4 Pemain yang Konsisten Mencetak Gol di UCL dalam 7 Musim Terakhir

Beberapa pemain bintang menunjukkan ketajamannya di Liga Champions Eropa (UCL) dalam 7 musim terakhir. Mereka mampu menjaga konsistensi performa dalam membobol gawang di UCL bersama klubnya masing-masing.
Uniknya, tidak semua bintang sepak bola Eropa dapat mempertahankan rekor golnya di UCL sejak 2018/2019. Menurut Opta, empat pemain ini tercatat menorehkan gol di UCL dalam 7 musim beruntun per 2 Oktober 2024.
1. Kylian Mbappe tampil tajam di UCL bersama PSG dan Real Madrid

Kylian Mbappe menunjukkan konsistensinya dalam mencetak gol bahkan sejak debutnya di UCL bersama AS Monaco dengan koleksi 6 gol dalam 9 laga pada 2016/2017. Permainannya makin matang kala pindah ke Paris Saint-Germain (PSG). Ia mencetak 4 gol dalam 8 laga di Liga Champions Eropa dalam 2 musim beruntun pada 2017--2019.
Mbappe berhasil membawa PSG ke final UCL lewat torehan 5 gol dalam 10 laga pada 2019/2020. Sayangnya, PSG gagal memenuhi ambisinya menjuarai UCL setelah kalah 0-1 dari Bayern Muenchen pada final 2020. Mbappe masih menunjukkan konsistensi dalam membobol gawang lawan kala berseragam Real Madrid pada 2024/2025. Ia mencetak satu gol ketika Real Madrid menang 3-1 atas VfB Stuttgart pada fase liga.
2. Antoine Griezmann tetap konsisten mencetak gol di UCL meski sempat flop di Barcelona

Antoine Griezmann tampil begitu produktif saat berlaga di UCL baik saat membela Atletico Madrid maupun Barcelona. Ia menorehkan 4 gol dan 2 assist dalam 8 laga di UCL bersama Atletico Madrid pada 2018/2019. Griezmann menjaga konsistensinya dengan mencetak dua gol di UCL meski sempat dianggap sebagai pembelian flop Barcelona pada 2019--2021.
Pemain asal Prancis itu menemukan performa terbaiknya lagi saat kembali ke Atletico Madrid lewat koleksi 4 gol dari 9 pertandingan UCL pada 2021/2022. Jumlah gol Griezmann sempat menurun saat mencetak 1 gol dalam 6 laga UCL pada 2022/2023, sebelum kembali meroket dengan 6 gol dari 10 pertandingan pada 2023/2024. Ia sejauh ini baru mencetak satu gol kala Atletico Madrid mengalahkan RB Leipzig 2-1 pada laga pertama fase liga UCL 2024/2025.
3. Robert Lewandowski tampil tajam di UCL saat berseragam Bayern Muenchen dan Barcelona

Robert Lewandowski mampu menjaga ketajamannya di Liga Champions Eropa dalam 7 musim terakhir. Ia membuktikan dirinya layak disebut striker terbaik Eropa dengan koleksi golnya di UCL sejak 2018/2019. Lewandowski menorehkan 8 gol dari 8 laga UCL pada musim tersebut.
Ia berhasil menjuarai UCL bersama Bayern Muenchen lewat koleksi 15 gol dalam 10 pertandingan pada 2019/2020. Namun, jumlah gol Lewandowski menurun dengan hanya menorehkan 5 gol dari 6 laga pada 2020/2021. Ia sempat bangkit dengan mencetak 13 gol dari 10 pertandingan UCL di musim terakhirnya bersama Bayern Muenchen pada 2021/2022. Lewandowski masih menjaga ketajamannya dalam membobol gawang lawan di UCL kala berseragam Barcelona.
Koleksi golnya memang tidak sebanyak saat berseragam Bayern Muenchen, dengan rincian 5 gol pada 2022/2023, 3 gol pada 2023/2024. Lewandowski diprediksi bakal kembali menunjukkan ketajamannya pada 2024/2025. Sebab, ia sejauh ini telah mengoleksi 2 gol dalam 2 laga UCL.
4. Phil Foden tidak pernah absen dalam mencetak gol di UCL sejak 2018/2019

Phil Foden sejatinya bukan pemain yang memiliki tugas utama dalam mencetak gol. Ia merupakan gelandang serang yang berperan mengatur tempo permainan serta menjaga stabilitas lini tengah Manchester City. Meski begitu, bukan berarti Foden tidak memiliki kemampuan membobol gawang lawan di UCL.
Ia menorehkan gol debutnya di UCL kala Manchester City membantai Schalke 04 dengan skor 7-0 pada leg kedua 16 besar 2018/2019. Foden kemudian secara konsisten mencetak gol di Liga Champions Eropa, dengan rincian 2 gol pada 2019/2020, 3 gol 2020--2022, 1 gol 2022/2023, dan 5 gol pada 2023/2024. Ia kini baru menorehkan satu gol saat Manchester City menang 4-0 atas Slovan Bratislava dalam laga kedua pada fase liga UCL 2024/2025.
Rekor keempat pemain ini masih bisa bertambah pada 2024/2025. Mereka masih diandalkan klubnya masing-masing di Liga Champions Eropa. Terlebih lagi, pertandingan UCL menjadi lebih banyak dengan format baru sehingga memberikan peluang kepada keempat pemain di atas untuk mengukir rekor baru.