5 Pembalap Formula 1 dengan Latar Belakang Sederhana, Ada Lewis Hamilton

- Lewis Hamilton meniti karier dari perumahan umum di Stevenage, Inggris, tanpa dukungan finansial.
- Fernando Alonso berasal dari kelas pekerja dan berhasil menjadi juara dunia Formula 1 dua kali.
- Dijuluki The Iceman, Kimi Raikkonen dilahirkan dalam keluarga kelas menengah ke bawah di Finlandia dan hidup di rumah kontainer dengan toilet luar.
Formula 1 dianggap sebagai olahraga untuk orang kaya. Hanya orang dengan banyak uang dan ketenaran yang bisa menjadi pembalap olahraga itu. Anggapan itu tidak sepenuhnya salah, tetapi masih ada pembalap dari latar belakang sederhana dan kemiskinan yang berhasil bersinar di Formula 1.
Para pembalap Formula 1 di bawah ini merupakan inspirasi bagi anak kurang beruntung yang memiliki mimpi untuk berkarier di sirkuit. Sekarang, mereka menikmati kemewahan yang dibangun melalui kerja keras dan perjuangan. Siapa saja para pembalap Formula 1 dengan latar belakang sederhana itu?
1. Lewis Hamilton meniti karier dari perumahan umum di Stevenage, Inggris, tanpa dukungan finansial. Sementara, Esteban Ocon terkadang tidak bisa membeli ban balap baru
Di Formula 1, perjuangan Lewis Hamilton bisa dibilang adalah yang paling menakjubkan. Dirinya berangkat dari perumahan umum di Stevenage, Inggris, tanpa dukungan finansial yang biasa dinikmati rekan sebayanya. Awal kariernya didukung ayahnya yang bekerja beberapa pekerjaan sekaligus, tetapi dengan sumber daya yang sangat terbatas.
Lewis Hamilton bertumbuh dalam kemiskinan. Dia belajar mengendarai gokar menggunakan mobil balap bekas. Saat itu, ayahnya bekerja sebagai salesman, manajer, dan kontraktor.
Meski menghadapi berbagai kesulitan keuangan, Lewis Hamilton sukses memenangkan banyak kejuaraan balap gokar. Saat berusia 13 tahun, ia ditemukan dan dibina tim McLaren. Hamilton lalu dibawa ke Mercedes untuk program pengembangan pembalap dan berhasil menjadi juara dunia Formula 1 tujuh kali.
Sama seperti Lewis Hamilton, karier Esteban Ocon juga tidak terlepas dari kesulitan keuangan. Keluarganya berkorban banyak untuk mengembangkan bakatnya. Bahkan, mereka terkadang tidak bisa membeli ban balap baru dan harus hidup di karavan saat keuangan menipis.
"Keluargaku bukan orang miskin, tetapi mereka tidak cukup kaya untuk mendukung karier balapku," jelas Esteban Ocon, dilansir ExpertBeacon.
2. Fernando Alonso berasal dari kelas pekerja , tetapi berhasil menjadi juara dunia Formula 1 dua kali. Sementara, Sebastian Vettel baru sukses setelah memperoleh sponsor
Fernando Alonso, juara dunia Formula 1 dua kali, berasal dari kelas pekerja. Kariernya dimulai saat dirinya berusia 3 tahun. Ayahnya merupakan mekanik dan pembalap gokar amatir, sementara ibunya adalah pekerja di toko departemen.
Fernando Alonso tertarik terhadap motorsport setelah dihadiahi gokar oleh sang ayah. Akan tetapi, kebutuhan balap dan pelatihannya tidak bisa dibiayai kedua orang tuanya. Oleh karena itu, kedua orang tuanya bekerja dua kali lipat untuk mengumpulkan dana baginya.
Berkat ketertarikan ayahnya terhadap motorsport, Fernando Alonso sukses mencari dukungan dan sponsor dengan cara kreatif. Sekarang, dirinya merupakan salah satu pembalap Formula 1 terbaik. Bahkan, dia berhasil melebihi capaian legenda, Michael Schumacher.
Berbicara tentang Michael Schumacher, Sebastian Vettel adalah salah satu penggemar terberat. Sejak kecil, Vettel terinspirasi oleh Schumacher dan bermimpi menjadi pembalap Formula 1. Namun, impian itu hampir mustahil karena ayahnya merupakan tukang kayu biasa dan ibunya hanya ibu rumah tangga.
Keluarga Sebastian Vettel tidak memiliki banyak kekayaan. Akan tetapi, ia dibina dalam program pembalap muda Red Bull. Dari sana, kesuksesan datang setelah Vettel memperoleh sponsor.
3. Dijuluki The Iceman, Kimi Raikkonen dilahirkan dalam keluarga kelas menengah ke bawah di Finlandia dan hidup di rumah kontainer dengan toilet luar
Dijuluki The Iceman, Kimi Raikkonen adalah salah satu pembalap favorit di Formula 1. Menariknya, dirinya dilahirkan dalam keluarga kelas menengah ke bawah di Finlandia. Ayahnya bekerja membangun jalan, sementara ibunya bekerja melayani administrasi.
Bersama saudara, Kimi Raikkonen hidup di rumah kontainer dengan toilet luar. Meski kehidupannya sulit, ketertarikannya terhadap motorsport tidak luntur. Dia membangun gokar dengan membeli mesin dan suku cadang bekas berharga murah dari anak-anak lain yang lebih kaya.
Perjuangan Kimi Raikkonen tidak sia-sia. Bakat alaminya dalam motorsport segera terlihat. Ia memperoleh banyak sponsor dan berhasil menjadi juara dunia Formula 1.
Kesimpulannya, berkarier di Formula 1 dengan latar belakang sederhana memang memungkinkan. Akan tetapi, peluang itu sangat sulit. Ada biaya fantastis yang memisahkan para calon pembalap dan para pemimpi.