5 Alasan Kenapa Petarung Muslim Dagestan Jago-Jago di UFC

- Petarung Dagestan memiliki sejarah konflik panjang dan belajar ilmu perang sejak kecil, turun-temurun.
- Latihan di dataran tinggi membuat petarung Dagestan memiliki fisik yang lebih prima dan teknik dasar gulat yang mumpuni.
- Jiwa petarung yang mendarah daging, fokus pada kemenangan daripada uang, serta keyakinan Islam yang kuat menjadi faktor kesuksesan mereka di UFC.
Ultimate Fighting Championship (UFC) merupakan ajang bertemunya petarung-petarung mixed martial arts (MMA) terbaik dari seluruh dunia. Salah satu yang cukup menonjol adalah petarung asal Republik Dagestan. Beberapa petarungnya mampu mendominasi UFC maupun ajang MMA lainnya.
Ada nama Khabib Nurmagomedov yang menjadi juara kelas ringan (lightweight) UFC, dan Islam Makachev yang menjadi juara UFC di kelas yang sama. Selain itu, masih ada beberapa nama yang tak kalah tangguh, yaitu Muhammad Mokaev, Umar Nurmagomedov, Ikram Aliskerov, Zabit Magomedharipov, dan lain-lainnya. Lalu, kenapa petarung muslim Dagestan jago-jago di UFC? Yuk, cari tahu alasannya!
1. Jiwa petarung sudah mendarah daging karena situasi politik di Dagestan

Republik Dagestan terletak di Kaukus Utara Rusia. Negara ini memiliki sejarah konflik berkepanjangan dengan negara tetangganya. Tiap generasi di Dagestan mengalami masa konflik. Mereka harus berjuang untuk kemerdekaan negaranya. Sejak kecil, warga Dagestan telah belajar ilmu perang dan bela diri sebagai upaya untuk melindungi diri dan tanah kelahirannya dari serangan lawan.
Mereka belajar tentang berkuda hingga teknik gulat. Bukan tak mungkin jiwa petarung inilah yang tertanam dalam diri sebagian besar warga Dagestan secara turun-temurun. Jika dahulu keahlian ini untuk bertahan dari serangan lawan, maka saat ini digunakan untuk bertarung di arena MMA.
2. Latihan di pegunungan menjadi alasan kenapa petarung muslim Dagestan jago-jago di UFC

Dagestan memiliki letak geografis yang berada di dataran tinggi atau pegunungan. Sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pegunungan yang terisolasi karena kurang memadainya fasilitas transportasi. Hal inilah yang membuat para petarung MMA ini memilih latihan di dataran tinggi.
Seperti diketahui, makin tinggi suatau daerah, makin tipis udaranya. Hal ini membuat pertumbuhan sel darah merah yang lebih banyak untuk mendukung daya tahan tubuh. Petarung-petarung Dagestan akan memiliki sel darah merah yang lebih banyak saat bertarung di dataran rendah. Mereka mampu menggunakan oksigen lebih sedikit dan efisien.
Kebiasaan latihan di daerah dataran tinggi juga membuat jantung dan paru-paru mereka menjadi lebih sehat dan kuat. Ini alasan kenapa petarung-petarung Dagestan terlihat prima hingga ronde terakhir. Mereka bisa mengatur kecepatan dan tenaga dengan baik untuk memenangkan pertarungan. Selain itu, peningkatan kadar oksigen saat berlatih di dataran tinggi mampu mempercepat waktu pemulihan. Para petarung akan memiliki waktu berlatih yang lebih banyak dibandingkan petarung lainnya.
3. Gulat menjadi olahraga populer di Dagestan

Tiap negara memiliki olahraga populer yang sering dilakukan masyarakatnya. Begitu juga halnya dengan Dagestan. Gulat menjadi olahraga yang sangat digemari di negara dengan ibu kota Makhackala ini.
Anak-anak belajar gulat sejak usia dini. Hal ini membuat petarung UFC asal Dagestan memiliki teknik dasar gulat yang mumpuni. Perlu diingat, gulat menjadi salah satu teknik yang sering digunakan di arena MMA. Petarung Dagestan memadukan gulat dengan teknik bela diri lainnya, seperti sambo dan sanda. Kemampuan ini membuat mereka menjadi tangguh saat melakukan penyerangan maupun saat bergulat.
4. Petarung Dagestan bertarung untuk suatu kehormatan dan harga diri

Sebagian besar petarung di UFC bertanding untuk mencari ketenaran dan uang. Hal ini sedikit berbeda dengan apa yang dilakukan petarung-petarung asal Dagestan. Jiwa petarung yang telah mendarah daging, membuat mereka bertarung untuk membuktikan bahwa para petarung Dagestanlah yang terbaik.
Mereka juga terlihat lebih rendah hati, dan tidak menampilkan gaya hidup mewah. Petarung Dagestan lebih fokus untuk meraih kemenangan. Bagi mereka, kemenangan lebih penting dari sekedar uang atau kekayaan.
Hal ini dapat dilihat saat Khabib Nurmagomedov menghadapi Conor McGregor. Petarung yang belum terkalahkan ini terlihat lebih rendah diri dibandingkan lawannya. Ia hanya ingin membuktikan kepada dirinya dan ayahnya bahwa petarung Dagestan adalah yang terbaik di dunia. Ia berhasil melakukannya, dan menjadi juara dunia UFC.
5. Warga Dagestan memiliki keyakinan agama yang kuat

Masyarakat Dagestan sebagaian besar memeluk agama Islam. Bagi mereka, Islam bukan sekedar agama. Islam menjadi dasar dan cara hidup warganya.
Keyakinan yang kuat terhadap agama yang dipeluknya ini membuat mereka memiliki disiplin yang kuat. Hal ini juga berpengaruh kepada para petarung asal Dagestan. Mereka dikenal sebagai petarung yang memiliki dispilin yang tinggi saat berlatih.
Keyakinan terhadap Islam yang kuat membuat mereka merasa Tuhan ada di pihak mereka saat bertarung. Hal ini menumbuhkan rasa percaya diri untuk mengalahkan lawan-lawannya di arena pertandingan. Para petarung Dagestan tak hanya bertarung untuk dirinya sendiri. Melainkan, mereka juga bertarung untuk keluarga, teman-teman, negara, dan Tuhan mereka.
Faktor lain yang menjadi alasan kenapa petarung muslim Dagestan jago-jago di UFC adalah keterlibatan Khabib Nurmagomedov. Juara dunia dua kali ini tak segan-segan turun membimbing para petarung muda Dagestan untuk menjadi yang terbaik. Islam Makhacev adalah salah satu murid Khabib Nurmagomedov yang berhasil menjadi juara dunia UFC.