Sprint Race MotoGP 2023 Mulai Diprotes, Beratkan Pembalap?

Perhitungan FP1 untuk Q2 jadi sorotan

Jakarta, IDN Times - Format anyar di ajang MotoGP 2023 kini mulai menuai protes. Tim-tim yang tampil di ajang balap motor ini keberatan dengan imbas diberlakukannya sprint race. 

Sebagaimana diketahui, Dorna Sport resmi menerapkan format anyar dengan melangsungkan dua balapan dalam setiap seri MotoGP 2023. Terinspirasi dari Formula 1, pembalap menjalani dua balapan, yakni sprint race dan main race.

Alhasil, beberapa perubahan dilakukan untuk mengakomodir sprint race, termasuk soal latihan bebas pertama (FP1) sesi pertama yang masuk perhitungan untuk kualifikasi kedua (Q2). 

1. RNF hingga KTM permasalahkan imbas aturan srpint race MotoGP 2023

Sprint Race MotoGP 2023 Mulai Diprotes, Beratkan Pembalap?Andrea Dovizioso saat tes bersama RNF Racing di Jerez (motogp.com)

Dikutip Speedweek, sebanyak 11 tim MotoGP 2023 sudah menggelar pertemuan untuk membahas masalah tersebut. Di antaranya ada beberapa pabrikan besar seperti CryptoDATA Aprilia RNF hingga Red Bull KTM Factory Racing.

Mereka berdiskusi soal masalah tersebut dalam kesibukannya di GP Belanda beberapa waktu lalu.

Manajer RNF, Wilco Zeeelenberg, menilai jika format soal latihan bebas FP1 pada jumat pagi yang masuk dalam perhitungan babak kualifikasi dua, membuat tim dan pembalap dipersulit musim ini. 

“Sejauh ini, sepanjang akhir pekan pembalap MotoGP harus mendapatkan risiko lebih besar. Seharusnya FP1 yang berlangsung Jumat itu jadi latihan biasa, tak menentukan lolos ke Q2. Coba amati dalam delapan seri yang sudah berjalan, banyak pembalap jadi korban [jatuh],” kata dia.

Baca Juga: 5 Hal yang Bikin MotoGP 2023 Lebih Seru, Ada Sprint Race!

2. RNF nilai jika FP1 seharunya jadi momentum cari setting-an motor terbaik

Sprint Race MotoGP 2023 Mulai Diprotes, Beratkan Pembalap?Jack Miller kembali ke paddock setelah balapan MotoGP Portugal 2023. (motogp.com)

Wilco menyebut, seharunya FP1 jadi momentum pembalap dan tim menyesuaikan diri. Mereka bisa mencari setelan suku cadang dan setting-an motor terbaik menuju sesi penting seperti kualifikasi dan balapan. 

Namun, kata dia, saat ini kondisi yang terjadi justru sebaliknya. Akibat sulit menentukan setelan yang pas pada motor hingga membuat risiko kecelakaan lebih besar terjadi.

Sejauh ini, tim yang melakukan protes itu ingin hanya FP2 saja yang dihitung menentukan kelolosan di Q2. Kemudian, mereka kompak ingin FP3 pada Sabtu, durasinya dipangkas dari yang sebelumnya 30 menjadi 20 menit saja.

Hal itu dilakukan agar para pembalap MotoGP bisa melakukan istirahat lebih baik. Sebab, mereka bakal menjalani sesi penting yang menentukan, yakni kualifikasi dan sprint race. Sehingga, dituntut fisik yang prima agar meminimalkan risiko kecelakaan.

3. Sudah banyak pembalap jadi korban keganasan sprint race MotoGP 2023

Sprint Race MotoGP 2023 Mulai Diprotes, Beratkan Pembalap?salah satu momen balapan MotoGP Jepang 2022 (motogp.com)

Tak hanya itu, Wilco juga menyebut, tim-tim mengkritisi digelarnya sprint race di setiap seri MotoGP 2023. Menurut dia, seharusnya, Dorna Sports, selaku operator balapan ini, mengikuti apa yang sudah dijalankan di Formula 1 yang hanya menerapkan sprint race di enam seri saja. 

Namun, tak semua tim ingin protes soal format hitungan FP1, salah satunya Ducati. Mereka adem ayem karena merasa pembalapnya aman-aman saja dalam menjalani pekan padat. Terlebih, mereka menilai FP 1 perannya krusial dalam menentukan time attack. 

Sejak dijalankannya format sprint race di MotoGP 2023, jumlah kecelakaan yang terjadi cukup banyak. Total, ada 12 pembalap yang terkena nasib nahas tersebut, seperti Marc Marquez, Enea Bastianini, Francesco Bagnaia, Fabio Quartararo, Joan Mir, Alex Rins, Pol dan Aleix Espargaro, Miguel Oliveira, Luca Marini, Jorge Martin, hingga Raul Fernandez. 

Baca Juga: Sprint Race buat Fabio Quartararo Harus Siap Tampil Lebih Konsisten

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya