Eko Roni Saputra: Dari Tepian Sungai Samarinda Menuju Panggung Dunia 

Ini 5 fakta menarik tentang sang atlet MMA harapan Indonesia

"Dynamite" Eko Roni Saputra menjadi buah bibir usai mencetak rekor di ONE Championship. Dalam ajang bertajuk ONE: BATTLEGROUND II pada 13 Agustus 2021 silam, petarung berusia 30 tahun ini menang KO atas Liu Peng Shuai dari China.

Yang lebih istimewa, ia hanya membutuhkan waktu 10 detik untuk menjatuhkan lawannya. Pencapaian itu menjadi rekor KO tercepat di divisi flyweight ONE Championship, dan merupakan kemenangan ronde pertama kelima berturut-turut Eko di pentas global ONE. 

Selain menjadi kado indah jelang Hari Kemerdekaan Indonesia, kemenangan tersebut juga mendekatkan sang atlet pada mimpi besarnya menjadi juara dunia MMA pertama dari tanah air. Dengan beberapa kemenangan lagi, harapannya mungkin akan menjadi nyata.

Sambil menantikan kembali aksi Eko di ONE Championship, simak lima fakta menarik tentang pria asal Samarinda ini.

1. Lahir dari keluarga sederhana

https://www.youtube.com/embed/ByeS5-0AVmU

Eko lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya merupakan penjual ikan di pinggiran sungai Mahakam di Samarinda. Kala itu, bisa dibilang Eko kecil hidup berkecukupan. Selain menjadi penjual ikan, sang ayah juga merupakan pelatih tinju amatir. Tak ayal, "sweet science" menjadi olahraga yang melekat pada diri Eko sejak belia.

Namun, masa kecilnya menjadi penuh perjuangan saat usaha sang ayah mengalami kebangkrutan. Eko terpaksa tinggal di rumah sang kakek bersama belasan anggota keluarga lain dengan segala keterbatasan.

Beranjak remaja, Eko mulai menekuni gulat demi meringankan beban orang tua. Kala itu, berkarier dalam gulat dianggap lebih menjanjikan. Pendapatan dari berkompetisi memang tidak banyak, tetapi setidaknya hal itu membuat Eko menjadi lebih mandiri. 

2. Juara gulat nasional

Usai menjuarai berbagai kompetisi junior, bakat Eko dalam gulat semakin tercium. Ia pun mewakili Kalimantan Timur dalam berbagai kejuaraan nasional.Puncaknya, Eko terpilih untuk menjadi anggota tim gulat Kaltim dalam Pekan Olahraga Nasional (PON), ajang empat tahunan yang merupakan pesta olahraga terbesar di tanah air. 

Dalam tiga penyelenggaraan, prestasi Eko dalam gulat gaya bebas tak terbendung. Selama kurun waktu delapan tahun ia berhasil merajai skena nasional dan meraih tiga medali emas PON.Dalam gulat, Eko mencatatkan rekor total 116-10. Ia pun menjadi atlet tak terkalahkan saat menghadapi sesama pegulat tanah air.

Baca Juga: 6 Finisher Mengerikan dari Indonesia di ONE Championship

3. Wakili Indonesia di berbagai kompetisi

Karier Eko dalam gulat semakin menanjak. Ia pun terpilih untuk mewakili Indonesia dalam berbagai kejuaraan internasional. 

Di kancah SEA Games, Eko berhasil mempersembahkan dua medali dari dua keikutsertaan berbeda. Pada 2009, ia meraih medali perunggu di SEA Games Laos. Lalu, empat tahun kemudian, ia meraih medali perak di SEA Games Myanmar. 

Eko pun kerap mewakili Indonesia dalam berbagai kejuaraan multinasional, hingga puncaknya menjadi wakil Indonesia di ajang Asian Games 2018. Pada tahun yang sama, Eko mendapat tawaran untuk bertransisi menjadi atlet seni bela diri campuran (MMA) dan kontrak eksklusif dari ONE Championship.

4. Tinggal di Singapura bersama keluarga

Sempat khawatir jika tawaran yang ia terima adalah penipuan, Eko akhirnya memutuskan untuk menerima kontrak dari ONE dan pindah ke Singapura bersama keluarga. 

Bersama istri dan anak laki-lakinya, Eko menjalani hari-hari baru di Negeri Merlion. Ia berlatih di Evolve MMA, salah satu sasana terbaik di Asia, bersama nama-nama besar dan juara dunia bela diri dari berbagai disiplin. 

Kesempatan langka tersebut betul-betul dimanfaatkan Eko untuk mengembangkan kemampuan diri. Meski harus menelan kekalahan dalam laga debutnya di ONE pada April 2019, Eko segera bangkit dan mampu menghabisi lima lawan berikutnya. 

5. Mendapat perhatian dunia

Keganasan Eko di atas Circle telah memakan banyak korban. Mulai dari Kaji Ebin (Filipina), Khon Sichan (Kamboja), Murugan Silvarajoo (Malaysia), Ramon Gonzales (Filipina) hingga yang terbaru Liu Peng Shuai (China) berhasil ditaklukkan secara kilat.

Tak butuh waktu lama, atlet berusia 30 tahun ini hanya membutuhkan total 10 menit untuk mengalahkan lima lawan.

Kiprah Eko semakin mendunia. Bahkan, media olahraga kombat ternama asal Amerika, MMAFighting.com, menobatkan KO miliknya sebagai salah satu kandidat knockout terbaik tahun ini. 

Dengan sokongan moral dari keluarga yang terus ada di sampingnya, serta bantuan rekan satu tim untuk menajamkan keterampilan bertarungnya, bukan tak mungkin Eko menjadi atlet pertama yang meraih sabuk emas ONE Championship di masa mendatang. 

Baca Juga: 5 Hal Seru Saat Para Srikandi Bela Diri Bertarung di ONE: EMPOWER

ONE Championship Photo Verified Writer ONE Championship

The Home Of Martial Arts

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya