Keren! Greysia Polii Resmi Terpilih Jadi Ketua Komisi Atlet BWF
Jakarta, IDN Times - Pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii, resmi terpilih sebagai Ketua Komisi Atlet BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Dia bakal mengemban jabatan itu untuk periode 2021-2025.
Jabatan baru yang diemban Greysia itu diumumkan secara resmi melalui situs BWF pada Kamis (17/2/2022). Dia terpilih jadi Ketua Komisi Atlet BWF setelah pemungutan suara antara enam anggota.
1. Greysia mau membantu atlet mencapai mimpinya
Dengan posisi barunya ini, juara ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 bersama Apriyani Rahayu diharapkan dapat membawa semangat, energi, dan pengalaman anyar.
"Saya ingin membantu rekan-rekan pemain saya mencapai impian mereka dan membantu dengan permintaan mereka untuk bersaing di sirkuit internasional,” kata Greysia Polii, usai terpilih jadi Ketua Komisi Atlet, dilansir laman resmi BWF.
2. Robin Tabeling jadi wakil di Komisi Atlet BWF
Sebelum resmi perpilih sebagai Ketua Komisi Atlet BWF, Greysia Polii sempat menjalani proses pemeriksaan oleh BWF Vetting Panel, sebagaimana dipersyaratkan untuk semua anggota Dewan.
Selain perempuan berusia 34 tahun, pebulu tangkis asal Belanda, Robin Tabeling juga terpilih sebagai Wakil Ketua oleh anggota Komisi.
Mereka berdua akan dibantu beberapa atlet aktif lainnya yang jadi anggotan komisi, seperti Iris Wang (Amerika Serikat), Kim Soyeong (Korea Selatan), Pusarla V. Sindhu (India), dan Zheng Si Wei (China) yang juga memulai posisi mereka di Komisi Atlet yang baru.
3. Greysia Polii sudah pernah masuk dalam Komite Atlet BWF
Ketua Komisi Atlet sendiri merupakan anggota pemungutan suara Dewan dan bertanggung jawab untuk memberikan saran kepada Komite dan Dewan BWF, tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan atlet.
Melansir ANTARA, ini bukan kali pertama Greysia masuk dalam Komisi Atlet BWF. Greysia tercatat sudah pernah terpilih sejak 2013 lalu.
Daftar atlet yang menjadi anggota komisi atlet sejak Mei 2017 adalah Koen Ridder (Belanda), Tang Yuanting (China), Shinataro Ikeda (Jepang) Yuhan Tan (Belgia), Greysia Polii (Indonesia), dan Hans-Kristian Solberg Vittinghus (Denmark).
