Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelatih ganda putri pelatnas PBSI, Karel Mainaky (IDN Times/Margith Damanik)
Pelatih ganda putri pelatnas PBSI, Karel Mainaky (IDN Times/Margith Damanik)

Intinya sih...

  • Pelatih ganda putri pelatnas PBSI, Karel Mainaky, mengevaluasi performa Siti Fadia Silva Ramadhanti setelah ditempatkan sebagai pemain rangkap di sektor ganda.
  • Keputusan terkait nasib Fadia akan didiskusikan antara Karel dan Rionny Mainaky untuk mempertimbangkan sektor mana yang lebih cocok buat Fadia.
  • Bermain dalam dua sektor bukan perkara enteng, perlu ada program khusus dan konsistensi Fadia harus diuji lebih lanjut meskipun Karel mengaku tak punya waktu untuk mengubah programnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pelatih ganda putri pelatnas PBSI, Karel Mainaky, menyatakan posisi pasti Siti Fadia Silva Ramadhanti baru akan diketahui setelah Indonesia Open 2025. Sebab, tim pelatih sampai sekarang masih memantau perkembangan performanya usai ditempatkan sebagai pemain rangkap di sektor ganda.

Selama ini, Fadia memang masih berkutat di dua sektor, ganda putri dan campuran. Hingga Piala Sudirman 2025, Fadia masih dimainkan secara rangkap. Meski begitu, Karel sadar jika nasib Fadia harus ditentukan dengan segera.

1. Diskusi dengan Rionny pula

Dejan Ferdinansyah, Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Lanny Tria Mayasari masuk skuad Indonesia di Kejuaraan Beregu Campuran Asia (BAMTC) 2025 (dok.PP PBSI)

Keputusan terkait nasib Fadia juga akan didiskusikan lewat hasil diskusi antara Karel dengan Rionny Mainaky. Nantinya, mereka akan mempertimbangkan sektor mana yang lebih cocok buat Fadia.

"Nanti saya bicara dengan Rionny bagaimana. Tapi, pasti saya harus evaluasi dan putuskan ke depannya," kata Karel ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung.

2. Tak sempat ubah program untuk Fadia

Ganda putri Indonesia, Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti dalam laga melawan India di fase grup D Piala Sudirman 2025 (dok. PP PBSI)

Bermain dalam dua sektor bukan perkara enteng. Sebab, perlu ada program khusus yang disusun buat Fadia. Terlebih, konsistensi Fadia harus diuji lebih lanjut. Meski begitu, Karel mengaku tak punya waktu untuk mengubah program untuk Fadia agar maksimal di dua nomor.

"Ya perubahan program enggak bisa karena sekarang dia di Taiwan, lanjut semua. Jadi sampai Indonesia Open," kata Karel.

3. Kalah di Piala Sudirman bukan karena kelelahan

Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti di perempat final Kejuaraan Beregu Campuran Asia (BAMTC) 2025 (dok. PP PBSI)

Selain beda gaya, main rangkap juga memerlukan fisik dan stamina mumpuni. Ada dugaan Fadia tak maksimal di Piala Sudirman 2025 karena kelelahan akibat main di dua nomor. Namun, Karel menyanggahnya.

"Malah saya tak menyangka dia bisa begitu. Saya pikir, sebelumnya dia sempat jatuh juga tapi mau paksa sampai akhir. Saya pikir sudah cukup bagus. Jadi, ini bukan soal main rangkap," kata Karel.

Editorial Team