Ini Deretan Pahlawan Bulu Tangkis Indonesia yang Mengguncang Dunia

10 Nov 2020, 17:45 WIB

(Pasangan ganda campuran unggulan Indonesia Owi/Butet) Instagram.com/@natsirliliyana

Jakarta, IDN Times - Indonesia kembali memperingati Hari Pahlawan Nasional pada Selasa (10/11/2020). Deretan nama pahlawan kemerdekaan kembali diingat dan dibicarakan di hari spesial ini.

Bicara pahlawan, Indonesia juga punya pahlawan di bidang olahraga. Tak sedikit dari mereka berhasil mengibarkan sang merah-putih di tiang tertinggi gelaran olahraga kenamaan dunia, Olimpiade.

Salah satu capaian itu diraih lewat bulu tangkis. Cabang olahraga yang satu ini memang terkenal sukses mempertahankan budaya medali emas di pesta olahraga terakbar dunia tersebut

Sukses mengumandangkan Indonesia Raya di berbagai belahan dunia, ini deretan Pahlawan Olahraga Indonesia dari cabor bulu tangkis:

1. Susi Susanti dan Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona 1992

Dok. Poplicist ID

Dua pasangan legendaris Indonesia dari cabang olahraga bulu tangkis, Susi Susanti dan Alan Budikusuma merupakan pahlawan yang berjasa di bidang oleharaga. Turun di nomor tunggal putri dan tunggal putra, kisah keduanya seolah menjadi fairy tail Indonesia dengan mengawinkan medali emas tunggal putri dan tunggal putra Olimpiade Barcelona 1992 dan berujung ke pelaminan.

Susi yang kala itu berhadapan dengan wakil Korea Selatan Bang Soo-hyun, berhasil meraih kemenangan dengan skor 5-11, 11-5 dan 11-3. Setelah kemenangan Susi, Alan berhadapan dengan wakil Indonesia, Ardy B Wiranata dalam dua set langsung dengan skor 15-12, 18-13.

Di masa itu, cabang olahraga bulu tangkis menyumbangkan dua medali emas (Susi dan Alan), dua medali perak (Eddy Hartono/Gunawan dan Ardy B. Wiranata) serta satu medali perunggu (Herman Susanto). Prestasi itu membuat Indonesia menjadi negara Asia ketujuh yang mencapai puncak tertinggi di arena.

2. Rexy Mainaky/Ricky Subagja di Olimpiade Atlanta 1996

Rikcy Subagja usai bertanding di laga ekshibisi di kejuaraan Gojek Badminton Palembang Cup II (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Empat tahun berselang, tepatnya saat Olimpiade Atlanta 1996, sang saka merah-putih kembali berkibar dari lapangan bulu tangkis. Kali ini dipersembahkan oleh pasangan ganda putra Rexy Mainaky/Ricky Subagja.

Keduanya membawa pulang medali emas usai mengalahkan pasangan Malaysia, Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock dengan skor 5-15, 15-13, dan 15-12.

Perjuangan keduanya meraih medali kala itu terbilang menegangkan. Rexy/Ricky sempat tertinggal jauh di set pertama dari musuh bebuyutan mereka. Beruntung keduanya berhasil bangkit dan mengamankan kemenangan pada laga final.

3. Tony Gunawan/Candra Wijaya di Olimpiade Sydney 2000

Ganda putra Indonesia, Tony Gunawan/Candra Wijaya (Youtube.com/BaadmintonWorld.tv)

Memasuki era milenium, Indonesia kembali melahirkan bintang di olahraga bulu tangkis. Tony Gunawan/Chandra Wijaya merangsek dalam deretan pahlawan olahraga dengan mengukir sejarah serupa. Keduanya sukses membawa pulang medali emas Olimpiade Sydney 2000.

Tony/Chandra mampu menaklukkan wakil Korea Selatan, Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung dalam rubber set dengan skor 15-10, 9-15, 15-7. Medali emas ini memperpanjang catatan apik Indonesia dalam Olimpiade di sektor bulu tangkis.

4. Taufik Hidayat di Olimpiade Athena 2004

master-bulutangkis.blogspot.com

Olimpiade menjadi salah satu momen emas tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat pada 2004 lalu. Taufik tak hanya sekadar membawa pulang gelar juara dan medali emas, dia juga mampu melewati pemain-pemain tangguh seperti Hidetaka Yamada (jepang), Choong Hann Wong (Malaysia), Peter Gade (Denmark) dan Boonsak Ponsana (Thainlad).

Pada partai puncak di Olimpiade Athena 2004, Taufik berhadapan dengan wakil Korea Selatan Shon Seung-mo. Pertandingan seru tersebut berakhir dengan kemenangan Taufik dalam straight game 15-8 dan 15-7.

5. Hendra Setiawan/Markis Kido di Olimpiade Beijing 2008

Hendra Setiawan saat masih berpasangan dengan Markis Kido (Instagram.com/markis_kido11)

Tradisi medali emas Olimpiade dari cabang olahraga bulu tangkis terus lestari. Pasangan ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Markis Kido melanjutkan estafet ganda putra yang tampil ciamik di Olimpiade Beijing 2008.

Kala itu tepat pada 16 Agustus 2008, sehari sebelum peringatan Kemerdekaan Indonesia, Hendra/Kido sukses menaklukkan wakil tuan rumah, Tiongkok di hadapan publiknya dengan skor 12-21, 21-11, dan 21-16.

Medali emas yang direbut Hendra/Kido menjadi kado untuk kemerdekaan Indonesia ke-63 kala itu.

Selain Hendra/Kido, medali perak dipersembahkan Nova Widianto/Liliyana Natsir (ganda campuran) dan medali perunggu oleh Maria Kristin (tunggal putri).

6. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di Olimpiade Rio de Janeiro 2016

badmintonindonesia.org

Pada 2012, tradisi emas Indonesia sempat terputus. Di 2016, dalam Olimpiade Rio de Janeiro, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kembali membangun asa bangsa.

Tepat di peringatan kemerdekaan Indonesia ke-71 pada 17 Agustus 2016, Owi/Butet, begitu Tontowi/Liliyana akrab disapa, mampu mempecundangi salah satu musuh bebuyutan mereka, wakil Malaysia Peng Soon/Goh Liu di arena Olimpiade.

Owi/Butet menang dua gim langsung dengan skor 21-14 dan 21-12. Tradisi emas Indonesia kembali. Nama Owi/Butet tak hanya tercatat sebagai legenda bulu tangkis Indonesia namun juga pahlawan bulu tangkis Indonesia.