Transformasi Muhammad Fadli, Pembalap yang Jadi Atlet Paracyling

Kecelakaan membuat kakinya harus diamputasi

Jakarta, IDN Times - 18 cabang olahraga akan diperlombakan dalam ajang Asian Para Games tahun ini. Salah satu di antaranya adalah cabang olahraga paracycling. Dalam acara Hitung Mundur 100 Hari Asian Para Games 2018 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta (28/7), IDN Times berkesempatan bertemu Muhammad Fadli Immamudin. Ia adalah atlet disabilitas peserta Asian Para Games 2018 cabang paracycling.

Di sela-sela pemusatan latihan nasionalnya yang sudah berlangsung sejak Januari, Fadli masih menyempatkan diri untuk terbang ke Jakarta. "Saya kalau ada acara ke Jakarta seperti ini cuma sebentar aja, habis itu balik lagi ke Solo," kata Fadli.

Dikatakannya, ia dan atlet lainnya sudah memasuki persiapan khusus dengan jadwal latihan setiap hari kecuali hari Minggu. Meski begitu tidak terlihat raut tegang di wajahnya. Bisa jadi karena ini bukan kompetisi paracycling pertama baginya.

1. Pernah jadi pebalap motor  

Transformasi Muhammad Fadli, Pembalap yang Jadi Atlet ParacylingInstagram/@mfadly43

Awalnya, Fadli adalah pebalap sepeda motor. Biasanya, di antara jadwal latihannya ia juga suka bersepeda. Namun, pada pertengahan tahun 2015 ia mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan kaki kirinya harus diamputasi.

Beberapa bulan setelah kecelakaan Fadli berusaha bangkit. Dengan menggunakan kaki palsu, ia mencoba kembali bersepeda.

"Menjadi atlet paracycling itu tidak direncanakan, mengalir begitu saja. Karena memang saya terbiasa berkompetisi, jadi ketika ditawarkan untuk ikut kejuaraan paracycling saya sangat senang. Awal tahun 2017 saya sudah ikut event pertama di Bahrain," kenangnya sembari tersenyum.

2. Perjuangan memakai kaki palsu  

Transformasi Muhammad Fadli, Pembalap yang Jadi Atlet ParacylingInstagram/@mfadly43

Fadli mengakui, ia terkendala saat pertama kali harus beradaptasi dengan kaki palsu karena rasanya berbeda ketika dulu ia masih bisa bersepeda dengan kedua kakinya.

"Awalnya bagian kaki palsu yang nempel sama kulit suka bikin lecet. Ada tekanan itu kan. Nanti lecet, sembuh, latihan lagi, lecet, terus sampai akhirnya si kulit itu kapalan," ujar Fadli. Perlahan-lahan ia bisa beradaptasi dengan kaki barunya.

"Saya sekarang bersepeda dengan normal. Walau menggunakan kaki palsu tapi perasaan saya normal karena saya gak kalah dengan orang-orang pada umumnya," imbuhnya.

3. Musibah yang menjadi berkah  

Transformasi Muhammad Fadli, Pembalap yang Jadi Atlet ParacylingInstagram/@mfadly43

Fadli mengatakan musibah yang dialaminya justru menjadi hikmah. Ia jadi bisa berkompetisi tingkat Asia dan lebih tinggi lagi, tingkat dunia.

"Saya ingin ikut kejuaraan dunia di paracycling dan insya Allah sebentar lagi di bulan Juli saya akan ikut kejuaraan dunia di Italy," ujar Fadli. Harapannya dengan ikut dalam Asian Para Games 2018 ini bisa menjadi pijakan awalnya untuk ikut dalam Paralympics 2020 di Tokyo.

4. Pesan Fadli untuk Millenials  

Transformasi Muhammad Fadli, Pembalap yang Jadi Atlet ParacylingInstagram/@mfadly43

Keterbatasan nyatanya tidak menghalangi Fadli untuk terus berkarya. Sebaliknya, ia semakin termotivasi untuk terus berkompetisi.

"Keterbatasan itu cuma ada di dalam pikiran. Dulu diawal saya balap motor, saya juga punya keterbatasan, Tapi dengan kondisi sekarang ini, keterbatasan saya setelah diamputasi itu hanya di pikiran saja. Ketika kita menghilangkan keterbatasan itu semua akan berjalan seperti normal. Contohnya dengan solusi-solusi, kan ada kaki berarti keterbatasannya ditutupi dengan kaki palsu. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi saya percaya bahwa gak ada yang gak mungkin," tutup Fadli.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya