5 Momen Terbaik Ole Gunnar Solskjaer Sebagai Pemain Manchester United

Ole didatangkan Sir Alex Ferguson dari Molde pada tahun 1996 dengan harga £1,5 juta atau setara Rp29 miliar. Ia dikontrak setelah Setan Merah gagal mendapatkan Alan Shearer yang lebih memilih bermain untuk Newcastle United. 

Solskjaer tampil gemilang pada laga debutnya di Liga Inggris saat menghadapi Blackburn Rovers. Masuk dari bangku cadangan, tak butuh waktu lama baginya setelah 6 menit berselang ia sukses mencetak gol bagi United. Berkat golnya itu, setan merah berhasil menahan imbang Blackburn denga skor 2-2.

Gol pada laga debut rupanya memompa semangat Ole untuk mencetak gol lebih banyak lagi. Meski baru menjalani musim pertamanya bermain untuk Manchester United, ia sukses menjadi top skor klub dengan catatan 19 gol, dimana 18 gol ia ciptakan di Premier League.

Raihan golnya itu lebih banyak dari para pemain United yang lain. Ia bahkan mengungguli bintang Manchester United saat itu, Eric Cantona. Solskjaer pun mencatatkan sejarah dengan menjadi debutan pertama yang menjadi top skor klub sejak terakhir kali dilakukan oleh Brian McClair pada musim 1987/1988.

Tahun 1997 dan 1998 Manchester United mendatangkan Teddy Sheringham dan Dwight Yorke. Hal ini jelas membuat menit bermain Ole berkurang. Namun, sejak saat itulah ia lebih dikenal sebagai seorang super sub jempolan lantaran Sir Alex lebih sering memainkannya dari bangku cadangan.

Performa gemilang tetap ditunjukkan Ole Gunnar Solskjaer meski tak tampil sejak menit awal. Pada laga melawan Nottingham Forest pada tahun 1999, kala itu Setan Merah yang sudah unggul 4-1 memasukkan Solskjaer pada menit ke-72. Hebatnya, ia berhasil mencetak 4 gol tambahan hanya dalam tempo 10 menit saja yang sekaligus memperbesar keunggulan MU menjadi 8-1.

Setelah musim 2003, Ole lebih banyak disibukkan dengan cedera lutut selama hampir tiga tahun. Cedera pertamanya ia dapat pada bulan september 2003. Hal itu membuatnya melewatkan musim 2004/2005 dan hanya bermain lima kali di musim 2005/2006.

Memasuki musim 2006/2007, Solskjaer kembali dari cedera panjangnya. Meski tak lagi jadi andalan di lini depan, ia masih memberikan kontribusi positif bagi Manchester United. Bahkan, ia pernah mencetak 2 gol dalam laga melawan Newcastle United. Di akhir musim ia sukses mengangkat trofi Liga Inggris sekaligus mengakhiri kariernya sebagai pesepak bola.

Mungkin ini menjadi momen paling tak terlupakan sepanjang karier Solskjaer bersama Manchester United. Saat itu The Red Devils tengah tertinggal satu gol dari Bayern Munchen di partai puncak Liga Champions 1999. Ketika waktu sudah memasuki masa injury time, para pendukung MU mulai meninggalkan stadion meski laga belum berakhir.

Keajaiban pun datang di tiga menit terakhir. Teddy Sheringham sukses menyamakan kedudukan usai memanfaatkan sepak pojok dan kemelut di depan gawang Munchen. Dua menit berselang, melalui skema yang mirip, Setan Merah sukses membuat Die Roten tertunduk lesu saat Ole mencetak gol kemenangan sekaligus menyegel gelar juara Liga Champions.

Ole Gunnar Solskjaer bisa dibilang memiliki karier yang cukup gemilang bersama Manchester United meski ia lebih sering diturunkan sebagai pemain pengganti. Namun, justru itulah yang membuatnya mendapat julukan super sub yang melegenda hingga hari ini. Mampukah Solskjaer mengulangi kejayaannya di Manchester United sebagai seorang pelatih?