Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Bowling yang Sudah Ada Sejak Peradaban Mesir Kuno

ilustrasi bermain bowling (unsplash.com/Eva Andria)
ilustrasi bermain bowling (unsplash.com/Eva Andria)

Bowling, atau seni merobohkan pin dengan bola berat, adalah salah satu permainan yang cukup populer hampir di seluruh dunia. Untuk yang belum tahu, bowling adalah permainan olahraga di mana pemain akan menggelindingkan bola bowling ke jalur yang panjang dan sempit dengan tujuan merobohkan pin segitiga. Bowling mirip dengan permainan British skittles, di mana pemain akan menjatuhkan pin dengan bola atau kepingan.

Bentuk bowling yang paling populer di dunia adalah tenpin, di mana pemain harus menjatuhkan 10 pin. Lalu, berapa sebenarnya usia permainan ini? Mungkinkah dari zaman Paleolitik? Namun, yang pasti, sejarah bowling sudah ada sejak lima ribu tahun yang lalu, lho.

1. Bowling diketahui sudah ada sejak zaman Mesir kuno

Gambar permainan yang ditemukan arkeolog di Mesir kuno, menyerupai permainan bowling yang lebih modern dari skittles. (olahraga) (commons.wikimedia.org/William Matthew Flinders Petrie and James Edward Quibell)
Gambar permainan yang ditemukan arkeolog di Mesir kuno, menyerupai permainan bowling yang lebih modern dari skittles. (olahraga) (commons.wikimedia.org/William Matthew Flinders Petrie and James Edward Quibell)

Permainan bowling diketahui sudah ada sejak zaman Mesir kuno kurang lebih 5.000 tahun yang lalu. Pada awal abad ke-20, Sir Flinders Petrie, seorang antropolog Inggris, menemukan beberapa benda yang mirip seperti perangkat permainan bowling di kuburan seorang pemuda.

Melansir laporan ABC Science, ditemukan sebuah ruangan yang memiliki lantai batu kapur halus dan dua bola batu yang berasal dari Mesir dan Romawi pada abad kedua dan ketiga. Ini mungkin saja sebuah arena bowling paling awal yang diketahui dalam sejarah.

Selain itu, permainan bocce Italia, olahraga yang menggabungkan antara bowling dan biliar ini dimainkan oleh orang Romawi sejak 50 SM. Permainan jenis bowling ini dimainkan oleh orang Romawi dan Mesir dengan bola kulit yang diisi jagung.

2. Di abad pertengahan, Jerman  kuno memiliki permainan yang mirip dengan bowling untuk penebusan dosa

Kegel, ditemukan di Stoopweg dari rute terowongan kereta api. (commons.wikimedia.org/Museum Rotterdam)
Kegel, ditemukan di Stoopweg dari rute terowongan kereta api. (commons.wikimedia.org/Museum Rotterdam)

Nenek moyang pertama yang memainkan bowling modern ada di Jerman pada zaman kuno akhir. Menurut buku Sports Around the World, pada abad ketiga dan keempat, sebuah upacara keagamaan diciptakan dengan nama "Bowling untuk Keselamatan". Para petani saat itu membawa tongkat yang disebut "kegel". Bentuknya sangat mirip dengan pin bowling saat ini.

Dalam upacara tersebut, kegel menjadi sasarannya, dengan pengawasan juru tulis, para peserta akan melempar bola kayu ke kegel. Sasaran ini adalah alegori untuk dosa, paganisme, iblis, dan semua hal buruk lainnya. Mereka kemudian akan menggelindingkan bola kayu ke kegel sebagai lambang untuk mengalahkan dosa. Mereka yang berhasil meruntuhkan semua dosa mereka dengan permainan ini akan dirayakan sebagai kegler yang bebas dosa. Permainan ini sangat populer pada masa itu.

3. Martin Luther memiliki permainan bowling sendiri

potret lukisan Martin Luther (commons.wikimedia.org/Lucas Cranach the Elder)
potret lukisan Martin Luther (commons.wikimedia.org/Lucas Cranach the Elder)

Jerman adalah jantung permainan bowling, dan menjadi olahraga nasional. Misalnya, Britannica menunjukkan bahwa sejarah bowling dikaitkan dengan pesta di Frankfurt pada tahun 1463, yang menghadiahkan daging rusa dalam permainan bowling. Hal itu menjadi magnet perjudian dalam bentuk tunai atau sejenisnya. Jenis permainan ini meluas ke negara-negara yang berbatasan dengan Jerman, seperti kontes bowling tahun 1518 yang diadakan di Breslau, Polandia, di mana pemenangnya dianugerahi seekor lembu.

Namun, sejak zaman kuno hingga periode pramodern, permainan kegel Jerman ini dikaitkan dengan agama. Salah satu pendorong bowling terbesar tidak lain adalah Martin Luther (1483-1546), pemimpin agama yang mencetuskan Reformasi Protestan. Luther memasang arena bowling satu jalur di dekat rumahnya di Wittenberg. Meskipun secara tradisional, pin melambangkan dosa, Luther menganggap pin untuk melambangkan pendeta Katolik yang ditentangnya. Dia sangat senang melemparkan bola ke pin.

Sebelum adanya permainan bowling Luther, pemain biasanya akan melempar pin dengan nomor dari tiga sampai tujuh belas. Luther sering dipuji karena membakukan jumlah pin menjadi sembilan. Dengan demikian, bowling sembilan pin menjadi bentuk standar bowling di Jerman dan negara-negara yang mengadopsi olahraga tersebut. Dengan cara itu, Luther tidak hanya mencoba mereformasi kekristenan, tetapi ia juga mereformasi bowling secara kontroversial.

4. Permainan lawn bowls pernah dilarang di Inggris

Ilustrasi lukisan para petani yang sedang bermain bowling di sebuah desa. (commons.wikimedia.org/David Teniers the Younger
Ilustrasi lukisan para petani yang sedang bermain bowling di sebuah desa. (commons.wikimedia.org/David Teniers the Younger

Di Inggris, lawn bowls adalah permainan populer yang terkait dengan permainan bowling. Melansir buku Bowling, Raja Edward III melarang bowling rumput pada tahun 1366 karena pasukannya melewatkan pelatihan wajib militer akibat kesenangan bermain permainan ini. Larangan juga diterapkan oleh Raja Henry VIII pada tahun 1512. Dalam hal ini, larangan yang dibuat Raja Henry VIII hanya berlaku untuk kaum tani, karena menurut perkiraan raja, mereka menghabiskan banyak waktunya untuk bermain bowling ketimbang bekerja. Ini karena raja sendiri juga menikmati permainan tersebut.

Inggris juga mewariskan konsep bowling di dalam ruangan. Pada tahun 1455, lapangan bowling rumput ditutup dan menciptakan arena bowling pertama. Konsep bowling sebagai olahraga ini bermigrasi ke Amerika, di mana, setidaknya di masa kolonial, bowling adalah permainan paling populer. Lawn bowls digantikan oleh popularitas pin bowling karena kebanyakan orang lebih senang menjatuhkan pin daripada mengenai bola kecil.

5. Bowling menyebar ke Amerika

Ilustrasi seorang karyawan yang kedapatan bermain skittles di jam kerjanya. (commons.wikimedia.org/T.C.  Wilson)
Ilustrasi seorang karyawan yang kedapatan bermain skittles di jam kerjanya. (commons.wikimedia.org/T.C. Wilson)

Pada saat penjajahan, pin bowling telah menyebar ke luar perbatasan Jerman. Dilansir Britannica, dari abad ke-15 hingga ke-17, bowling perlahan menyebar ke Negara-negara Dataran Rendah. Di sini, pemain bowling bermain di dalam gudang yang disebut "Kegelbahns", yang terdapat jalur yang terbuat dari kayu keras atau tanah liat.

Pemukiman Belanda di New Netherland (kemudian New York) pada tahun 1624, membawa permainan bowling dengan sembilan pin. Faktanya, taman tertua di New York City bernama Bowling Green, menjadi arena permainan bowling rumput. Orang Belanda menyebut tempat itu "Dataran", dan dilaporkan sebagai tempat Peter Minuit membeli Manhattan dari penduduk asli Amerika.

Belanda kemudian menggunakan tempat tersebut sebagai pasar, tetapi masih dikatikan dengan bowling sembilan pin. Meskipun orang Belanda diasosiasikan dengan permainan bowling, tetapi orang Jerman yang berimigrasi ke Amerika Serikat dalam jumlah besar pada tahun 1840-an, membuat permainan tersebut benar-benar berkembang pesat.

6. Bowling pernah dilarang di Amerika Serikat

arena bowling Windsor Club of Windsor, Vermont, sekitar tahun 1910 (commons.wikimedia.org/Unknown author)
arena bowling Windsor Club of Windsor, Vermont, sekitar tahun 1910 (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Pada tahun 1840, arena bowling indoor pertama muncul di Amerika Serikat, yaitu Knickerbocker Alleys di New York City. Popularitas permainan ini meningkat pesat sehingga pada akhir dekade ini, terdapat lebih dari 400 arena bowling di New York saja. Sayangnya untuk olahraga, banyak orang yang suka bertaruh, dan perjudian ini menimbulkan kejahatan.

Bersamaan dengan itu muncul perhatian dari pemerintah, yang melarang bowling di beberapa tempat. Salah satu contohnya adalah Connecticut, yang melarang bowling sembilan pin pada tahun 1841. Akan tetapi, pengusaha bowling yang nakal, melanggar hukum dengan menetapkan pin ke-10.

Seiring berjalannya waktu, tenpins segera menggantikan popularitas ninepins. Pada saat yang sama, beberapa arena bowling menggunakan pin yang lebih besar dan mengelompokkannya lebih dekat, yang menghasilkan 300 game. Pada tahun 1860-an, permainan ini dimainkan terutama oleh klub-klub Jerman.

7. Bowling distandarisasi pada tahun 1895

duckpin dan jalur bowling sepuluh pin (commons.wikimedia.org/American Red Cross employee)
duckpin dan jalur bowling sepuluh pin (commons.wikimedia.org/American Red Cross employee)

Pada tahun 1875, 27 klub bowling membentuk National Bowling Association. Mereka berusaha untuk membakukan aturan, seperti mengatur ukuran bola, penempatan garis, dan penghilangan pin yang jatuh di antara lemparan yang disebut "kayu mati". Organisasi lain melanjutkan tren menuju standardisasi ini, termasuk Liga Bowling Amerika (dibentuk tahun 1890) dan Liga Bowling Amatir Amerika (dibentuk tahun 1891).

Buku Sports in American History from Colonial Times to the Twenty-First Century mencatat bahwa Liga Bowling Amerika menghilangkan lemparan ketiga per frame, dengan skor maksimum 200 poin. Kebetulan, beberapa varian bowling tiga lemparan masih ada sampai sekarang, seperti Duckpin Bowling, yang menggunakan pin lebih kecil dan bola lebih kecil tanpa lubang jari.

Kesuksesan terbesar dalam standardisasi datang setelah pembentukan Kongres Bowling Amerika (ABC), di New York City untuk pertama kalinya pada 9 September 1895. Grup ini menetapkan aturan permainan bowling hari ini, seperti  mengatur bobot dan dimensi bola, penempatan pin, dan skor maksimum 300 dengan membawa poin dari serangan dan cadangan. Dari sini, popularitas bowling mulai tumbuh kembali.

Pada saat yang sama, ABC melarang orang non-kulit putih dan perempuan untuk berpartisipasi dalam organisasi mereka. Akibatnya, perempuan membentuk Kongres Bowling Internasional Wanita sendiri pada tahun 1916 dan sering berkolaborasi dengan ABC. Segregasi memaksa orang non-kulit putih untuk membentuk National Negro Bowling Association.

8. Perkembangan bola bowling dari zaman ke zaman

bola bowling (unsplash.com/Persnickety Prints)
bola bowling (unsplash.com/Persnickety Prints)

Pada awal abad ke-20, para pemain umumnya menggunakan bola yang terbuat dari lignum vitae, kayu yang sangat padat dan keras. Namun, bola kayu ini rawan rusak. Beberapa pemain bowling akan mengebor bola kayu ini dan mengisinya dengan timah untuk menghasilkan bola yang melengkung tajam (disebut "bola dodo").

Akan tetapi, hal in berubah pada tahun 1905 ketika bola karet padat yang disebut Evertrue diperkenalkan. Pembuatnya, Brunswick, mengatakan bahwa bola itu terbuat dari mineralit, untuk mengurangi kebisingan saat bola dilemparkan ke jalur. Bola ini populer, dan produksi massal bola Evertrue dimulai pada tahun 1914.

Bola bowling telah berevolusi, tetapi bowling saat ini umumnya masih sintetik. Sebagian besar bola bowling terdiri dari inti logam bubuk yang dicampur dengan resin dan inti luarnya lebih ringan, yang mengandung poliester atau manik-manik kaca yang dicampur dengan resin. Kulit terluar biasanya terbuat dari poliuretan atau poliester.

9. Turnamen bowling internasional pertama diadakan di Eropa

Kongres Bowling Amerika, dalam Turnamen Bowling di Milwaukee, Amerika Serikat (commons.wikimedia.org/Geo. R. Lawrence Co.)
Kongres Bowling Amerika, dalam Turnamen Bowling di Milwaukee, Amerika Serikat (commons.wikimedia.org/Geo. R. Lawrence Co.)

Salah satu tanda bahwa olahraga menjadi serius adalah munculnya turnamen. Turnamen bowling internasional pertama mungkin diadakan di akhir abad ke-19 di Jerman. Namun, ini menjadi lebih formal pada tahun 1926 dengan pembentukan Asosiasi Bowling Internasional. Grup ini mengadakan beberapa turnamen hingga tahun 1936.

Pewaris Asosiasi Bowling Internasional adalah Fédération Internationale des Quilleurs (FIQ), yang dibentuk pada tahun 1952 dan mengadakan kompetisi amatir internasional besar pertamanya dua tahun kemudian. Pada tahun 2014, berganti nama menjadi World Bowling dan pada tahun 2020 berganti nama menjadi International Bowling Federation (IBF).

Kongres Bowling Amerika menjalankan tradisi turnamen Amerika yang diadakan lebih teratur daripada turnamen internasional. Kongres Bowling Amerika akhirnya bergabung dengan Kongres Bowling Internasional Wanita dan Aliansi Bowling Amerika Muda pada tahun 2005 untuk membentuk Kongres Bowling Amerika Serikat.

10. Mesin otomatis bowling mengubah segalanya

anak-anak yang bekerja di Subway Bowling Alleys, Brooklyn (commons.wikimedia.org/Lewis Wickes Hine)
anak-anak yang bekerja di Subway Bowling Alleys, Brooklyn (commons.wikimedia.org/Lewis Wickes Hine)

Dalam permainan bowling modern, terdapat mesin yang akan membersihkan dan mengatur ulang pin. Akan tetapi, sebelum adanya otomatisasi, anak laki-laki dipekerjakan untuk menyusun ulang pin secara manual. Ini adalah pekerjaan berupah rendah yang berbahaya.

Upaya awal untuk membuat mesin tidak memuaskan, terutama karena mesin tidak dapat melihat pin dengan akurat. Kemudian, pada tahun 1941, Gottfried "Fred" Schmidt mematenkan mesin bowling yang berhasil. Mesin seberat dua ton ini dapat menghentikan bola dengan bantalan dan menyusun ulang pin, ia juga dapat mengembalikan bola ke pemain.

Namun, mesin tersebut belum sepenuhnya siap untuk distribusi massal hingga tahun 1952. Pada saat itu, hak paten Schmidt berada di bawah kendali American Machine and Foundry Company, yang menjadi produsen utama pinsetter ini. Mesin-mesin tersebut dengan cepat berkembang, sehingga pada tahun 1958, 40.000 di antaranya disewakan.

11. Bowling digilai banyak orang di Amerika

potret Don Carter (sysoon.com)
potret Don Carter (sysoon.com)

Momen penting lainnya untuk bowling adalah pendirian Asosiasi Bowler Profesional (PBA) pada tahun 1958. Dalam dua dekade, bowler bersaing untuk mendapatkan hadiah uang jutaan dolar. Ini melahirkan bintang pro bowling seperti Don Carter, anggota pendiri dan presiden PBA yang ikut serta dalam pertandingan yang disiarkan di televisi.

Sejarah Carter dengan bowling kembali ke masa kanak-kanak ketika dia bekerja sebagai pinsetter di masa pra-otomatisasi. Pada tahun 1964, dia adalah atlet pertama dalam olahraga yang mendapatkan kesepakatan dukungan 1 juta dolar AS atau setara Rp14,8 miliar, bersama produsen bola bowling Ebonite. Bintang lainnya seperti Dick Weber, yang juga merupakan anggota piagam PBA, dan Earl Anthony, pemain bowling pertama yang menghasilkan pendapatan karier lebih dari 1 juta dolar AS.

Dari tahun 1950 hingga 1970-an, bowling menjadi fenomena di Amerika. Tidak hanya ada turnamen PBA, tetapi olahraga tersebut juga membanjiri media televisi dengan acara berjudul Bowling for Dollars, di mana kontestan dari seluruh Amerika Serikat akan mendapatkan tiga lemparan pin untuk memenangkan uang tunai dan hadiah.

12. Bowling masuk ke Asia

bowling di Jepang (commons.wikimedia.org/antjeverena)
bowling di Jepang (commons.wikimedia.org/antjeverena)

Bowling bersifat internasional, tetapi globalisme ini hanya meluas ke Amerika dan Eropa. Namun, Museum & Hall of Fame Bowling Internasional menjelaskan bahwa setelah Perang Dunia II, bowling diperkenalkan oleh tentara Amerika kepada orang Jepang. Pusat bowling sipil pertama dibuka pada tahun 1952, dan pada tahun 1967, sebuah asosiasi bowling profesional telah dibentuk, yakni Asosiasi Bowler Profesional Jepang.

Meskipun Amerika mendominasi bisnis manufaktur bowling sejak awal, perusahaan Jepang dengan cepat mengambil alih. Pada tahun 1970, ada lebih dari 3.500 pusat bowling di Jepang, yang terbesar adalah Jalur Stadion Korakuen di Tokyo, yang terdapat 62 jalur. Para pemain Professional Bowlers Association diundang untuk berkompetisi di turnamen Jepang. Uniknya, pemain bowling Jepang didominasi perempuan, berbeda dengan sifat patriarkal olahraga di Amerika dan negara lain. Sementara itu, bowling semakin populer di seluruh Asia, termasuk di Indonesia, Korea, Hong Kong, Thailand, dan Singapura.

13. Bowling diragukan sebagai olahraga Olimpiade

ilustrasi bermain bowling (unsplash.com/Eva Andria)
ilustrasi bermain bowling (unsplash.com/Eva Andria)

Bowling mulai memudar popularitasnya pada akhir 1980-an, tetapi ini tidak mempengaruhinya untuk masuk ke dalam Olimpiade. Bowling terjun ke Olimpiade sebagai olahraga ekshibisi pada pertandingan tahun 1988 di Seoul, Korea Selatan. Namun sejak penampilan one-shot ini, bowling gagal diterima sepenuhnya oleh komunitas Olimpiade. Sebagian, penolakan terhadap bowling ada hubungannya dengan konsepsi populer tentangnya.

Pada 2019, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menolak tawaran bowling untuk Olimpiade di pertandingan Paris 2024. Hal ini karena bowling tidak menarik bagi penonton usia muda. Olahraga lain yang kurang terkenal seperti skateboard, selancar, dan breakdance, adalah contoh olahraga yang diterima oleh anak muda karena menarik untuk ditonton.

Setelah membaca sejarah bowling, apakah olahraganya akan dilupakan oleh anak muda? Jawabannya tentu saja tidak. Seperti yang telah ditunjukkan oleh sejarah, bowling telah mengalami pasang surut popularitas. Ini hanya masalah waktu sebelum bintang bowling bersinar terang kembali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jumawan Syahrudin
Merry Wulan
Jumawan Syahrudin
EditorJumawan Syahrudin
Follow Us