Chelsea terus menunjukkan jati dirinya sebagai salah satu klub terbaik di Inggris. Prestasi beserta pamor klub berjuluk The Blues ini jelas tak perlu diragukan lagi. Dengan ketenaran yang dimiliki, Chelsea tak kesulitan untuk mendatangkan pemain incarannya.
Dalam sedekade terakhir saja, tim berdomisili di London Utara ini telah diisi oleh banyak pemain berpengalaman. Terlebih di lini depan, Chelsea pernah dibela oleh deretan penyerang haus gol selama 10 tahun ke belakang.
Karier Radamel Falcao bersama Chelsea berjalan singkat. Ia membela The Blues selama semusim, tepatnya pada 2015/2016, dengan status pinjaman dari AS Monaco. Sebelum merapat ke klub London, Falcao sempat dipinjamkan ke Manchester United, tetapi gagal bersinar.
Harapannya untuk kembali tampil apik bersama The Blues malah tak benar-benar terjadi. Falcao lebih banyak menghabiskan waktunya di bangku cadangan. Pemain Kolombia itu tampil melempem dan hanya mampu melesakkan satu gol untuk Chelsea. Pada akhirnya, Falcao dipulangkan The Blues.
Diego Costa mengawali langkahnya bersama Chelsea pada musim panas 2014. Ia direkrut The Blues dari Atletico Madrid untuk mengisi pos ujung tombak yang mulai ditinggalkan amunisi terdahulu lantaran beragam alasan. Manuver tersebut juga menjadi perjalanan debut Costa merintis karier di Premier League.
Dikenal sebagai sosok spartan di atas lapangan, Costa mampu menjadi pahlawan baru Chelsea. Ia tampil beringas dengan catatan 58 gol dan 24 assist selama berseragam Chelsea. Namun, kisah manis tersebut harus ternodai dikarenakan tindakan indisipliner. Costa akhirnya pulang ke Atletico Madrid pada musim dingin 2018.
Alvaro Morata datang ke Chelsea sebagai bagian awal dari revolusi besar-besaran di bawah kepelatihan anyar, Antonio Conte. Tak tanggung-tanggung, The Blues rela merogoh kocek sebesar 66 juta euro atau sekitar Rp1 triliun untuk mendaratkannya. Morata diproyeksikan sebagai ujung tombak utama Chelsea.
Pengalamannya yang pernah membela Real Madrid dan Juventus jadi modal bagus. Akan tetapi, situasi justru berbeda. Morata gagal membayar lunas kepercayaan Chelsea. Ia hanya bertahan selama 1,5 musim dengan statistik yang biasa-biasa saja. Pemain berpaspor Spanyol itu lantas dilepas ke Atletico Madrid.
Kepergian Alvaro Morata menyisakan lubang besar di lini depan. Hal itulah yang menghidupkan gairah transfer Chelsea untuk merekrut penyerang baru. Nama yang dipilih The Blues tersebut jatuh kepada bomber Argentina, Gonzalo Higuain. Ia dipinjam Chelsea dari Juventus pada musim dingin 2019.
Dengan kiprahnya yang sudah malang-melintang di berbagai klub papan atas, Higuain diharapkan dapat membawa harapan baru. Namun, hal tersebut sulit untuk terealisasi. Kariernya bersama Chelsea tak bertahan lama. Performa Higuain juga tak begitu terlihat lantaran hanya mencetak 5 gol dari 18 penampilan.
Olivier Giroud bukanlah penyerang yang gagal bersinar saat membela Chelsea. Ia mengawali langkahnya bersama The Blues secara kontroversial karena pindah dari klub sekota, Arsenal. Berseragam Chelsea setidaknya selama 3,5 tahun, Giroud hanya berperan sebagai pelapis.
Meski begitu, Giroud tetap punya kontribusi yang besar di balik pencapaian Chelsea selama ini. Secara keseluruhan, pria berusia 35 tahun itu sukses mencetak 39 gol dan 14 assist serta merengkuh sejumlah gelar bergengsi, di antaranya titel Liga Champions. Kini Giroud sudah berganti klub dengan membela AC Milan.
Chelsea pernah menjadi pelabuhan sementara bagi nama-nama di atas. Kelimanya masih aktif berkarier sebagai pemain saat ini. Hanya Diego Costa yang tengah berstatus tanpa klub.