MotoGP musim 2021 jadi musim yang berat bagi Joan Mir. Harapannya untuk mempertahankan gelar juara dunia yang ia rebut tahun sebelumnya kandas.
Tak heran, jika pada akhir musim lalu ia mengutarakan kekecewaannya pada Suzuki. Mir pun mengancam akan pindah tim jika Suzuki tak berbenah. Namun, kini Joan Mir tampaknya senang dengan kemajuan yang dibuat pabrikan asal Hamamatsu.
Pada musim balap 2020, Joan Mir mempersembahkan gelar juara dunia untuk Suzuki. Ini merupakan gelar pertama setelah terakhir kali direbut oleh Kenny Roberts Junior pada 2000.
Sayangnya, usaha Mir untuk mempertahankan gelar pada musim 2021 kandas karena tak ada inovasi pada Suzuki GSX-RR. Mir bahkan tak pernah menang sekali pun di musim itu.
Tak hanya masalah motor, kehilangan Davide Brivio sebagai manajer tim pun berdampak buruk bagi tim Suzuki. Situsi ini membuat Joan Mir frustasi.
Tak heran jika pada akhir musim lalu ia mengultimatum Suzuki. Jika tak ada kemajuan dalam tubuh tim pabrikan Hamamatsu ini, ia tak akan memperpanjang kontrak.
Beruntungnya, Suzuki memenuhi keinginan Mir. Berdasarkan tes pramusim di Sepang dan Mandalika, mesin inline-4 milik Suzuki menunjukkan perningkatan performa.
Suzuki pun kini punya tim manajer baru bernama Livio Suppo, seorang manajer andal yang pernah membawa Ducati dan Honda menjadi juara dunia. Meski masih dalam tahap negosiasi, Joan Mir kini menjadikan Suzuki sebagai prioritasnya.
“Aku menyadari bahwa Suzuki telah melakukan banyak upaya untuk mengakomodasi permintaanku. Itu sebabnya prioritasku adalah memperpanjang kontrak (dengan Suzuki). Manajerku akan bertemu dengan Livio Suppo dan Shinichi Sahara untuk menegosiasikan hasilnya,” ujar Mir dikutip Motorsport-total.
Pada awal musim, pembalap Spanyol ini santer diisukan akan pindah ke Honda atau Yamaha. Namun, Alberto Puig dari tim Repsol Honda sudah membantah isu ini. Joan Mir sendiri pun akhirnya menjelaskan bahwa rumor kepindahannya ke pabrikan lain tak tepat.
“Rumor itu sepenuhnya salah. Aku tidak mendapatkan tawaran apa pun. Kami tidak bernegosiasi dengan siapa pun. Aku minta Suzuki untuk mengembangkan motor dan menyewa manajer tim. Dan mereka menanggapinya. Itulah kenapa Suzuki menjadi prioritasku. Tapi bukan berarti itu sudah pasti. Aku tidak terburu-buru dan aku tidak khawatir dengan masa depanku,” kata Mir dilansir Motorsport-total.
Berdasarkan tes pramusim di Sepang dan Mandalika, tenaga pada mesin GSX-RR mengalami peningkatan. Joan Mir sendiri merasa puas dengan performanya dan siap hadapi balapan musim ini.
“Hari ini adalah hari yang penting untuk memahami potensi motor. Elektroniknya bekerja dengan baik dan aku bisa cukup cepat dan sangat konsisten dengan laju balapku,” kata Mir setelah tes pramusim di Sepang seperti dikutip The Race.
Satu hal yang menjadi syarat Mir untuk memperpanjang kontrak adalah Suzuki mencari pengganti Davide Brivio. Suzuki pun menuruti permintaan Mir. Seminggu yang lalu pada hari Rabu (23/2/2022), pabrikan Hamamatsu resmi menunjuk Livio Suppo sebagai manajer tim Suzuki.
Livio Suppo bukanlah orang sembarangan. Ia adalah manajer dibalik kesuksesan Ducati merekrut Casey Stoner hingga akhirnya bisa merebut gelar juara dunia pada 2007. Livio pun menjadi tokoh penting ketika Honda juara dunia dengan Casey Stoner pada 2011 dan Marc Marquez pada 2013, 2014, 2016, dan 2017.
Gelaran MotoGP musim 2022 akan dimulai di Qatar pada 4—6 Maret. Jika Mir bisa mendapatkan hasil yang baik, bukan tidak mungkin kontraknya dengan Suzuki akan segera resmi diperpanjang. Joan Mir tetap menjadi penantang kuat di MotoGP.
Referensi:
https://www.motorsport-total.com/motogp/news/exklusiv-joan-mir-will-motogp-vertrag-mit-suzuki-fuer-2023-verlaengern-22030101
https://the-race.com/motogp/very-strong-suzuki-tipped-as-readiest-2022-motogp-bike/