Mills Hadirkan Inovasi Terbaru dalam Koleksi Musim Panas 2026
- Mills mengusung tema "Meta Play Unlocked" dalam peluncuran koleksi musim semi dan panas 2026 sebagai komitmen dalam menghadirkan inovasi setiap enam bulan sekali.
- Sepatu lari terbaru Mills, Hypercharge, memiliki berat hanya 150 gram untuk ukuran 42 dan dilengkapi dengan teknologi supercritical foam di bagian outsole untuk mendukung performa pelari.
- Mills membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk mengembangkan teknologi sepatu lari terbaru mereka agar bisa bersaing dengan tren global dan brand internasional.
Jakarta, IDN Times - Brand apparel lokal, Mills, terus berinovasi. Mereka memperkenalkan koleksi terbarunya yang sarat inovasi dan teknologi terkini dalam acara Product Launching Spring Summer 2026 yang digelar di Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Acara peluncuran ini dihadiri oleh ratusan mitra dan rekanan bisnis Mills dari berbagai daerah, termasuk para pelaku industri olahraga, komunitas, hingga figur publik yang selama ini menjadi bagian dari perjalanan Mills.
Tak hanya itu, Mills juga menghadirkan sejumlah Brand Ambassador mereka, seperti mantan pemain Persija yang kini memperkuat Bekasi CIty, Renan Silva dan pemain Timnas Futsal Indonesia, Bambang Bayu Saptaji, hingga atlet lari nasional Hamdan Sayuti.
1. Mengusung tema khusus dalam peluncuran kali ini
Untuk koleksi musim semi dan panas 2026 ini, Mills mengusung tema “Meta Play Unlocked”. CEO Mills, Ahau, mengungkapkan bahwa Mills secara konsisten melakukan peluncuran produk setiap enam bulan sekali sebagai bentuk komitmen dalam menghadirkan inovasi.
“Mills memang rutin melakukan acara launching hampir setiap enam bulan satu kali untuk dua season. Mills selalu ingin memberikan update terhadap teknologi-teknologi di produk-produk Mills,” ujar Ahau di Jakarta, Selasa (23/9/2025).
2. Sepatu lari terbaru Mills jadi sorotan
Salah satu sorotan utama dalam launching kali ini adalah sepatu lari terbaru dari Mills yang diberi nama Hypercharge. Sepatu ini memiliki berat hanya 150 gram untuk ukuran 42, menjadikannya sebagai salah satu sepatu lari paling ringan yang pernah diproduksi brand lokal.
“Kami kali ini melaunching sepatu running dengan carbon flex, ultra light weight. Itu dengan berat hanya 150 gram di size 42,” jelas Ahau.
Sepatu ini dibekali material V-max dan teknologi supercritical foam di bagian outsole, yang diklaim memberikan efek energy return tinggi untuk mendukung performa pelari, terutama dalam ajang seperti full marathon.
“Dengan ringannya dia itu bisa membantu speed, jadi para runner itu bisa meningkatkan pacenya di saat lari marathon. Itu sangat membantu,” kata Ahau.
3. Mills butuh satu tahun untuk mengembangkan teknologi ini
Untuk mengembangkan teknologi ini, Mills membutuhkan waktu hampir satu tahun. Proses panjang ini dilakukan agar teknologi yang diusung bisa benar-benar bersaing dengan tren global saat ini.
Ahau menegaskan, Mills memiliki visi jangka panjang untuk bersaing dengan brand-brand global, bukan hanya sekadar menjadi pemain lokal. Salah satunya tercermin dari kualitas produk yang kini dinilai sudah setara dengan brand internasional.
“Bisa dilihat dari produk-produk yang diluncurkan oleh Mills kali ini, banyak yang memang secara kualitas, secara teknologi sudah mendekati brand-brand global,” ujar Ahau.
