Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jatuh Bangun Lewis Hamilton, Pembalap Kulit Hitam Pertama di Formula 1

Lewis Hamilton dalam Formula 1 Grand Prix China 2024 (commons.wikimedia.org/Liauzh)
Lewis Hamilton dalam Formula 1 Grand Prix China 2024 (commons.wikimedia.org/Liauzh)
Intinya sih...
  • Lewis Hamilton, pembalap berkulit hitam pertama di Formula 1, tumbuh dalam lingkungan kelas pekerja dan menantang sistem untuk mencapai kesuksesan.
  • Hamilton menghadapi rasisme dan kurangnya inklusivitas di paddock, tetapi ia mendorong perubahan melalui inisiatif amal dan dukungannya terhadap gerakan Black Lives Matter.
  • Dia fokus pada upaya keragaman, kesetaraan, dan inklusivitas lewat The Hamilton Comission serta merasakan kemajuan besar dalam fokus kejuaraan terhadap keragaman sejak 2021.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lewis Hamilton adalah pembalap berkulit hitam pertama dan satu-satunya di Formula 1. Belum ada pembalap sepertinya sejak kejuaraan itu dimulai pada 1950. Dirinya diketahui menaklukkan hambatan sosial, budaya, dan finansial yang besar untuk mencapai kejuaraan itu.

Hamilton debut di Formula 1 2007 bersama McLaren. Saat itu, dia berhasil memperoleh 9 podium beruntun, 4 kemenangan, dan hanya kalah 1 poin dalam perebutan gelar juara dunia. Lantas, seperti apa jatuh bangun Lewis Hamilton sebagai pembalap berkulit hitam pertama dan satu-satunya di Formula 1?

1. Bukan berasal dari keluarga kaya, Lewis Hamilton bertumbuh dalam lingkungan kelas pekerja dan tidak memiliki kemewahan

Di Formula 1, hanya ada sedikit pembalap yang seterkenal Lewis Hamilton. Menjadi pembalap tersukses dalam kejuaraan itu, dirinya berhasil memecahkan rekor dan mengubah peta kekuatan motorsport secara keseluruhan. Selain itu, dia juga sukses menantang sistem, mengangkat suara terpinggirkan, dan mendorong perubahan.

Lewis Hamilton terlahir pada 1985 di Stevenage, Hertfordshire, Inggris. Jatuh bangunnya mencapai Formula 1 tidak pernah mudah. Ia tidak memiliki keluarga kaya yang sarat kemewahan dan bertumbuh dalam lingkungan kelas pekerja.

Dilansir Black History Month 2025, jatuh bangun Lewis Hamilton tak ubahnya dongeng modern. Sebagai pembalap berkulit hitam pertama dan satu-satunya di Formula 1, Hamilton menghadapi tantangan berat sejak awal. Dirinya berkompetisi dalam kejuaraan yang didominasi keluarga kaya dengan struktur kekuasaan yang sudah mapan.

2. Lewis Hamilton berbicara terbuka tentang menjadi satu-satunya pembalap berkulit hitam di olahraga yang didominasi atlet berkulit putih

Warisan Lewis Hamilton melampaui Formula 1. Sepanjang karier, dirinya berbicara terbuka tentang menjadi satu-satunya pembalap berkulit hitam dalam kejuaraan yang didominasi atlet berkulit putih dan institusi Eropa elite. Mengingat, dia mengalami rasisme secara publik dan pribadi. Bahkan, ia menerima teriakan rasis dari penonton, pelecehan online, dan kurangnya inklusivitas di paddock.

Terlepas dari pengalaman kurang menyenangkan di Formula 1, Lewis Hamilton berdedikasi mendorong perubahan. Lewat pengaruhnya, Hamilton meluncurkan sebuah inisiatif amal bernama Mission 44. Tujuannya adalah memberdayakan pemuda kurang beruntung dan kurang terwakili, terutama melalui pendidikan dan bimbingan.

Lewis Hamilton merupakan pendukung vokal gerakan Black Lives Matter. Pada 2020, dirinya rutin berlutut sebelum balapan dan mengenakan kaus yang menuntut keadilan bagi korban kekerasan polisi. Selain itu, dia juga mendesak Formula 1 mempromosikan lebih banyak keragaman.

3. Lewat The Hamilton Comission, Lewis Hamilton berfokus terhadap upaya keragaman, kesetaraan, dan inklusivitas selama berada di Mercedes

Saat membalap untuk Mercedes di Formula 1, Lewis Hamilton berfokus terhadap upaya keragaman, kesetaraan, dan inklusivitas. Lewat The Hamilton Comission, dirinya menjadikan peningkatan keragaman dalam kejuaraan itu sebagai misinya. Tujuannya adalah membuka peluang karier dalam sains, teknologi, teknik, dan matematika yang krusial bagi perkembangan kejuaraan itu.

The Hamilton Comission diluncurkan pada 2020 dengan bantuan Royal Academy of Engineering. Komisi itu menghasilkan laporan yang didukung penelitian dan wawancara selama 10 bulan. Laporan itu memberikan rekomendasi kunci untuk perbaikan, program khusus murid berkulit hitam, dan beasiswa umum dalam bidang teknik.

“Melalui komisi kami, kami mengajukan sepuluh rekomendasi yang berkaitan dengan perubahan dalam dunia balap mobil, memaksimalkan peluang bagi pemuda berkulit hitam dalam tahap awal, dan memberikan dukungan pendidikan karier tambahan bagi mereka yang paling membutuhkannya,” jelas Lewis Hamilton seperti dikutip Yahoo Sports.

4. Meski sempat merasa sendirian, Lewis Hamilton mengakui Formula 1 sekarang lebih berfokus terhadap keragaman dan kesetaraan

Lewis Hamilton memercayai keragaman di Formula 1 bukan tentang menemukan pembalap berkulit hitam berikutnya, melainkan memastikan inklusivitas di balik layar. Saat mulai berkarier dalam kejuaraan ini, dirinya mengakui seperti lone ranger dalam memperjuangkan misinya. Akan tetapi, dia merasakan kemajuan besar sejak 2021 karena olahraga itu mulai dikelola dengan lebih berempati dan terbuka.

Sempat merasa sendirian, Lewis Hamilton telah memperjuangkan kesetaraan di Formula 1 selama bertahun-tahun. Untungnya, fokus kejuaraan itu terhadap keragaman dan kesetaraan serta upayanya lewat The Hamilton Comission memberikannya sense of purpose. Ia menjelaskan, upaya meningkatkan representasi dan keragaman memberikannya tujuan yang melampaui kemenangan balapan.

“Aku merasa aku merupakan perwakilan bagi semua orang yang menduga tidak memiliki suara. Banyak orang yang merasa tidak memiliki suara dan melihat olahraga ini (Formula 1) lalu menduga olahraga ini bukan untuk mereka,” ungkap Lewis Hamilton dikutip Sky Sports.

Jatuh bangun Lewis Hamilton sebagai pembalap berkulit hitam pertama dan satu-satunya di Formula 1 merupakan pengingat kuat tentang perjuangan untuk keadilan dan kesempatan. Kehebatan tidak hanya tentang pencapaian pribadi. Kehebatan adalah tentang memberikan dampak kepada dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us

Latest in Sport

See More

4 Striker Gaek yang Kembali ke Liga Top Eropa pada Musim Panas 2025

10 Sep 2025, 08:08 WIBSport