Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jonatan Christie: Momentum Pembuktian dan Keluar dari Zona Nyaman

WhatsApp Image 2025-09-29 at 15.56.44.jpeg
Jonatan Christie di final Korea Open 2025 (dok.PP PBSI)
Intinya sih...
  • Jonatan Christie keluar dari Pelatnas PBSI setelah lebih dari satu dekade, mencari makna baru dalam karier dan hidupnya.
  • Cedera kambuhan sejak 2018 menjadi titik refleksi besar bagi Jojo, membuatnya memutuskan untuk menentukan program latihan sendiri dan menata ulang prioritas hidupnya.
  • Keputusan keluar dari Pelatnas PBSI diambil karena faktor keluarga, kondisi kaki, dan keinginan untuk menikmati permainan serta melihat progres pribadi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Keputusan besar diambil tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie pada Mei 2025. Setelah lebih dari satu dekade berada di bawah naungan Pelatnas PBSI, Jojo, sapaan akrab Jonatan, memutuskan keluar dan menempuh jalannya sendiri. 

Bagi sebagian orang, langkah ini terdengar berani, bahkan nekat. Tapi bagi Jojo, ini merupakan bentuk pencarian makna baru dalam karier dan hidupnya.

Ini tentang bagaimana seorang atlet bisa tetap berjuang dan berkembang meski tanpa berada di sistem yang selama ini dianggap sebagai “zona nyaman.”

Cedera kambuhan yang Jonatan derita sejak 2018 menjadi titik refleksi besar. Dia merasa perlu mendengarkan tubuhnya, menentukan program latihan sendiri, dan menata ulang prioritas hidupnya.

Saat banyak orang mungkin memilih bertahan, Jonatan justru melangkah pergi demi menemukan keseimbangan antara profesi, keluarga, dan kesehatan.

Dalam wawancara khusus bersama IDN Times pada Rabu (1/10/2025), Jonatan Christie bercerita soal langkahnya berjalan sebagai pemain profesional, soal keluarga yang jadi prioritas, gelar juara di Korea Open 2025 lalu yang seolah jadi jawaban bahwa langkahnya keluar dari Pelatnas PBSI Cipayung bukan keputusan yang salah.

Berikut hasil wawancara khusus IDN Times bersama Jonatan Christie:

Seberapa excited kamu untuk Badminton XL tahun ini?

IMG_9039.JPG
Jonatan Christie di BDMNTN-XL 2025 (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Excited banget karena kan ga pernah nih main 3 on 3, siapa tau nanti diturunkan 3 on 3. Jadi ada pengalaman baru, ada excited baru lah untuk main selain tunggal terus kan jadi ya ini pertandingan yang cukup menarik buat saya.

Jojo sempat bilang gak menyangka akan juara di Korea Open 2025. Seberapa besar arti kemenangan ini?

WhatsApp Image 2025-09-29 at 15.56.53.jpeg
Anders Antonsen dan Jonatan Christie di podium tunggal putra Korea Open 2025 (dok.PP PBSI)

Ya karena beberapa bulan belakangan ini banyak hal yang terjadi, banyak hal yang saya rasa saya perlu untuk menenangkan diri juga, recovery dari cederanya. Terus juga menumbuhkan kepercayaan diri lagi. Jadi banyak hal yang terjadi yang saya rasa gak kepikiran untuk bisa menjadi juara di Korea. 

Tapi ya puji Tuhan, Tuhan bantu dengan tim juga yang bantu men-support saya, sehingga saya bisa kembali lah untuk berada di performance saya yang seharusnya.

Jonatan Christie cedera kambuhan sejak 2018. Kenapa ditahan-tahan hingga 2025?

WhatsApp Image 2025-09-29 at 15.56.43.jpeg
Jonatan Christie di final Korea Open 2025 (dok.PP PBSI)

Jadi basic-nya itu adalah hilang dan timbul, tidak selalu ada. Tapi konteksnya adalah jika bertanding, saya akan selalu minum painkiller itu dari tahun 2020 pokoknya setelah COVID-19 gitu. Karena dulu 2018 sudah tahu ada tapi masih belum terlalu mengganggu dan belum terlalu merasakan sakit. 

Nah ini kan bulu tangkis itu kan repetisi terus, kita harus latihan terus, latihannya lebih lagi, lebih lagi, tambah keras lagi, tambah keras lagi. Di pertandingan pun juga kita di-push untuk lebih lebih keras lagi. Otomatis secara tidak sadar pemakaiannya akan lebih terus bertambah gitu. Sehingga mulai ada rasa yang gak nyaman. 

Bahkan puncaknya waktu itu di Indonesia Masters tahun ini, itu bahkan sampai jalan pun sampai sakit, itu setelah Indonesia Masters. 

Jadi itu momen dimana saya merasa sepertinya ini ada sesuatu hal yang tidak baik-baik saja. Sehingga saya ke dokter dan memang ternyata benar ada sobekan yang cukup lumayan besar. Karena ini bagian dari repetisi yang tadi saya bilang dari 2018 mungkin masih kecil, pelan-pelan semakin membesar.

Ada dua opsi sebenarnya waktu itu, dokternya bilang:

Satu, operasi, dengan kemungkinan yang ada bisa cepat pulih, bisa tidak pulih juga. Bisa kembali ke top perform, bisa tidak kembali ke top perform juga. Jadi banyak momen kalau saya mengambil langkah operasi, hal-hal itu yang perlu dipertimbangkan.

Tapi dokternya bilang bisa juga kalau memang tidak perlu operasi. Tapi harus ekstra banget. Satu, latihannya harus dijaga tidak boleh over. Kedua, rehab-nya harus lebih diperhatikan lagi. Dan yang ketiga, recovery-nya setelah latihan sebelum latihan itu benar-benar harus dijaga.

Dan itu juga yang menjadi salah satu alasan saya untuk bisa berlatih secara mandiri karena agar bisa saya me-manage hal-hal yang tidak diharapkan tersebut.

Setelah itu malah keluar dari Pelatnas PBSI. Apa yang membuat kamu mengambil keputusan inI?

WhatsApp Image 2025-08-26 at 16.29.37.jpeg
Jonatan Christie memenangkan laga 64 besar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025. (Dok.PP PBSI)

Kayaknya banyak. Banyak hal tidak cuma satu atau dua alasan mungkin. Contohnya pertama keluarga, itu sudah nomor satu. Yang kedua adalah faktor yang tadi saya bilang, kondisi kaki. Karena kalau di Pelatnas kan saya harus mengikuti apa yang program disediakan. Karena mungkin bisa sharing apa semua, tapi pada saat itu tidak bisa berkonsultasi dengan baik. 

Jadi ada momen di mana saya juga merasa cukup nggak kecewa ya, tapi saya melihat bahwa saya butuhnya A. Tapi saya juga mengapresiasi dan saya menghargai bahwa di dalam memang pelatih punya programnya juga yang harus ditaati. 

Jadi itu juga salah satu hal yang keputusan yang membuat saya mengambil jalur independen juga. Dan mungkin sisanya adalah untuk lebih banyak waktu bersama keluarga.

Apakah ada momen khusus yang membuat kamu waktu itu semakin mantap memilih keluar dari Pelatnas?

WhatsApp Image 2025-08-26 at 16.29.38.jpeg
Jonatan Christie memenangkan laga 64 besar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025. (Dok.PP PBSI)

Yang sudah seperti saya katakan, ada pemikiran itu dari Olimpiade sebenarnya. Setelah Olimpiade itu selesai, saya sempat berpikiran bahwa memang sudah ingin, bahkan udah ingin stop bulu tangkis. 

Tapi dengan melihat keluarga, dengan melihat bahwa saya bekerjanya ya di dunia bulu tangkis, dan saya dari kecil pun di dunia bulu tangkis, jadi saya mencoba bertahan untuk keluarga saya juga dan ya untuk saya sendiri juga. 

Tapi sebenarnya saya membutuhkan suatu hal yang lebih membuat saya agak fleksibel. Dan itu yang saya tidak bisa dapatkan ketika waktu di dalam tim nasional. 

Jadi momen demi momen lah itu terjadi, terbentuk, jadi membuat saya lebih merasa yakin bahwa mungkin ini waktunya yang tepat untuk saya berada di luar dari tim nasional.

Apakah sempat ada keragu-raguan soal keputusan kamu keluar Pelatnas? Apalagi gak gampang jadi atlet profesional.

IDN Times/Aditya Mustaqim
Jonatan Christie di Indonesia Open 2025 (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Momen-momen sebelum mengambil keputusan dan setelah mengambil keputusan itu adalah momen-momen yang cukup berat. Mungkin ya momen kemarin di Korea itu adalah momen dimana Tuhan kasih saya untuk jawaban bahwa keputusan yang kamu ambil itu tidak salah.

Karena yang sudah saya ucapkan juga dari sebelum saya memutuskan untuk keluar dari pelatnas, dengan kondisi saya waktu itu saya juga merasa bahwa "bisa gak ya?"

Ada lah, ada pertanyaan, bohong kalau misalnya 100 persen yakin, bulet, dan ya sudah keluar aja tanpa memikirkan apapun, saya rasa itu dalam “bullshit” lah ya kita ngomongnya. 

Tapi apa ya, dengan keputusan itu justru membuat saya lebih dewasa, membuat saya lebih berani untuk mengambil keputusan yang besar di dalam hidup, sehingga membuat saya lebih bisa mengerti dan paham apa yang perlu saya prioritaskan. Jadi ya memang momennya gak gampang lah.

Tadi yang seperti saya sampaikan juga setelah keluar dari pelatnas pun juga justru seperti terjun payung juga. Karena balik lagi untuk cedera juga, untuk memikirkan sparing juga, memikirkan hal-hal yang yang tidak pernah terpikirkan ketika saya di dalam. 

Jadi keluar dari zona nyaman itu paling gak enak. Tapi balik lagi keluarga yang paling menguatkan saya, melihat anak saya lebih banyak, melihat istri juga bisa sering ketemu dengan keluarga juga. Mereka yang membuat semangat saya, saya jauh lebih percaya bahwa keputusan yang saya ambil ini tidak salah.

Apakah bisa menjadi ayah dan menjadi suami untuk kamu menjadi berkat paling besar?

Daily Outfit ala Jonatan Christie (instagram.com/jonatanchristieofficial)
Daily Outfit ala Jonatan Christie (instagram.com/jonatanchristieofficial)

Yes, paling berarti lah buat saya. Karena mungkin kalau kita ngomong dari konteks bulu tangkis, kamu mau juara A, B, C, mau juara Olimpiade, mau juara dunia, ya mungkin 30-40 tahun lagi orang juga gak akan tahu. Tapi kehadiran kamu bersama keluarga itu yang menurut saya itu paling paling penting. 

Kalau kamu gak punya banyak waktu bersama keluarga, mungkin peran ayah di dalam pemikiran anak kamu itu akan berbeda. Dan itu yang saya jaga dan itu yang saya pilih, dan saya tidak menyesal untuk memilih keputusan tersebut.

Apakah Jonatan Christie masih ingin mengejar tiket lolos ke Olimpiade 2028 LA?

Jonatan Christie di 32 besar Singapore Open 2025 (dok.PP PBSI)
Jonatan Christie di 32 besar Singapore Open 2025 (dok.PP PBSI)

Tujuan pertama saya itu untuk keluar dari Pelatnas adalah untuk menikmati permainan. Untuk ingin menikmati setiap prosesnya, untuk ingin bisa melihat anak saya tumbuh juga, ingin melihat progres saya sejauh mana sih? Ingin melihat apa yang selama ini saya harapkan untuk program-program, saya bisa diskusi langsung dengan tim pribadi, sampai sejauh mana? Itu yang sebenarnya saya ingin lihat. 

Untuk LA, saya rasa itu masih jauh banget tapi tidak menutup kemungkinan. Karena saya tetap berharap masih bisa bermain di Olimpiade untuk Indonesia juga pastinya. Tapi fokus saya saat ini adalah menikmati setiap proses, setiap kejuaraan yang saya lalui, setiap pertandingan, setiap momen, itu yang lebih penting lah buat saya.

Apakah Jonatan rindu bermain di Istora Senayan yang ramai dan penuh pendukung?

IDN Times/Aditya Mustaqim
Jonatan Christie di Indonesia Open 2025 (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Saya sempat nonton beberapa kali, kemarin tuh di Korea saya sempat nonton Indonesia Open tahun 2012. 2012 jamannya Mas Sony (Dwi Kuncoro), ko Simon (Santoso), A Taufik (Hidayat). 

Saya nonton waktu A Taufik lawan Mas Sony, Ko Simon lawan Mas Hayom (Dionysius Rumbaka), Ternyata dulu Istora juga tidak rame ya. Saya benar-benar melihat bahwa kok tidak seramai itu ya. Saya jadi mikir waktu itu pas nonton, “Istora tuh mulai rame kapan ya?” Apa setelah Asian Games atau sebelum Asian Games?” Gitu. Jadi saya sempat membandingkan lah Istora yang jaman dulu sama yang jaman sekarang. 

Tapi memang belakangan ini, beberapa tahun belakangan ini saya merasa bahwa memang Istora tidak seramai seperti biasa dan saya gak tau apa yang terjadi. Tapi ya pastinya saya berharap antusias masyarakat untuk menonton bulu tangkis, antusias masyarakat untuk mendukung bulu tangkis Indonesia juga tetap ada seperti dulu. 

Kalau kamu bisa juara di BXL 2025, hadiahnya mau dipakai untuk apa?

Dipakai beli mainan Jayden, Jayden sekarang lagi suka main. Jadi kayaknya dia mulai memilih main yang mana, mulai bisa milih mainan, dan sekarang dia suka mobil-mobilan, bis, dia suka mobil-mobilan gitu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in Sport

See More

Jonatan Christie: Momentum Pembuktian dan Keluar dari Zona Nyaman

06 Okt 2025, 23:01 WIBSport