5 Kiper Top Premier League yang Hanya jadi Pelapis di Klubnya

Gollini baru saja pindah dari Atalanta ke Tottenham Hotspur. Namun sepak bola Inggris bukanlah kompetisi asing baginy karena pernah berkostum Aston Villa pada 2016-17 dengan membuat 20 penampilan. Golini adalah kiper utama Atalanta dalam beberapa musim terakhir, dan jadi sosok penting performa impresif klub asal Bergamo itu.

Persentase penyelamatan Gollini sebesar 63,9 persen, dan dikenal karena akurasi umpan jauhnya. Dia memiliki statistik 43,3 persen penyelesaian umpan panjanga dan lebih dari 75 persen passing. Kedua statistik ini lebih baik dari kiper utama Spurs Hugo Lloris.

Kiper berusia 23 tahun ini digembor-gemborkan sebagai calon bintang Premier League masa depan, tetapi saat ini Ramsdale hanya diplot sebagai cadangan untuk Bernd Leno di Arsenal. Dia menandatangani kontrak dengan The Gunners di jendela transfer kemarin dengan biaya 24 juta paun atau sekitar Rp474 milyar.

Ramsdale tampil dalam dua musim terakhir di Premier League untuk dua klub berbeda, Bournemouth dan Sheffield United. Sayangnya, kedua tim harus terdegradasi pada dua kesempatan itu. Dia memiliki rata-rata 4,46 aksi penyelamatan gol per game. Ramsdale juga membuat 147 penyelamatan musim lalu, tertinggi kedua di Liga Premier. Persentase penyelamatannya sebesar 70,7 persen lebih banyak dari Kasper Schmeichel, David de Gea dan bahkan rekan setimnya di Arsenal, Leno. 

Areola mengalami masa sulit saat harus bersaing dengan kiper top seperti Keylor Navas di PSG dan Thibaut Courtois di Real Madrid. Tapi, kiper asal Prancis itu menikmati musim yang cukup impresif saat dipinjamkan PSG ke Fulham. Terlepas dari penampilan Cottagers yang mengecewakan, Areola adalah salah satu pemain mereka yang paling konsisten.

Dia bermain dalam 36 pertandingan, mencatatkan 9 clean sheet. Dia memiliki rata-rata hampir 4 tindakan penyelamatan gol per game. Musim ini dia dipinjamkan kembali, kali ini ke West Ham, dan akan bersaing dengan kiper utama Lukasz Fabianski. Areola bakal memiliki peran karena pengalamannya bermain di kompetisi Eropa, di mana West Ham bakal tampil di Liga Europa musim ini.

Ini bisa menjadi tugas yang sulit menggantikan David de Gea, tetapi Dean Henderson mulai menemukan tempatnya sendiri di skuad Setan Merah. Dia telah mencatatkan 17 clean sheet dalam 49 pertandingan Premier League di dua musim pertamanya. Musim Premier League pertama Henderson terjadi bersama Sheffield United dengan status pinjaman. Kipier 24 tahun itu mencatatkan 13 clean sheet dalam 36 pertandingan. Sheffield hanya kebobolan 39 gol musim itu, yang terbaik keempat di Premier League.

Musim lalu, dia kembali ke Manchester United, Henderson bermain dalam 13 pertandingan dengan mencatatkan 4 clean sheet. Persentase penyelamatannya sebesar 76 persen, angka yang lebih baik dari Ederson, Alisson, Hugo Lloris dan David de Gea, yang dianggap sebagai salah satu kiper terbaik di Premier League. Hanya tinggal menunggu waktu untuk Henderson menjadi  kiper utama MU.

Sangat tak terduga kiper termahal sepanjang masa hanya menjadi pemain cadangan. Namun, itulah yang terjadi dengan kiper Chelsea Kepa Arrizabalaga. Di dua musim perdananya, dia tak tergantikan dengan mempersembahkan gelar Liga Europa pada, Piala Carabao dan FA Cup. Namun inkonsistensi dan blunder mulai kerap mewarnai permainannya.

Kehadiran Edourd Mendy dan performa impresifnya pada musim lalu kemudian menggeser posisi Kepa. Dia bahkan jadi kunci kemenangan Chelsea di Liga Champions, dan terpilih sebagai Kiper Terbaik Eropa. Meski demikian, Kepa tetap memiliki kualitasnya sendiri dan menjadi pahlawan kemenangan adu penalti melawan Villarreal di Piala Super UEFA.

Memiliki dua kiper berkualitas tinggi dalam satu klub menjadi sebuah starategi agar mereka bersaing secara sehat. Sehingga satu sama lain bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Dengan kompetisi yang baru dimulai, bukan tidak mungkin deretan kiper cadangan di atas bisa menggusur kiper utama.