Ducati menjadi satu-satunya manufaktur di kelas utama MotoGP yang menurunkan enam motor di grid. Rinciannya, dua motor untuk tim utama sementara empat sisanya disuplai ke tim satelit mereka yakni Pramac Ducati dan Avintia.
Keinginan Ducati untuk tetap mempertahankan komposisi enam motor di grid begitu tinggi pada 2022. Lalu, mengapa manufaktur asal Italia itu ingin tetap turunkan enam motor di musim berikutnya?
Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti mengutarakan keinginan Ducati pada rencana tersebut. Menurutnya, Ducati sudah nyaman dengan sistem tersebut.
“Pada kasus kami, ide tersebut ialah tetap melanjutkan program enam motor di kelas utama pada beberapa tahun ke depan dengan sebuah tim independen kedua. Ini adalah sebuah sistem yang nyaman untuk kami".
"Ini juga menjadi cara untuk mempertahankan atau menarik pembalap yang kami yakini berhak tampil di MotoGP”, papar Ciabatti dilansir dari motorsport.com.
Terkait masa depan Ducati di MotoGP, pihak tim sudah menyatakan akan tetap ada di ajang balap tersebut. Pasalnya, mereka sudah meneken perpanjangan dari kontrak sebelumnya yang habis pada akhir musim ini.
Selain Ducati, Yamaha, KTM dan Honda telah perpanjang kontrak untuk tetap berada di MotoGP usai musim 2021. Sementara itu, untuk kontrak tim satelit yang diwakilkan oleh IRTA dengan Dorna Sports telah diperbarui beberapa waktu lalu.
Meski begitu, Ducati tetap menurunkan enam motor selepas musim 2021 bergantung pada sejumlah faktor. Apalagi, susunan grid pada musim 2022 masih belum tetap dan dapat berubah-ubah kapan saja,
Avintia yang saat ini bekerja sama dengan Ducati memilih tak lagi ada di MotoGP setelah kontrak di akhir musim ini berakhir. Dua slot yang kosong rencananya bakal diisi oleh tim milik Valentino Rossi, Sky VR46 Racing. Saat ini tim tersebut memiliki Luca Marini yang ada di Avintia.
Di sisi lain, Gresini sudah menyatakan tak lagi bersama Aprilia pada musim 2022 mendatang. Dilansir dari autosport.com, Ducati dikabarkan sedang menjajaki kerjasama dengan Gresini untuk mempertahankan komposisi enam motor.
Tapi, upaya ini bisa saja terjegal oleh tim pabrikan lain. Suzuki dan Aprilia yang saat ini hanya menurunkan dua motor punya keinginan untuk punya tim satelit di musim depan. Perlu diketahui, grid MotoGP saat ini berisi 22 motor dengan batas maksimalnya adalah 24 motor.
Jika kedua tim merealisasikannya maka Ducati terancam tak bisa turunkan enam motor lagi. Satu-satunya cara agar Ducati bisa turunkan enam motor bila skema itu terjadi ialah menunggu tim independen lainnya putus hubungan dengan tim pabrikan lain.
Jika menilik pada tim satelit pabrikan lain, maka Petronas SRT juga memungkinkan untuk bisa bekerja sama dengan Ducati sebab kontrak mereka dengan Yamaha habis akhir musim nanti. Bos SRT Razlan Razali pun mengaku tak menutup kemungkinan bekerjasama dengan manufaktur lain, atau bahkan bekerjasama dengan VR46 di 2022.
Namun, keputusan yang nantinya diambil akan berdasar pada keinginan Petronas sebagai sponsor utama. Yamaha pun rencananya akan mengadakan pembicaraan dengan pihak Petronas SRT dan VR46 pada dua bulan mendatang.
Di lain pihak, Tech3 masih lengket dengan KTM sehingga kecil kemungkinan Ducati bisa ‘membajaknya’. Indikasi itu disampaikan oleh bos Tech3 Herve Poncharal yang akan tetap memperpanjang kontrak bersama dengan manufaktur asal Austria tersebut.