Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KOI Gunakan Skema Ramping dan Efisien untuk SEA Games 2021

Ketua Komite Olimpiade Filipina Bambol Tolentino (kanan) menyerahkan bendera SEA Games kepada seorang pejabat Vietnam saat penutupan SEA Games di stadion atletik Clark, Utara Manila 11 Desember 2019. (ANTARA/AFP/TED ALJIBE)

Jakarta, IDN Times - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bakal menggunakan skema ramping dan efisien untuk pemberangkatan kontingen ke SEA Games 2021. Sistem tersebut dinilai menjadi upaya terbaik dalam menyiasati keterbatasan anggaran pemerintah.

Sekretaris Jenderal KOI, Ferry Kono, menjelaskan keputusan penggunaan skema ramping dan efisien ini diambil dalam rapat Komite Eksekutif akhir pekan lalu. Rapat ini memang membahas beberapa poin penting.

Salah satu poin penting yang dibahas adalah hasil review cabang olahraga yang dilakukan Komisi Sport and Development untuk SEA Games 2021. Rapat juga melahirkan opsi-opsi yang digunakan sebagai solusi keterbatasan anggaran.

“Kami perlu mengurangi jumlah kontingen, mengingat konsep yang diterapkan di SEA Games ini konsep tempur, bukan latihan. Kami menggunakan skema ramping dan efisien,” kata Ferry dalam keterangan resminya, Selasa (22/3/2022).

1. KOI batasi kuota pelatih dan tenaga pendukung di SEA Games 2021

Suasana pembukaan SEA Games 2019 di Philippina Arena, Sabtu (30/11). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/foc

Ferry berujar, dengan skema ini, KOI harus membatasi kuota pelatih hingga tenaga pendukung untuk ajang SEA Games 2021 nanti. Apalagi penundaan SEA Games ini memengaruhi Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) 2022 Kemenpora.

“Jadi tidak semua pelatih berangkat, begitu juga apabila cabor mau mengikutsertakan tim dokter atau masseur khusus. Kami akan lihat apakah mereka mau membantu cabor lain,” kata Ferry.

2. KOI sudah kirim rekomendasi cabor untuk SEA Games 2021 ke Kemenpora

Rapat Koordinasi Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, bersama Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari, dalam proses pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. (dok. Komite Olimpiade Indonesia)

Sementara untuk atlet dan cabor, Ferry menjelaskan KOI telah mengirimkan rekomendasi kepada Kemenpora. Rekomendasi ini merupakan keputusan Komite Eksekutif berdasarkan hasil analisis dari Komisi Sport and Development (KSD) pada pertengahan Maret.

“Rekomendasi yang kami kirimkan sudah memenuhi parameter yang ditentukan, yakni cabor DBON dan non-DBON, yang memiliki peluang perolehan medali, baik emas, perak, dan perunggu serta potensi atlet junior,” ujar Ferry.

3. KOI berharap bisa bahas rekomendasi ini dalam waktu dekat

potret coach Hendry bersama atlet binaannya menjuarai Sea Games 2019 (instagram.com/jonatanschristieofficial)

Dalam waktu dekat, Ferry berharap KOI dan Kemenpora dapat duduk bersama untuk membahas rekomendasi tersebut, sehingga nantinya keputusan ini dapat menjadi acuan pengisian entry-by-name kontingen yang akan ditutup pada 31 Maret nanti.

“Keputusannya tentu tidak bisa memuaskan semua pihak, tetapi kami membuka opsi terhadap cabor yang mampu dibiayai mandiri oleh federasi nasional, tentunya dengan parameter khusus. Jadi walau biaya mandiri, mereka tetap perlu memastikan atlet yang mampu bersaing,” ujar Ferry.

SEA Games 2021 sendiri akan mempertandingkan 40 cabang olahraga dengan 526 nomor event. Ini adalah kali kedua Vietnam tampil sebagai tuan rumah multievent bergengsi dua tahunan kawasan Asia Tenggara itu setelah 2003 silam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us