Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi balap MotoGP (unsplash.com/Olav Tvedt)
ilustrasi balap MotoGP (unsplash.com/Olav Tvedt)

Intinya sih...

  • Marquez sempat mau pensiun dini karena kehilangan motivasi

  • Marquez dari Honda ke Ducati untuk mengangkat kembali kariernya

  • Performa Marquez mulai kembali menanjak sejak balapan musim 2024

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pembalap Ducati Lenovo, Marc Marquez, mengaku sempat mengakhiri kariernya di MotoGP lebih cepat. Niatan itu muncul setelah Marquez mengalami cedera parah yang membuat performanya di lintasan menurun drastis.

Usai menjadi juara dunia di 2019, Marquez memang mengalami turbulensi dahsyat dalam kariernya. Dia sempat kecelakaan parah hingga mengalami cedera pergelangan lengan yang mengganggu performanya di lintasan dalam waktu lama.

Kemudian, Marquez juga sempat mengalami gangguan mata, diplopia, yang menyebabkan pandangannya terbatas hingga sulit membalap.

"Badan saya aneh, tak mengaspal dengan bagus. Saya merasa lengan ini begitu aneh saat bekerja. Kemudian, rotasinya terasa tak nyaman. Saya menilai ada yang aneh, sakit sepanjang hari dan itu sangat mengganggu," kata Marquez dilansir Crash.

1. Sempat mau pensiun dini karena kehilangan motivasi

Dengan kondisi tersebut, Marquez sempat kehilangan motivasi untuk melanjutkan karier. Dia bahkan sudah mempertimbangkan untuk pensiun lebih dini.

Tapi, ada bagian darinya yang masih penasaran untuk menantang diri di lintasan. Jika nantinya bisa tampil kompetitif, maka gairah membalap bisa saja bangkit kembali.

"Nyaris, ada pertanyaan yang berkecamuk, kenapa gak berhenti. Tapi, ada satu hal di dalam diri saya yang menjawab, jika saya bisa kompetitif, maka baru ketahuan. Untuk menjawabnya, saya harus menemukan motor terbaik, yakni Ducati. Itulah target saya," ujar Marquez.

2. Rela gajinya turun

Pada akhirnya, Marquez memutuskan pindah dari Honda ke Ducati untuk bisa mengangkat kembali kariernya. Mengawalinya bersama tim satelit, Gresini Racing, Marquez mulai menemukan kesenangan saat membalap.

"Lupakan hubungan, sejarah, dan uang. Saya cuma mau menjawab pertanyaan itu. Alhasil, saya mendapatkan masukan dari adik, itu membantu. Alex (Marquez) membantu saya mengambil keputusan," kata pembalap Spanyol tersebut.

3. Keputusan yang tepat diambil Marquez

Keputusan gabung Gresini ternyata tepat. Performa Marquez, meski tak terlalu mentereng di putaran pertama, mulai kembali menanjak sejak balapan musim 2024 memasuki ujungnya.

Performanya pada putaran kedua musim lalu, ternyata sudah meyakinkan manajemen tim utama Ducati, hingga dia direkrut di awal musim 2025.

Dengan motor andalan Ducati di tim utama sekarang, Marquez malah menjadi calon juara. Dia berpotensi mengakhiri kutukan yang menyatakan tak ada pembalap bisa juara ketika sudah tenggelam lebih dari tiga musim kalah dalam persaingan. Kutukan itu juga sudah berlangsung lama, 76 tahun.

"Kala itu, jika saya gak kompetitif, karier habis. Jika gak ada saya, Alex pasti sudah juara. Ada satu momen, di Senin pagi, ketika kami sarapan di rumah dan dia finis kedua, bilang begini 'Kenapa saya kasih saran kamu begitu?!'" canda Marquez.

Editorial Team