5 Fakta Menarik FC Union Berlin, Klub asal Jerman Timur di Bundesliga

Sejarah klub asal Berlin itu dimulai ketika pembentukan FC Olympia Oberschöneweide pada tahun 1906, yang berupa gabungan tiga klub berbeda, yakni Lichtenberger S.C, Olympia dan Excelsior. Setahun kemudian nama klub berganti menjadi Union Oberschöneweide, usai adanya merger dengan B.T.U. FC Helgoland 1897. 

Namun, akibat perpecahan antara bekas pendudukan Uni Soviet dan Sekutu di Jerman memaksa pecahnya SG Union Oberschöneweide di Berlin Timur dan SG Union 06 Berlin di Berlin Barat. Sejak saat itu, klub ini terus mengalami penurunan dan berujung direstrukturisasi di tahun 1955. 

Pada 20 Januari 1966, 1. FC Union Berlin resmi dibentuk untuk memperkuat Republik Demokratik Jerman dalam dunia sepak bola Eropa. Sayangnya Union Berlin harus berlaga di liga terbawah dan sempat tertatih-tatih untuk masuk ke Oberliga atau liga kasta tertinggi di Jerman Timur. 

Union Berlin mulanya memiliki kandang di tepi Sungai Spree, tetapi pihak klub akhirnya memberikan tanah itu untuk dijadikan pusat industri. Pesatnya pertumbuhan industri di Berlin membuat klub akhirnya menempati stadion yang terletak di Wattstrasse hingga 1920an. 

Lagi-lagi akibat tingginya pertumbuhan industri disertai pertumbuhan penduduk, klub yang bermarkas di Oberschöneweide itu harus angkat kaki dari stadion lamanya. Akhirnya pihak klub menemukan lokasi yang cocok, yakni di Sadowa yang saat ini dijuluki dengan Wuhlheide

Tepat pada 7 Maret 1920, fasilitas stadion sudah dibuka dan digunakan untuk penyelenggaraan pertandingan, meskipun proses pengerjaannya masih dilakukan hingga bulan Agustus. Stadion dengan nama  An der Alten Försterei itu lah yang menjadi rumah Union Berlin hingga saat ini. 

Suporter Union Berlin atau yang dikenal dengan nama Unioners bisa disebut salah satu pendukung paling setia. Bahkan, mereka rela berkorban demi klub kesayangan mereka agar terhindar dari kebangkrutan.

Menurut laman The Guardian, pada tahun 2004, ketika klub asal Köpenick itu tengah jatuh di jurang krisis ekonomi dan hampir mengalami kebangkrutan. Namun, fansnya rela membantu dengan memberikan sumbangan sebesar 1,5 juta euro atau Rp24,2 miliar demi mengentaskan klub itu dari masalah kebangkrutan. 

Kala itu, Unioners melakukan kampanye galangan dana yang dijuluki dengan 'Bluten für Union' atau darah bagi Union, atau yang memiliki makna fans akan memberikan seluruh jiwa raga bagi Union Berlin. 

Tak berhenti di situ saja, sebanyak 2.300 Unioners juga bersedia membantu klub kesayangannya dalam proses pengerjaan renovasi Stadion An Der Alten Försterei di tahun 2008. Padahal, kala itu klub tidak mampu membiayai tenaga kerja demi mempercepat proses renovasi. 

Salah satu fakta menarik dari Union Berlin adalah diselenggarakannya acara sosial di setiap perayaan Natal. Acara itu dihadiri oleh ribuan suporter Union Berlin untuk datang di Stadion An Der Alten Försterei untuk menyanyikan lagu Christmas Carol dan bersama-sama meminum Glühwein atau minuman anggur panas. 

Suporter Union Berlin juga sempat menyulap lapangan stadion menjadi tempat nonton bareng Piala Dunia 2014. Diketahui terdapat 750 sofa yang dibawa oleh masing-masing fans untuk menonton turnamen akbar itu dengan layar raksasa. 

Dikutip dari The Guardian, Union Berlin sejak awal merupakan klub yang mandiri atau independen lantaran tidak memiliki afiliasi dengan tentara, polisi atau lembaga milik negara lainnya. Bahkan, Stadion An Der Alten Försterei kerap dijadikan sebagai lokasi pertemuan pihak oposisi rezim komunis. 

Tidak hanya itu saja, dalam pertandingan sekalipun, para suporter kerap meneriakki slogan "Die Mauer muss weg" yang berarti tembok harus dirobohkan. Hal itu lah yang membuat orang yang tidak suka sepak bola sekalipun datang menyaksikan laga Union Berlin. 

Di sisi lain, pesaing berat Union Berlin, Berliner FC Dynamo selama ini dimiliki oleh Stasi (Ministerium für Staatssicherheit) atau Kementerian Keamanan. Maka dari itu, Union Berlin dianggap sebagai simbol kebencian dan penolakan terhadap rezim Jerman Timur. 

Kini, lebih dari 30 tahun usai runtuhnya Tembok Berlin, nasib justru berbanding terbalik dan Berliner FC Dynamo yang sebelumnya merupakan klub tersukses di Jerman Timur harus merasakan pil pahit. Bahkan kini mereka hanya bermain di kasta keempat Liga Jerman. 

Union Berlin dikenal sebagai klub proletar lantaran memiliki basis pendukung dari kalangan kelas pekerja. Selain itu, para pemainnya juga memiliki latar belakang keluarga pekerja di industri baja dan metal. Hal ini lah yang membuat nama suporternya dijuluki dengan Die Eisernen atau baja. 

Di samping itu, jersey Union Berlin yang mulanya berwarna biru membuat tim ini seperti halnya representasi dari para pekerja di industri metal atau Schlosserjungs. Pasalnya, pakaian pekerja industri metal di Jerman Timur menggunakan baju berwarna biru khas. 

Setelah menanti lama, akhirnya Union Berlin berhasil promisi ke Bundesliga di musim 2018/2019. Klub asal Berlin Timur itu berhasil mencapai posisi ketiga klasemen akhir dan memenangkan duel play-off melawan VfB Stuttgart yang berakhir seri dengan agregat 2-2, tetapi Union unggul dalam gol tandang. 

Maka dari itu, Union Berlin berhasil promosi ke Bundesliga untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka. Bahkan, klub asuhan Urs Fischer itu menjadi satu-satunya klub asal Jerman Timur yang berkompetisi di Liga Utama Jerman sejak 2019 hingga kini.

Itu tadi ketujuh fakta klub Union Berlin yang menarik untuk diketahui. Pasalnya, klub asal Berlin Timur ini sarat akan sejarah dan memiliki lika-liku yang cukup dinamis hingga mampu meraup kesuksesan saat ini. Apakah kalian salah satu pendukung Union Berlin?