3 Alasan Kuat Maurizio Sarri Layak Dipertahankan Chelsea

Dalam sebuah pernyataan usai duel kontra Arsenal, bek kiri Chelsea, Emerson Palmieri memuji kiprah Maurizio Sarri. Ia menilai sang juru taktik berhasil merealisasikan dua target yang diusung sejak awal musim.

Manajemen mengharuskan Sarri membawa The Blues lolos ke Liga Champions musim depan. Itu artinya skuad London Biru harus finish di zona empat besar klasemen akhir Liga Primer Inggris musim 2018/2019.

Apa yang terjadi? Eden Hazard dan rekan-rekan mengakhiri kompetisi Liga Inggris di posisi ketiga. Chelsea hanya kalah dari Manchester City dan Liverpool.

Sarri juga diminta untuk membawa pemilik Stadion Stamford Bridge menjuarai Liga Europa. Juru taktik asal Italia itu mampu mewujudkan asa tersebut. Chelsea nyaris meraih dua gelar musim ini. Sayang, di final Carabao Cup, The Blues dikalahkan City melalui adu penalti.

Sehebat-hebatnya seorang pelatih, tidak akan berhasil jika tanpa dukungan pemain. Kerja sama antar dua elemen tersebut, berpengaruh bagi kesuksesan sebuah klub dalam mengarungi kompetisi. Para penggawa Chelsea menyadari hal itu. Ramai-ramai mereka memuji kinerja pelatih Maurizio Sarri.

Hal itu sebagai bentuk apresiasi pada hasil kerja juru taktik berkebangsaan Italia tersebut. Sarri baru saja membawa the Blues menjadi jawara Liga Europa.

Namun suara-suara yang menginginkan sang arsitek dipecat masih nyaring terdengar. Bersamaan dengan itu eks allenatore Napoli itu dikaitkan dengan Juventus.

Beberapa nama menginginkan manajemen berpikir ulang. Mereka yang mendukung keberadaan Sarri di Stamford Bridge pada musim depan, di antaranya David Luiz, Emerson Palmieri, Pedro Rodriguez, dan Jorginho. Para pemain tersebut menyinggung pencapaian impresif tokoh berusia 60 tahun dalam semusim. Selain trofi Liga Europa, Chelsea berstatus finalis Carabao Cup, dan finish di peringkat ketiga klasemen akhir Liga Primer Inggris.

Sejak membeli Chelsea beberapa tahun silam, Roman Abramovic menginginkan trofi Liga Primer Inggris. Berjalannya waktu, target tersebut tercapai. Di era kepelatihan Jose Mourinho, armada The Blues digdaya. Pemiliki Stadion Stamford Bridge menguasai kompetisi terelit negeri Ratu Elisabeth.

Selanjutnya, impian Abramovic berkembang. Ia ingin klubnya meraih trofi Liga Champions. Asa tersebut tercapai. Pada 2012 lalu, di bawah komando Roberto di Matteo John Terry dan rekan-rekan mendapatkan si Kuping Lebar. 

Kendati juara Eropa, permainan Chelsea saat itu, banjir kritikan. Di Matteo dinilai terlalu memainkan strategi bertahan. 

Walhasil Abramovic pun menginginkan perubahan. Ia meminta The Blues menjuarai sebuah kompetisi secara meyakinkan. Artinya berani tampil menyerang. Pada era Antonio Conte dan kembalinya Mourinho, Chelsea belum konsisten bermain seperti itu. Oleh karenanya, manajemen mendatangkan Maurizio Sarri.

Bersama Sarri, anak-anak London Biru mampu mengambil inisiatif penyerangan. Bahkan bek-bek Chelsea cenderung menaikkan garis pertahananan ketika berlaga. Ada hasrat untuk mendominasi. Ini sesuatu yang  penting di era sepak bola modern.  Sarri merevolusi cara bermain Chelsea yang semula lebih identik dengan konsep pragmatis.