Kapten Timnas Basket, Andakara Prastawa, percaya pada pemain lokal untuk SEA Games 2025.
Peluang Timnas Basket Indonesia besar meski harus berhadapan dengan Thailand di penyisihan.
Prastawa dan timnya sudah gatal untuk segera bertanding di SEA Games 2025 setelah persiapan yang intensif.
Jakarta, IDN Times - Timnas Basket Indonesia diliputi rasa percaya diri jelang SEA Games 2025. Namun, mereka berhadapan dengan aturan tak boleh menggunakan pemain naturalisasi.
Thailand selaku penyelenggara hanya mengizinkan pemain naturalisasi yang sudah memiliki paspor negara baru sebelum usia 16 tahun untuk dapat tampil di SEA Games 2025. Kendati demikian, Timnas Basket tak ciut.
Kapten Timnas Basket, Andakara Prastawa, tak gentar kendatipun tak ada pemain naturalisasi di skuad Timnas. Dia menegaskan Indonesia punya banyak pemain lokal bagus yang bisa bersaing.
"Saya sudah ada di Timnas dari 2013, 2015, 2017. Naturalisasi kami mungkin hanya pada 2015 atau 2017. Pokoknya, kami sudah biasa juga main tanpa naturalisasi, kenapa jadi harus bergantung ke naturalisasi? Nggak juga kan?" ujar Prastawa kepada awak media.
Prastawa mengungkapkan, peluang Timnas Basket untuk bicara di SEA Games 2025 sangat besar. Meski harus jumpa Thailand di penyisihan, tim Merah Putih tetap punya kans buat melaju jauh.
"Tidak akan lah kami berpikir bahwa peluangnya kecil. Karena kami juga sudah sering juga ketemu Thailand. Mungkin mereka akan lebih diuntungkan karena bermain di kandang. Namun, kami tidak takut lah sama mereka," ujar Prastawa.
Prastawa mengaku sudah gatal untuk segera mentas di SEA Games 2025. Untuk persiapan, mereka sudah berlatih lebih intens serta mengamati kekuatan lawan-lawan yang akan dihadapi di penyisihan.
"SEA Games sudah dekat. Kami sudah tidak sabar. Persiapannya sudah mengerucut ke tim-tim yang akan kami lawan. Jadi, sudah lebih intens lagi dan kami sudah ingin cepat bertanding saja sih," kata Prastawa.
Timnas Basket di sektor putra terakhir mengukir prestasi di SEA Games pada 2021. Kala itu, mereka membawa pulang medali emas, memutus dominasi Filipina. Akankah capaian itu terulang pada 2025?