia berpeluang melanjutkan tradisi juara di Thailand Open.

Ya, di lima penyelenggaraan terakhir Thailand Open, pemain-pemain Indonesia selalu bisa membawa pulang minimal satu gelar. Dimulai dari tahun 2012 ketika Sony Dwi Kuncoro jadi juara tunggal putra. Di tahun 2013, Indonesia bisa meraih 2 gelar lewat ganda putri Nitya Krishinda/Greysia Polii dan ganda campuran Markis Kido/Pia Zebadiah.

Tahun 2014 turnamen tidak digelar. Lalu, di tahun 2015, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf jadi juara ganda putra. Di tahun 2016, giliran Berry Angriawan/Hardianto jadi juara ganda putra. Dan, tahun lalu, Indonesia meraih dua gelar lewat Berry/Hardi dan Greysia Polii/Apriani. 

Bagaimana tahun ini? Semoga tiga pemain Indonesia bisa tampil di podium tertinggi alias menjadi juara.

2. Hanya Greysia/Apriyani satu-satunya juara bertahan yang kembali tampil di final

4 Fakta Menarik dari Final Thailand Open 2018badmintonindonesia.org

Dari 10 orang finalis yang tampil di final Thailand Open 2018, hanya satu saja pemain yang merupakan juara bertahan. Yakni ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Artinya, hanya di ganda putri, masih terbuka kemungkinan juara bertahan bisa mempertahankan gelarnya. Greysia/Apriani melaju ke final setelah mengalahkan ganda putri Jepang, Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto 21-15, 21-18 di semifinal.

Di final, Greysia/Apriani yang menjadi unggulan 4, akan kembali menghadapi ganda Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi yang jadi unggulan 3. Selama ini, ganda peraih medali emas Olimpiade 2016 ini kerap kali menjadi batu sandungan bagi mereka. Faktanya, di lima pertemuan sebelumnya, Greysia/Apriani selalu kalah. Termasuk di final Indonesia Master 2018 pada Januari lalu.

Sementara di empat nomor lainnya, akan memunculkan juara baru. Ini karena empat juara di sektor lainnya, tidak tampil pada turnamen tahun ini. Termasuk ganda putra Indonesia, Berry Angriawan/Hardianto. Juga pemain tuan rumah, Ratchanok Intanon yang mengalami cedera sehingga mengundurkan diri dari turnamen.

3. Final pertama bagi 'calon penerus' Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

4 Fakta Menarik dari Final Thailand Open 2018twitter.com/inabadminton

Final Thailand Open 2018 juga menjadi kesempatan pertama bagi pasangan ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja untuk tampil di laga puncak. Hafiz/Gloria ke final setelah menang meyakinkan atas ganda China, Lu Kai/Chen Lu 21-15, 21-16. 

Sebelumnya, Hafiz memang pernah bolak-balik tampil di final ketika berpasangan dengan Shella Devi Aulia. Termasuk juara Singapore International pada 2015. Sementara Gloria juga pernah tiga kali tampil di final ketika bermain bersma Edi Subakhtiar. Diantaranya juara Austria Open 2015. 

Namun, sejak Hafiz (23 tahun) berpasangan dengan Gloria (24 tahun), mereka belum pernah tampil di final. Karenanya, final Thailand Open 2018 ini menjadi 'pengalaman pertama' sekaligus pembuktian bagi ganda campuran yang acapkali disebut penerus nya Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir ini.

Dan memang, dari sekian banyak ganda campuran muda Indonesia saat ini, Hafiz/Gloria salah satu yang diharapkan menjadi penerus Tontowi/Liliyana. Di All England Open 2018 pada Maret lalu, Hafiz/Gloria bisa mengalahkan Tontowi/Liliyana di round 2. Pekan lalu, Hafiz/Gloria takluk dari seniornya itu di semifinal Indonesia Open 2018. 

Semoga kali ini, Hafiz/Gloria yang akan menghadapi ganda Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock, bisa membawa pulang gelar dari Thailand Open 2018.  

Dikutip dari badmintonindonesia.org, Gloria mengaku siap senang bisa tampil di final pertamanya. Namun, dia tidak mau terlalu senang karena ingin fokus di pertandingan. "Kami mencoba berpikir positif saat bertanding di lapangan dan saling percaya sama partner," kata Gloria dikutip dari badmintonindonesia.org.

 

4. Ulangan final tunggal putri Kejuaraan Dunia 2017

4 Fakta Menarik dari Final Thailand Open 2018www.india.com

Salah satu laga final paling menarik tersaji di nomor tunggal putri. Dua dari 10 tunggal putri terbaik dunia saat ini, Pusarla Sindhu dari India akan bertemu Nozomi Okuhara dari Jepang. Sindhu lolos ke final setelah menang rubber game atas tunggal putri rising star Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Sementara Okuhara menang atas pemain Amerika Serikat, Beiwen Zhang.

Kedua pemain telah bertemu 10 kali dan berbagi kemenangan. Di pertemuan terakhir, Sindhu menang di perempat final All England Open 2018 pada Maret lalu seperti dikutip dari hindustantimes.com.

  

Namun, pertemuan Sindhu melawan Okuhara yang paling diingat adalah duela mereka di final Kejuaraan Dunia 2017 di Glasgow, Skotlandia pada Agustus tahun lalu. Kala itu, Okuhara menjadi juara setelah mengalahkan Sindhu dengan rubber game. Bagaimana kali ini?

4. Pertama kali sejak 1984, Jepang mendominasi final Thailand Open

4 Fakta Menarik dari Final Thailand Open 2018Bwfbadminton.com

Sejak Thailand Open digelar pada tahun 1984, baru kali ini pemain-pemain Jepang berhasil mendominasi final. Ada lima pemain Jepang yang main di final. Selain Nozomi Okuhara dan ganda putri Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, juga ada tunggal putra Kanta Tsuneyama yang lolos ke final usai mengalahkan pemain Indonesia, Son Dwi Kuncoro di semifinal.

Bahkan, mereka sudah memastikan satu gelar di sektor ganda putra karena terjadi All Japan Final antara Takeshi Kamura/Keigo Sonoda melawan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe seperti dikutip dari bwfworldtour.com

Sejak Thailand Open digelar tahun 1984 hingga tahun lalu, Jepang baru bisa meraih satu gelar di turnamen ini. Yakni lewat tunggal putri Aya Ohori di tahun 2016. Fakta ini menunjukkan bahwa Jepang memang tengah memiliki generasi terbaiknya di bulutangkis. Pemain-pemain Jepang kini hampir selalu naik podium juara. Termasuk di Malaysia Open 2018 dan Indonesia Open 2018 yang digelar pekan lalu.

Hadi Santoso Photo Verified Writer Hadi Santoso

cinta menulis seperti mencintai sepak bola dan bulutangkis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya