Jadi Pelatih Timnas Senior Indonesia, Ini 4 Fakta Simon McMenemy

Merujuk pada beberapa referensi, Simon McMenemy yang lahir di Aberdeen, Skotlandia, mengawali kariernya dari pinggir lapangan di tanah Inggris. Dia menjadi asisten pelatih di klub Worthing, salah satu klub amatir di Inggris pada tahun 2009 di usia 32 tahun.

Lantas, melalui salah satu pemainnya, McMenemy kemudian mendengar peluang melatih Timnas Filipina. Dia pun mengajukan proposal lamaran. Lima pekan kemudian, Federasi Sepak Bola Filipina menunjuk McMenemy menjadi pelatih The Azkals--julukan Timnas Filipina.

Namanya mulai dikenal luas di Indonesia ketika menangani Filipina di Piala AFF 2010. Terlebih, Filipina kala itu berhasil lolos ke semifinal dan bertemu Indonesia. Hasilnya, Filipina yang tidak terkalahkan di fase grup (termasuk mengalahkan Vietnam 2-0), kalah agregat 0-2 dari Timnas Indonesia lewat gol Christian Gonzales.

Bagi Timnas Filipina, itu kali pertama mereka mencapai babak semifinal di Piala AFF. Pencapaian terbaik mereka di Piala AFF tersebut kemudian menjadi pijakan bagi perkembangan sepka bola Filipina. McMenemy lantas mengucap selamat tinggal dari Timnas Filipina pada Januari 2011.

Simon McMenemy telah cukup mengenal sepak bola Indonesia, terutama pemain-pemain Indonesia. Sebab, dia telah berpengalaman melatih beberapa klub di Indonesia. Dia telah merasakan atmosfer Liga Indonesia pada musim kompetisi 2011/12 bersama Mitra Kukar. Setahun kemudian, dia melatih tim Pelita Bandung Raya.

Sempat berkelana ke luar negeri melatih ke Maladewa dan Manila, McMenemy kembali ke Indonesia pada musim kompetisi 2017. Dia melatih klub Bhayangkara FC. Di klub inilah, McMenemy menorehkan prestasi. Dia berhasil membawa Bhayangkara FC menjadi juara Liga 1.

Musim ini, meski tidak mempertahankan gelar juara, Bhayangkara FC berhasil dibawanya bertahan di peringkat ketiga Liga 1 2018. Dia juga terpilih sebagai tiga kandidat pelatih terbaik Liga 1 musim ini seperti dikutip dari.

Sebagai pelatih, Simon McMenemy tidak hanya piawai meracik strategi. Meski berstatus pelatih asing, Simon ternyata memiliki kepedulian untuk mengorbitkan pemain-pemain muda Indonesia. Itu terlihat dari caranya meramu tim di Bhayangkara FC. McMenemy menggabungkan pemain senior dan pemain muda dengan tepat.

Saat Bhayangkara juara Liga 1 2017, Simon tak ragu memberi kepercayaan kepada beberapa pemain muda jebolan Timnas U-19 seperti I Putu Gede Juniantara, Muhammad Hargianto, Evan Dimas, Awan Setho, Zulfiandi dan Ilham Udin Armaiyn sebagai pemain inti.

Ketika Timnas Indonesia menghadapi Thailand di Piala AFF pada 17 November lalu, Simon memposting starting line up Timnas di akun Instagramnya dengan menuliskan narasi ada empat pemain muda mantan anak asuhnya yang masuk sebagai starter dengan hastag #proud. Itu menjadi bukti Simon memang peduli pada pemain-pemain muda Indonesia.

Dikutip dari akun twitter resmi PSSI, Federasi sepak bola Indonesia ini resmi menunjuk Simon Mc Menemy sebagai pelatih Tim Nasional Indonesia mulai tahun 2019. Artinya, dia akan mulai menanganti Timnas Garuda mulai awal tahun depan. Meski di tahun depan tidak ada turnamen antara negara semisal Piala AFF, tahun 2019 tetap menjadi 'kalender sibuk bagi Timnas.

Untuk tahun 2019, Timnas Indonesia Senior akan menghadapi event kualifikasi Piala Dunia dan Asia pada September mendatang. Selain itu pada bulan Maret akan ada FIFA Match Day. Sementara, Timnas U-22 akan menghadapi tiga turnamen yakni Piala AFF U-22 di bulan Februari, Kualifikasi AFC U-23 bulan Maret dan SEA Games pada November mendatang.

Kehadiran orang baru tentunya memunculkan harapan baru. Semoga Simon McMenemy mampu membawa Timnas Indonesia berprestasi. Selamat bertugas Simon. Selamat bertugas Simon McMenemy, semoga sukses.