Jones Ralfy Jansen: Di Indonesia Tak Dilirik PBSI, Kini Membela Jerman

Sempat digadang-gadang masuk ke Pelatnas Cipayung, Jansen justru di ujung tanduk karier bulu tangkisnya pada medio 2012. Padahal, sebelumnya ia sempat menorehkan prestasi gemilang di Kejurnas dua tahun sebelumnya saat tampil pada sektor ganda putra dan ganda campuran bersama klubnya, PB Djarum.

Bahkan, namanya sempat masuk seleksi nasional pada 2011. Tapi, mimpi yang sudah ia tunggu tak kunjung datang. Sudah dua bulan sejak seleksi, namanya masih belum dapat panggilan. Walhasil, orangtuanya merasa gamang lantaran prestasi Jansen dianggap stagnan.

"Cita-cita saya membela Timnas Indonesia, kalau ada deadline pasti saya tunggu. Akan tetapi, karena mengambang, dan orangtua saya tidak mau saya hanya main di Sirnas saja, dan tak punya tujuan," kata Jansen saat ditemui di Mixed Zone Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (14/1).

Kedua orang tuanya pun menawarkan opsi lain bagi pria kelahiran Jakarta tersebut. Ia ditawarkan untuk pindah ke Jerman mengikuti jejak kakak perempuannya yang sudah terlebih dahulu ke sana dan bergabung dengan klub bulu tangkis untuk tampil dalam sebuah kompetisi.

Tak berpikir panjang, ia langsung memilih terbang ke Jerman pada 2012 untuk bergabung dengan klub bernama BC Wipperfeld. Ia tak begitu menyesal pergi kala itu, sebab dirinya sambil melanjutkan sekolah di sana.

Di Wipperfürth, Jansen menemui jodohnya. Ia menikahi gadis Jerman bernama Diana Lamsfuss, yang notabene merupakan kakak kandung dari Mark Lamsfuss, pebulu tangkis ganda Jerman.

"Kebetulan saya menikah di sana dengan Diana Lamsfuss. Kini ia berganti nama jadi Diana Jansen," ujar pemain berusia 27 tahun tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Jansen tampil di sektor ganda campuran bersama kakak perempuannya. Di sana bakatnya tercium. Untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki, Jansen pun ditawari main untuk Jerman di kejuaraan dunia, tapi dengan satu syarat: pindah kewarganegaraan.

Lantas, Jansen tak langsung mengiyakan. Butuh banyak waktu banginya hingga sampai akhirnya memilih mengganti paspornya. Namun, keyakinannya semakin membumbung tatkala mengingat keinginannya untuk tampil di kancah dunia, ditambah dukungan dari orang tua. Sehingga, ia memutuskan untuk jadi warga Jerman seutuhnya.

"Oktober 2015 saya dapat penawaran. Selama 1,5 tahun saya berpikir. Baru pada 2016 akhir baru saya memutuskan untuk pindah karena hal itu tidak mudah," beber Jansen yang menyiratkan bahwa dirinya sebetulnya sulit untuk meninggalkan status WNI-nya.

Sebetulnya, beberapa usaha ditempuh oleh Jansen untuk bisa mempertahankan pasopor Indonesia-nya. Bahkan, ia sempat ditawarkan untuk menggunakan dua paspor oleh Jerman. Namun, lantaran terganjal aturan Indonesia, dengan terpaksa Jansen memilih untuk mengenakan kebangsaan Jerman saat tampil pada kejuaraan dunia.

Walau bermain untuk Jerman, Jansen rupanya tak sepenuhnya melupakan rasa cintanya terhadap Indonesia. Di lapangan, ia mengenakan jersey keluaran Flypower yang notabene merupakan brand Tanah Air milik legenda bulu tangkis, Hariyanto Arbi.

Terlepas dari apa pun, usaha Jones Ralfy Jansen nampaknya harus tetap diapresiasi. Tak menyerah walau potensinya tidak dilirik Indonesia, Jones Ralfy Jansen tetap bisa mewujudkan mimpinya tampil di turnamen bulu tangkis dunia semacam Indonesia Masters 2020 walau tampil bersama Jerman.

Memulai turnamen pada babak kualifikasi, Jones Rafli Jansen/Peter Kaesbauer berhasil menembus babak utama usai menumbangkan wakil Indonesia, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dengan rubber set 21-23,22-20 dan 21-17.

Selanjutnya, Jones Rafli Jansen/Peter Kaesbauer bakal bersua dengan pasangan dari Kanada, Jason Anthony Ho-shue/Nyl Yakura pada Rabu hari ini (15/1) pukul 10.30 WIB.