Selain Ducati Lenovo, Ini Nasib 6 Pembalap Ducati Lain di GP Inggris

Dua nama ini jadi sorotan karena mereka sedang bertarung memperebutkan kursi kosong tim Ducati Lenovo untuk musim 2023. Siapa tandem Francesco Bagnaia akan diputuskan di Sirkuit Red Bull Ring atau Misano.

Di Sirkuit Silverstone, kedua pembalap itu tampil ciamik. Beberapa putaran terakhir, Enea Bastianini merebut tempat keempat Jorge Martin. 

Sejak itu, terjadi beberapa aksi susul-menyusul di antara mereka. Namun, pertarungan akhirnya dimenangkan oleh Bastianini di posisi ke-4, diikuti Martin di posisi ke-5.

Di sisi lain, penampilan impresif mereka berdua membuat para petinggi Ducati semakin pusing. Davide Tardozzi mengatakan bahwa penampilan gemilang mereka membuat kami (Ducati) sulit untuk memilih dan mengambil keputusan. 

Nasib sial menimpa Marco Bezzecchi pada lap pertama. Meskipun memulai dari grid ketujuh, hal itu bukan jaminan untuk bisa terus bersaing dengan grup terdepan.

Sialnya, ia dua kali bersentuhan dengan dua pembalap berbeda. Pembalap yang akrab disapa Bez itu tercecer ke grup tengah dan finis di urutan kesepuluh usai overtake Brad Binder pada lap terakhir. 

Meskipun tidak sesuai harapan, Bez berharap bisa memperbaiki performanya di Sirkuit Red Bull Ring berikutnya. Ia yakin bisa meraih hasil positif karena punya pengalaman menang di kelas Moto3 dan Moto2.

Berbeda dengan Bezzecchi, Luca Marini hanya bisa meratapi nasib finis di urutan ke-12. Saat lampu hijau menyala, Marini yang memulai dari grid ke-10 itu tercecer hingga urutan ke-17 pada putaran pertama. 

Hal tersebut tentu tidak diharapkan oleh pembalap 24 tahun itu. Selama rangkaian gelaran GP Silverstone, Marini belum mendapat set-up terbaik, sehingga, ia pun tak bisa mengeluarkan performa terbaiknya.

Kendala utama adik Valentino Rossi selama membalap di Silverstone ialah pilihan ban keras. Marini mengaku bahwa dirinya tidak terbiasa dengan compound tersebut. 

Hasil Fabio Di Giannantonio sangat bertolak belakang dengan sesama pengguna Ducati, yakni Francesco Bagnaia. Pembalap yang akrab disapa Diggia itu harus puas finis di urutan paling buncit.

Meski begitu, ia masih jadi rookie kedua terbaik dalam raihan poin dalam perebutan gelar juara Rookie of the Year. Ia terpaut 48 poin dari Marco Bezzecchi di urutan pertama.

Nasib sial menimpa Johann Zarco pada gelaran MotoGP ke-12 itu. Padahal, ia punya kans meraih kemenangan atau podium di sana. Sebab sejak hari pertama, ia punya kecepatan yang sangat impresif hingga bisa start sebagai polesitter.

Saat membalap, ia sempat memimpin beberapa putaran. Sayangnya, ia kelihangan daya cengkeram ban depan pada putaran keempat dan tersungkur ke gravel. 

Motor Desmosedici GP memang diakui sebagai motor yang ramah untuk para pembalap. Meski begitu, hal itu tak jadi jaminan para pembalapnya tampil impresif di setiap balapan.