9 Pemain Asal Prancis yang Pernah Membela Manchester City

- Rayan Aït-Nouri – (2025–sekarang) - Bergabung dengan Manchester City pada Juni 2025 dari Wolverhampton Wanderers - Bek kiri produktif dengan kemampuan menyerang yang menonjol - Diharapkan menjadi penerus jangka panjang di sektor kiri pertahanan City
- Rayan Cherki – (2025–sekarang) - Didatangkan dari Olympique Lyonnais pada bursa transfer musim panas 2025 - Gelandang serang dan winger kreatif dengan catatan gol dan assist yang impresif - Menjadi bagian penting dalam regenerasi skuad Pep Guardiola
- Aymeric Laporte – (2018–2023) - Bergabung dengan Manchester City pada Januari 2018 dari Athletic Bil
Manchester City dikenal sebagai salah satu klub papan atas Premier League yang kerap merekrut pemain berbakat dari berbagai negara, termasuk Prancis. Selama bertahun-tahun, banyak pemain asal Negeri Mode yang hadir memperkuat skuad The Citizens dan memberikan kontribusi berharga di berbagai kompetisi. Dari lini pertahanan yang solid hingga gelandang kreatif dan penyerang yang eksplosif, para pemain asal Prancis ini menjadi bagian penting dari perjalanan panjang Manchester City dalam membangun kejayaan, baik di liga domestik maupun di kancah Eropa.
Tidak hanya sekadar melengkapi skuad, para pemain asal Prancis yang pernah membela Manchester City juga meninggalkan jejak mendalam dengan performa mereka di lapangan. Beberapa di antaranya datang sebagai bintang besar dengan label transfer mahal, sementara yang lain hadir sebagai sosok berpengalaman yang menambah kedalaman tim. Setiap nama memiliki cerita tersendiri tentang masa baktinya, kontribusi berupa gol, assist, hingga peran vital yang tidak selalu terlihat di atas kertas. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa pemain Prancis memiliki tempat istimewa dalam sejarah perjalanan Manchester City.
1. Rayan Aït-Nouri – (2025–sekarang)

Rayan Aït-Nouri resmi bergabung dengan Manchester City pada Juni 2025 setelah ditebus dari Wolverhampton Wanderers dengan biaya transfer sekitar 31 juta euro atau setara kurang lebih Rp635 miliar (kurs 2025). Bek kiri asal Prancis berdarah Aljazair ini datang ke Etihad Stadium dengan reputasi sebagai salah satu full-back paling produktif di Premier League musim sebelumnya. Selama membela Wolves, ia dikenal sebagai bek modern dengan kemampuan menyerang yang menonjol: rajin melakukan overlap, dribbling progresif, serta kontribusi dalam mencetak gol maupun assist. Pep Guardiola menilai Aït-Nouri sebagai sosok ideal untuk memperkuat sektor kiri pertahanan sekaligus memberi variasi dalam skema menyerang City.
Meskipun baru memulai masa baktinya di Etihad, ekspektasi terhadap Aït-Nouri cukup tinggi. Kehadirannya diharapkan bisa menjadi penerus jangka panjang setelah era Benjamin Mendy dan Oleksandr Zinchenko, sekaligus memberikan opsi rotasi seimbang bersama bek kiri lain yang ada. Dengan kontrak hingga 2030, Aït-Nouri diproyeksikan menjadi bagian penting dari fondasi City untuk beberapa musim ke depan. Sebagai pemain asal Prancis, ia melanjutkan tradisi panjang rekan senegaranya yang pernah membela The Citizens, seperti Laporte, Nasri, dan Clichy. Jika mampu menjaga konsistensi dan berkembang di bawah arahan Guardiola, Aït-Nouri berpotensi menorehkan karier yang lebih gemilang di Manchester City sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu bek kiri terbaik Eropa.
2. Rayan Cherki – (2025–sekarang)

Rayan Cherki merupakan salah satu pemain asal Prancis yang baru saja bergabung dengan Manchester City pada bursa transfer musim panas 2025. Didatangkan dari Olympique Lyonnais dengan nilai transfer sekitar 36 juta euro atau setara kurang lebih Rp630 miliar, Cherki menandatangani kontrak berdurasi lima tahun hingga 2030. Pemain muda berbakat ini dikenal memiliki kreativitas tinggi sebagai gelandang serang maupun winger, dengan kemampuan dribel, visi bermain, dan menciptakan peluang yang kerap merepotkan lawan.
Di Manchester City, Cherki diharapkan bisa menjadi bagian penting dalam regenerasi skuad Pep Guardiola. Sebelum pindah, ia tampil konsisten bersama Lyon dengan catatan belasan gol dan puluhan assist dalam beberapa musim terakhir. Keberadaannya menambah deretan pemain asal Prancis yang pernah membela The Citizens, sekaligus menunjukkan bagaimana City terus menginvestasikan talenta muda untuk jangka panjang.
3. Aymeric Laporte – (2018–2023)

Aymeric Laporte bergabung dengan Manchester City pada Januari 2018 setelah ditebus dari Athletic Bilbao dengan harga 57 juta euro atau sekitar Rp1,07 triliun. Kehadirannya langsung memberikan dimensi baru di lini belakang City karena gaya mainnya yang tenang, kemampuan distribusi bola, serta kecerdasannya membaca serangan lawan. Selama masa baktinya yang berlangsung hingga musim panas 2023, Laporte tampil dalam lebih dari 180 pertandingan di semua kompetisi, mencatatkan 12 gol serta sejumlah assist dari umpan-umpan panjang khasnya. Ia tak hanya berperan sebagai bek, melainkan juga kerap menjadi solusi saat tim membutuhkan keunggulan dalam situasi bola mati.
Dalam enam musim membela City, Laporte mempersembahkan deretan prestasi membanggakan: 5 gelar Premier League, 2 Piala FA, 4 Piala Liga, dan 1 trofi Liga Champions yang diraih pada musim 2022/23. Salah satu momen terbaiknya adalah musim 2018/19, ketika ia tampil konsisten sepanjang musim dan menjadi bek andalan Pep Guardiola dalam meraih domestic treble bersejarah. Meski akhirnya hengkang ke Al-Nassr, Laporte dikenang sebagai bek modern yang solid sekaligus elegan, dan menjadi salah satu pemain asal Prancis paling sukses dalam sejarah Manchester City.
4. Benjamin Mendy – (2017–2023)

Benjamin Mendy direkrut Manchester City pada Juli 2017 dari AS Monaco dengan mahar sekitar 52 juta euro atau setara Rp920 miliar (kurs saat itu), menjadikannya salah satu bek kiri termahal di dunia pada masanya. Pemain asal Prancis ini datang dengan reputasi besar setelah membantu Monaco menjuarai Ligue 1 2016/17 dan menembus semifinal Liga Champions. Selama berseragam City, Mendy tampil dalam 75 pertandingan di semua kompetisi, mencetak 2 gol dan memberikan 14 assist, meski perjalanan kariernya sering terganggu oleh cedera panjang yang menghambat kontribusinya secara konsisten. Namun, ketika fit, ia dikenal sebagai bek kiri dengan kecepatan, crossing akurat, dan energi tinggi yang mampu mendukung skema menyerang Pep Guardiola.
Dalam enam tahun masa baktinya di Etihad, Mendy turut mempersembahkan 3 gelar Premier League, 2 Piala Liga, dan 1 Community Shield. Perannya memang tak selalu konsisten di atas lapangan, tetapi kehadirannya sebagai bagian dari skuad juara menjadikannya bagian dari generasi emas City di era modern. Meski masa tinggalnya di klub berakhir penuh kontroversi dan ia meninggalkan Etihad pada 2023, Mendy tetap tercatat dalam sejarah City sebagai salah satu bek asal Prancis yang sempat dipercaya Pep Guardiola untuk mengisi posisi kunci di sektor kiri pertahanan.
5. Bacary Sagna (2014-2017)

Bacary Sagna bergabung dengan Manchester City pada musim panas 2014 setelah kontraknya bersama Arsenal berakhir. Ia didatangkan dengan status bebas transfer, sehingga tidak ada biaya transfer yang harus dibayar City. Sebagai bek kanan berpengalaman asal Prancis, Sagna membawa ketenangan dan soliditas di lini pertahanan. Selama tiga musim masa baktinya di Etihad, ia mencatatkan lebih dari 85 penampilan di semua kompetisi, meski tak mencetak gol maupun assist signifikan karena perannya lebih banyak fokus pada aspek defensif. Dengan gaya bermain yang disiplin, Sagna dikenal sebagai pemain yang rajin menutup ruang lawan dan memiliki kemampuan duel udara yang cukup baik untuk ukuran full-back.
Dalam periode kariernya di City, Sagna memang tidak mencatatkan trofi besar seperti Premier League, namun ia tetap berperan penting sebagai bagian dari rotasi lini belakang. Kehadirannya membantu City menjaga stabilitas tim terutama ketika menghadapi jadwal padat. Meskipun tidak spektakuler dalam kontribusi menyerang, Sagna dihormati karena profesionalismenya serta pengaruh positif di ruang ganti. Setelah kontraknya berakhir pada 2017, ia meninggalkan klub dan melanjutkan karier singkatnya di Italia bersama Benevento, sekaligus menutup lembaran pengabdiannya di Premier League.
6. Samir Nasri (2011-2017)

Samir Nasri didatangkan oleh Manchester City dari Arsenal pada musim panas 2011 dengan biaya transfer sekitar 25 juta euro atau setara Rp350 miliar (kurs 2011). Kedatangan gelandang kreatif asal Prancis ini menjadi bagian dari ambisi besar City untuk membangun skuad juara di bawah asuhan Roberto Mancini. Nasri langsung menunjukkan kualitasnya dengan visi permainan brilian, teknik tinggi, serta kemampuan mencetak gol dari lini tengah. Dalam enam musim membela City, ia tampil dalam 176 pertandingan di semua kompetisi, mencatatkan 27 gol dan 40 assist, menjadikannya salah satu gelandang paling produktif dalam skuad. Kehadirannya sering memberikan perbedaan, terutama melalui kontribusi di laga-laga besar.
Masa baktinya di Etihad juga diwarnai prestasi gemilang. Nasri turut mempersembahkan 2 gelar Premier League (2011/12, 2013/14), 1 Piala Liga (2013/14), dan 1 Community Shield (2012). Salah satu momen paling dikenang adalah kontribusinya di musim 2013/14, saat ia mencetak gol-gol krusial yang membantu City mengamankan gelar liga. Meski pada akhirnya posisinya mulai terpinggirkan setelah Pep Guardiola datang, warisan Nasri di City tetap kuat: seorang gelandang kreatif asal Prancis yang membantu mengubah klub ini menjadi kekuatan dominan di Premier League. Setelah masa pinjaman di Sevilla, ia akhirnya meninggalkan Etihad pada 2017, namun namanya tetap tercatat dalam sejarah sebagai bagian penting dari awal era kejayaan City.
7. Gael Clichy (2011-2017)

Gaël Clichy bergabung dengan Manchester City pada musim panas 2011 setelah ditebus dari Arsenal dengan biaya transfer sekitar 7 juta euro atau setara Rp98 miliar (kurs 2011). Sebagai bek kiri asal Prancis yang sudah berpengalaman di Premier League, Clichy memberikan keseimbangan antara kekuatan bertahan dan kemampuan mendukung serangan. Selama enam musim masa baktinya di Etihad, ia tampil dalam 203 pertandingan di semua kompetisi, mencatatkan 3 gol dan 11 assist. Clichy dikenal sebagai pemain yang konsisten, jarang membuat kesalahan, serta memiliki stamina luar biasa yang memungkinkan dirinya bermain intens sepanjang pertandingan.
Dalam periode kariernya bersama City, Clichy berkontribusi besar dalam keberhasilan klub meraih gelar. Ia membantu tim memenangkan 2 trofi Premier League (2011/12, 2013/14), 2 Piala Liga (2013/14, 2015/16), serta 1 Community Shield (2012). Salah satu pencapaian yang paling dikenang adalah perannya di musim 2011/12, ketika ia menjadi bagian dari lini belakang yang kokoh dalam perjalanan City meraih gelar liga pertama setelah 44 tahun. Meskipun tidak selalu menjadi sorotan seperti pemain ofensif lainnya, Clichy adalah bagian penting dari fondasi defensif yang membangun dominasi City di era modern. Setelah kontraknya berakhir pada 2017, ia meninggalkan klub dengan status dihormati sebagai bek kiri yang loyal, disiplin, dan konsisten.
8. Patrick Vieira - (2010–2011)
Patrick Vieira datang ke Manchester City pada Januari 2010 dari Inter Milan dengan biaya transfer yang relatif kecil, sekitar 1,5 juta euro atau setara Rp22 miliar (kurs 2010). Meski sudah memasuki usia senja dalam kariernya, gelandang bertahan asal Prancis ini diboyong untuk memberikan pengalaman, kepemimpinan, dan mental juara bagi skuad yang sedang dibangun City. Dalam satu setengah musim masa baktinya di Etihad, Vieira tampil sebanyak 46 kali di semua kompetisi, menyumbangkan 6 gol dan 5 assist. Meskipun kontribusinya di atas lapangan tidak sebesar pada masa jayanya di Arsenal, Vieira tetap memberikan nilai tambah berupa pengaruh di ruang ganti dan ketenangan dalam mengatur ritme permainan saat diturunkan.
Prestasi terbesar Vieira bersama City datang di musim 2010/11 ketika ia turut membantu klub memenangkan Piala FA, yang menjadi trofi besar pertama bagi City setelah lebih dari tiga dekade. Peran Vieira di ajang tersebut cukup penting, termasuk mencetak gol di putaran awal Piala FA. Setelah kontraknya berakhir pada musim panas 2011, Vieira memutuskan untuk pensiun di Manchester City, menjadikan Etihad sebagai panggung terakhir dalam karier sepak bola profesionalnya. Keputusan itu sekaligus menegaskan bahwa meski hanya sebentar, ia turut meninggalkan warisan berharga sebagai pemain Prancis yang membawa pengalaman dan mentalitas juara ke dalam skuad The Citizens.
9. Eliaquim Mangala – (2014–2019)

Eliaquim Mangala direkrut oleh Manchester City pada musim panas 2014 dari FC Porto dengan biaya transfer sekitar 42 juta euro atau setara Rp735 miliar (kurs 2014). Saat itu, ia digadang-gadang sebagai salah satu bek muda paling berbakat asal Prancis dengan fisik tangguh, duel udara kuat, dan kecepatan untuk mengimbangi penyerang lawan. Namun, meski datang dengan ekspektasi besar, Mangala kerap kesulitan menemukan konsistensi di Premier League. Dalam lima musim masa baktinya di Etihad, ia tampil dalam 79 pertandingan di semua kompetisi, tanpa mencetak gol, dan hanya menyumbang 1 assist. Performanya sering disorot karena melakukan kesalahan mendasar, yang membuatnya kesulitan mengamankan posisi inti di lini pertahanan City.
Meski demikian, Mangala tetap berkontribusi dalam perjalanan skuad City yang mulai mendominasi Inggris. Ia menjadi bagian dari tim yang menjuarai Piala Liga 2015/16, meskipun perannya lebih banyak sebagai pelapis. Karena performanya yang inkonsisten, ia sempat dipinjamkan ke Valencia (2016/17) dan Everton (2018). Pada akhirnya, kontraknya bersama City berakhir pada 2019, dan ia meninggalkan klub tanpa benar-benar mampu memenuhi ekspektasi yang dibebankan padanya. Meski kariernya di Etihad bisa dibilang mengecewakan, nama Mangala tetap tercatat sebagai salah satu rekrutan besar City yang memberi pelajaran berharga tentang risiko investasi besar pada pemain bertahan.