Usai Raih Medali Emas di Asian Games, Ini Target Baru Jonatan Christie

Kepada publik, atlet berusia 20 tahun itu mengaku tidak tahu kalau foto selebrasinya dengan membuka baju di akhir pertandingan menjadi viral. Bahkan, harian Kompas menjadikan foto tersebut sebagai headline. 

"Saya sih belum melihat kalau foto itu menjadi headline koran. Tetapi, itu bisa saya jadikan motivasi untuk pertandingan-pertandingan berikutnya," ujar Jojo semalam. 

Ia menegaskan aksinya tersebut tidak direncanakan alias spontan. Walaupun sempat terjadi dua kali yakni di babak semi final dan final. 

Ia mengatakan ketika itu tengah bahagia karena tidak menyangka bisa lolos ke babak final, bahkan meraih medali emas. Untuk bisa menjadi juara, Jojo harus mengalahkan pemain bulu tangkis dari China, yang memiliki peringkat dan jam terbang lebih baik. 

Najwa sempat berkomentar banyak yang menikmati momen ketika Jojo membuka bajunya, terutama kaum hawa. Namun, Jojo terlihat tidak ambil pusing terhadap berbagai reaksi yang ia terima. 

"Kalau itu membuat orang lain bergembira, ya gak apa-apalah," katanya lagi yang direspons tawa para hadirin.

Jojo mengakui untuk bisa menjadi juara, ia harus merelakan waktunya bersama keluarga lebih terbatas. Ia juga tidak bisa menikmati waktu luang dengan nongkrong layaknya anak millenials lainnya, lantaran harus terus berlatih di Pelatnas. 

"Beda dengan anak-anak muda lainnya yang bisa keluar malam atau pergi ke mana pun yang mereka mau. Sementara, kita dari pagi hingga sore, kerjaan kita itu adalah latihan," ujar Jojo.  

Ia pun mengaku hanya menghabiskan waktu di kamar dan bermain video game kalau memiliki waktu rehat dari berlatih. 

Ketika Jojo menjadi juara di Asian Games dan berhasil meraih medali emas, bukan hanya masyarakat Indonesia yang terharu menyaksikannya. Marlanti Djaja, ibunda Jonatan Christie pun merasakan hal yang sama. Bahkan, ia sampai menitikan air mata ketika memeluk putranya. 

"Saya makasih banyak sama Tuhan, saya bersyukur kepada masyarakat Indonesia. Kami senang sekali dan bangga. Bundanya sering ikut mengucapkan doa untuk Jojo," kata Marlanti yang tidak henti-hentinya menyeka air mata yang mengalir ketika menyaksikan putra kesayangannya meraih medali. 

Ia juga mengaku rindu terhadap putranya itu karena jarang bisa bertemu dengan Jojo. "Saya kangen sama anak saya, karena jarang ketemu," kata sang ibunda sambil memeluk Jojo penuh haru. 

Sebagai atlet yang masuk ke dalam pelatnas, jarang bertemu dengan orang tua menjadi salah satu konsekuensi. Dalam 7 hari, setiap atlet biasanya hanya diberi waktu libur satu hari.