Piala Dunia 2014 yang diselenggarakan di Brasil menjadi salah satu turnamen yang paling menarik mata dunia. Kala itu terjadi banyak sekali drama, termasuk kemenangan Jerman atas Argentina di final lewat babak extra time. Hal menarik lainnya adalah banyaknya pahlawan baru di turnamen tersebut.
Setelah menjuarai Piala Dunia 2014, banyak tim besar mengincar mereka. Sayang, hampir satu dekade berlalu, karier mereka kini justru mengalami penurunan. Siapa saja? Ini ulasannya.
Sergio Romero adalah bintang Argentina di Piala Dunia 2014 selain Lionel Messi. Sang penjaga gawang akan dikenang karena prestasinya bersama tim nasional daripada prestasi klubnya. Bakat Romero tidak pernah dipertanyakan, tetapi pemain Argentina itu tidak pernah benar-benar menetap di satu klub.
Setelah tampil untuk AZ Alkmaar dan Sampdoria, Romero pindah ke Manchester United pada tahun 2015 dengan status bebas transfer sebagai cadangan untuk David de Gea yang dianggap sebagai penjaga gawang terbaik di dunia saat itu. Namun, kedatangan Ole Gunnar Solskjaer dan munculnya Dean Henderson membuat Romero menjadi kiper pilihan ketiga musim lalu. Dia meninggalkan klub musim panas ini dan kini berstatus tanpa klub.
Mesut Ozil dianggap sebagai salah satu pemain terbaik di dunia selama hari-harinya di Real Madrid dan beberapa musim pertamanya bersama Arsenal. Sebagai gelandang yang sangat kreatif, Ozil menjadikan namanya sebagai pemain hebat secara teknis dan elegan dengan visi dan umpan yang luar biasa.
Pemain asal Jerman memainkan peran penting ketika negaranya memenangkan Piala Dunia 2014 dan menikmati beberapa musim yang baik bersama Arsenal setelahnya. Namun, penurunan Ozil terjadi secara tiba-tiba. Setelah menandatangani kontrak baru pada tahun 2018 yang menjadikannya pemain dengan penghasilan tertinggi di Arsenal, Ozil justru minim kontribusi.
Di bawah Mikel Arteta, mantan pemain Schalke itu nyaris tidak tampil dan tidak termasuk dalam skuad Arsenal di Premier League 2020/21. Pemain berusia 32 tahun itu kemudian bergabung dengan Fenerbahce pada Januari 2021 dengan status bebas transfer.
Andre Schurrle adalah salah satu talenta Jerman di Piala Dunia 2014 dan memberikan assist untuk gol yang menjadikan Jerman juara Piala Dunia. Dia adalah pemain depan serbabisa. Schurrle mengukir namanya bersama Mainz dan Bayer Leverkusen sebelum pindah ke Chelsea pada 2013.
Dia berhasil mempersembahkan gelar Premier League pada 2015 untuk The Blues. Sayang karier Schurrle mengalami stagnasi setelah itu. Performanya tak lagi impresif ketika membela Wolfsburg, Borussia Dortmund, Fulham, dan Spartak Moscow. Tampak kehilangan motivasi, sang pemain memutuskan gantung sepatu pada usia 30 tahun.
Mario Goetze dianggap sebagai salah satu talenta muda terbaik yang dihasilkan Dortmund. Bayern Munchen bahkan berani merogoh kocek 33,3 juta paun atau sekitar Rp656 miliar pada 2013 lalu. Sayangnya, kariernya di bawah asuhan Pep Guardiola itu justru menjadi titik penurunan kariernya. Goetze hanya menjadi pemain pelapis di Bayern Munchen.
Meski demikian, namanya tetap dipanggail ke Piala Dunia 2014 dan dialah sosok pahlawan kemenangan Jerman di final lewat gol tunggalnya di menit ke-113. Goetze kembali ke Borussia Dortmund pada tahun 2016 dan saat ini bermain untuk klub Eredivisie, PSV Eindhoven, dan secara perlahan performanya mulai membaik.
James Rodriguez bisa dibilang pemain terbaik di Piala Dunia 2014, sekaligus pencetak gol terbaik Piala Dunia 2014. Usai tampil apik di turnamen itu, dia diboyong Real Madrid dengan biaya 67,5 juta paun atau sekitar Rp1,3 triliun dari AS Monaco. Sayangnya, sinar James tidak lama.
Berbakat secara teknis dan sangat kreatif dengan visi yang baik, pemain Kolombia menikmati beberapa momen baik dengan Real Madrid dan kemudian Bayern Munchen. Ia menghabiskan dua musim dengan status pinjaman. Cedera menjadi salah satu penghambat yang membuat dia tampil inkonsisten.
Dia pindah ke Everton pada 2020, tetapi kepergian Carlo Ancelotti dan kedatangan Rafael Benitez sebagai pelatih anyar membuat nasib James semakin tak menentu. Klub bahkan sudah bersiap melepas mantan pemain AS Monaco itu.
Seperti sebuah bola, karier para pemain pun ikut berputar. Mereka tak selalu berada dalam performa terbaiknya. Pada satu titik terkadang harus terjatuh dan berada di titik terbawah. Hal itulah yang dirasakan 5 pahlawan Piala Dunia 2014 di atas. Kini mereka harus berjuang mengembalikan performa terbaiknya.