Ketika 2 Atlet di Olimpiade Tokyo Berbagi Medali Emas

Gianmarco Tamberi dan Mutaz Barshim raih emas lompat jauh

Jakarta, IDN Times - Momen bersejarah kembali terjadi di Olimpiade Tokyo 2020. Atlet Italia, Gianmarco Tamberi, dan Qatar, Mutaz Barshim, berbagi medali emas usai berlomba di cabang olahraga atletik nomor lompat tinggi putra.

Saat pertandingan lompat tinggi digelar di National Stadium, Minggu (1/8/2021), Tamberi dan Barshim sama-sama mencatatkan lompatan maksimal 2,37 meter. Keduanya tak mampu melompati mistar dalam tiga kali kesempatan saat batas ketinggian mencapai 2,39 meter.

Hasil tersebut membuat keduanya berbagi medali emas. Ini merupakan sejarah anyar, karena untuk pertama kalinya medali emas diraih dua wakil di negara berbeda sejak Olimpiade 1908.

1. Memilih berbagi medali emas daripada melanjutkan pertandingan penentu

Ketika 2 Atlet di Olimpiade Tokyo Berbagi Medali EmasAtlet Italia, Gianmarco Tamberi dan Qatar, Mutaz Barshim, berbagi medali emas usai berlomba di cabang olahraga atletik nomor lompat tinggi putra Olimpiade Tokyo 2020. (athleticsweekly.com).

Sebetulnya, usai gagal dalam tiga kali percobaan di batas ketinggian 2,39 meter,  Tamberi dan Barshim diberi kesempatan untuk melakukan lompatan penentu. Hanya saja, keduanya sepakat untuk tak melakukannya. Mereka memilih berbagi medali emas di ajang empat tahunan ini.

"Apa kami memungkinkan untuk berbagi medali emas bersama (usai mendapat catatan yang sama)?" kata Barshim dikutip Athletics Weekly saat bertanya kepada juri di cabang olahraga ini.

Usai juri memberikan kepastian jika medali emas bisa diraih bersama, keduanya pun akhirnya memilih untuk berbagi. Hal itu membuat medali perak di nomor lompat tinggi dihapus. Sementara, perunggu diraih Atlet Belarusia, Maksim Nedasekau.

Baca Juga: Yulimar Rojas, dari Facebook Hingga Cetak Rekor Lompat Jangkit Dunia

2. Samai rekor berbagi medali emas pada Olimpiade 1908

Sebelumnya, medali emas pernah diberikan kepada dua orang secara bersamaan di ajang empat tahunan edisi 1908, tepatnya 113 tahun lalu. Kala itu cabang olahraga atletik nomor lompat galah melahirkan dua pemenang usai meraih capaian lompatan yang sama. Mereka adalah Edward Tiffin Cook dan Alfred Gilbert, yang sama-sama berasal dari Amerika Serikat.

Usai kejadian itu, beberapa pertandingan di cabang olahraga atletik juga sempat mengulangi momen dua orang meraih medali yang sama. Hanya saja, bukan medali emas, melainkan perak dan perunggu.

Walau dinyatakan berbagi medali, keduanya tetap tercatat menyumbangkan satu medali emas utuh untuk negaranya. Jadi tak ada hitungan masing-masing pemenang hanya meraih setengah emas.

3. Gianmarco Tamberi dan Mutaz Barshim jadi sahabat karib sekaligus saingan

Bagi Tamberi, emas ini terasa begitu spesial. Maklum, dia baru saja sembuh dari cedera parah yang sempat membuatnya hampir berhenti menjadi atlet. Tak hanya itu, dia juga mencatatkan diri sebagai atlet pertama lompat tinggi Italia yang berhasil meraih emas sejak Olimpiade 1980. Dia menyamai catatan Sara Simeoni yang merengkuh prestasi trebagi sebelum Tamberi.

Sementara, Barshim merupakan atlet senior yang sudah meraih prestasi sejak beberapa tahun silam, dia tercatat mendapatkan perunggu di Olimpiade London 2012 dan perak di Olimpiade Rio 2016. 

Dia juga sempat membukukan lompatan terbaiknya yang mencapai 2,43 meter. Itu merupakan catatan terbaik kedua dunia sepanjang sejarah olahraga atletik nomor lompat tinggi. Catatannya hanya kalah dari atlet Kuba, Javier Sotomayor yang mampu mencatatkan lompatan setinggi 2,45 meter pada 1993.

Menariknya, Gianmarco Tamberi dan Mutaz Barshim, merupakan dua sahabat dekat yang terpisah benua. Mereka bahkan saling mendukung saat mengalami cedera parah karena tampil di nomor lompat tinggi.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo Sambut Manusia Tercepat Pengganti Usain Bolt

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya