10 Pemain yang Menjadi Bintang Setelah Berganti Posisi, Ada Buffon!  

Sejak di Sevilla, Ramos dikenal sebagai bek kanan yang aktif, agresif, dan rajin mengirimkan crossing ke lini depan. Posisi tersebut juga ia perankan pada periode awal membela Real Madrid. Namun, saat Jose Mourinho melatih Madrid pada tahun 2010, Ramos mulai digeser beberapa kali ke pos bek tengah El Real.

Performa Ramos di jantung pertahanan Madrid pun semakin fantastis. Pemain 34 tahun itu hampir setiap kali tampil memukau hingga membuatnya menjadi bek tengah andalan El Real. Hebatnya, sebagai bek tengah Ramos malah menjadi lebih produktif dalam urusan mencetak gol. Kini, sang kapten Los Blancos terdaftar sebagai salah satu top score sepanjang masa Real Madrid.

Javier Mascherano awalnya merupakan gelandang bertahan sejak membela West Ham United dan Liverpool. Namun, saat Mascherano pindah ke Barcelona, pensiunan Timnas Argentina itu kerap menjadi bek tengah jadi-jadian oleh Pep Guardiola yang saat itu melatih.

Hal tersebut disebabkan lini bertahan Barca yang sering kali krisis karena badai cedera. Namun, seiring berjalannya waktu dan performa yang menjanjikan, Mascherano akhirnya dipermanenkan sebagai bek tengah Blaugrana. Mascherano terus berlanjut sebagai bek tengah hingga masa akhirnya di Barcelona dengan raihan gelar yang mentereng.

Sama halnya dengan Mascherano, Vincent Kompany juga mengalami perubahan dari gelandang bertahan menjadi bek tengah di Manchester City. Kompany datang dari Hamburger SV sebagai gelandang bertahan yang berpotensi.

Seiring berjalannya waktu, Kompany bergeser menjadi bek tengah tetap The Sky Blues. Penampilannya di lini pertahanan pun sangat solid. Tak heran mantan kapten Manchester City itu mampu membawa timnya merengkuh berbagai bergengsi seperti Liga Inggris dan Piala FA.

Mengawali kariernya sebagai bek kiri sejak memperkuat Southampton, Gareth Bale menjelma sebagai pemain sayap fenomenal. Adalah Harry Redknapp yang menggeser posisinya ketika di Tottenham Hotspurs pada tahun 2010. Puncak potensi Bale dalam menyisir sisi lapangan lebih ke depan terlihat saat sang pemain mengayam-ayami Douglas Maicon, kala Spurs bersua Inter Milan di Liga Champions.

Alhasil, Bale pun menjadi bintang karena posisi barunya. Pada tahun 2013 bahkan Real Madrid rela meminang Bale dengan memecahkan rekor transfer dunia pada saat itu. Tujuh tahun berseragam Los Blancos, pemain 31 tahun itu mencapai puncak kejayaan kariernya. Gelar-gelar seperti La Liga, Liga Champions, Piala Super Eropa, hingga Piala Dunia Antar Klub sukses Bale raih sebagai pemain sayap Madrid.

Kebalikan dari Bale, Antonio Valencia digeser lebih ke bawah sebagai bek kanan dari posisi aslinya sejak era Louis Van Gaal di Manchester United pada tahun 2014. Namun, dalam kasus Valencia, pemain yang berjuluk The Commander itu harus rela berganti posisi karena United surplus pemain sayap.

Nama-nama seperti Luis Nani, Ashley Young, Juan Mata, hingga Angel Di Maria membuat Valencia paten menjadi bek kanan MU. Namun, diposisi barunya kapten Timnas Ekuador itu juga tetap tampil gemilang bersama The Reds Devils. Valencia dinilai sebagai bek sayap yang kokoh dalam bertahan dan agresif ketika menyerang. Tak heran Valencia menjadi pemain andalan MU hingga akhir masa abdinya di Old Traffod.

Mungkin publik lebih mengenal Gianluigi Buffon sebagai seorang kiper. Namun, sebenarnya sang pemain adalah penyerang di awal karier profesionalnya. Legenda Timnas Italia itu bisa dibilang tidak sengaja menjadi penjaga gawang dan seketika menjadi hebat.

Ceritanya bermula pada saat Buffon membela AC Parma pada tahun 1991 silam. Pada saat itu kiper Parma tengah mengalami cedera, dan Buffon muda tertantang untuk menggantikan posisinya. The Superman pun menikmati peran barunya dan terus berlanjut saat ia berseragam Juventus dan Timnas Italia.

Sebagai pesepak bola, Branislav Ivanovic juga mengalami perpindahan posisi yang membuat kariernya lebih mentereng, Memulai kiprahnya di sepak bola sebagai bek tengah, Ivanovic bergeser menjadi bek kanan sejak membela Chelsea pada tahun 2008.

Pemain asal Serbia itu dinilai memiliki kemampuan menyerang dan bertahan yang luar biasa. Kelincahan dan akurasinya dalam memberikan crossing juga sangat mengesankan. Dengan posisinya tersebut, Ivanovic pun sukses meraih banyak gelar, hingga membawa The Blues meraih juara Liga Champions untuk pertama kalinya pada tahun 2012 silam.

Bastian Schweinsteiger merupakan salah satu gelandang tengah terbaik dalam sejarah sepak bola. Namun, pemain yang akrab disapa Schweini itu awalnya berposisi sebagai pemain sayap. Baik di Timnas Jerman hingga era awalnya di Bayern Munich, pria kelahiran Kolbermoor itu adalah sosok sayap yang bertalenta.

Pada tahun 2009, Jupp Heynckes, pelatih Bayern Munich pada saat itu membuat gebrakan besar dengan merotasi posisi Schweinsteiger ke sektor gelandang tengah. Hasilnya sangat brilian. Schweini menjelma menjadi gelandang yang hebat. Bahkan posisi tersebut menular hingga ke Timnas Jerman. Kesuksesan Schweinsteiger dalam memainkan perannya pun sampai membawa Bayern meraih treble winners pada tahun 2013, dan Piala Dunia bersama Jerman setahun setelahnya.

Legenda hidup Timnas Belanda, Robin van Persie, juga mengalami transformasi pada posisinya. Awalnya van Persie merupakan pemain sayap agresif selama bertahun-tahun di Feyenoord dan Arsenal. Namun, pada periode akhir RvP di Arsenal, Arsene Wenger sering menempatkannya sebagai ujung tombak tim Meriam London itu.

Hasilnya pun fantastis. The Flying Dutchman sukses membukukan 96 gol selama membela Arsenal. Di musim terakhirnya bersama The Gunners bahkan van Persie keluar sebagai top score Liga Inggris. Hebatnya, gelar tersebut berhasil RvP pertahankan plus raihan Liga Inggris perdananya saat berseragam Manchester United pada musim selanjutnya.

Joshua Kimmich saat ini lebih dikenal sebagai bek kanan. Namun, posisi murninya merupakan seorang gelandang bertahan sejak memulai karier profesionalnya bersama RB Leipzig. Adalah Pep Guardiola yang menyulapnya sebagai bek kanan saat menangani Bayern Munich pada tahun 2015.

Kimmich diplot sebagai suksesor Philipp Lahm yang semakin menua. Dampaknya pun begitu impresif, pemain asal Jerman itu sukses memainkan perannya dengan luar biasa. Bahkan, di era kepelatihan Carlo Ancelotti, Niko Kovac, Jupp Heynckes, dan Hansi Flick, Kimmich masih diplot sebagai bek kanan.

Namun, pada musim ini Kimmich digeser kembali ke posisi aslinya menyusul kepindahan Thiago Alcantara ke Liverpool. Lalu, akankah ada transformasi pemain yang mengejutkan lagi? Patut dinantikan!