Setelah gantung sepatu, kebanyakan pemain bola akan melanjutkan kariernya di lapangan hijau dengan menjadi manajer atau pelatih.
Namun, tak semua memilih jalan itu. Ada berbagai macam profesi unik yang mereka pilih setelah tak lagi bermain bola. Bahkan, profesi itu terkadang sama sekali tak berhubungan dengan lapangan hijau. Hal itulah yang dilakukan oleh beberapa pemain berikut ini. Mereka memilih jalan Tuhan dengan menjadi pastor.
Nama yang pertama adalah Chase Hilgenbrinck . Ia adalah mantan pemain dari klub liga Amerika, atau Major Legue Soccer, New England Revolution. Ia memilih gantung sepatu pada tahun 2008 dan memulai jalan menjadi pastor. Ia resmi ditahbiskan sebagai pastor enam tahun setelahnya.
Meski begitu, ia tak sepenuhnya meninggalkan sepak bola. Ia menjadi pastor untuk kesebelasan Mount St. Mary. Selain itu, Chase juga mengaku masih berhubungan dengan mantan rekannya di klub. Bahkan, tak jarang ia nonton bareng pertandingan bola.
Mantan pemain Manchester United, Philip Mulryne juga memilih jalan serupa. Sempat menjadi penggawa MU-18, pria yang berposisi sebagai striker ini pernah bermain bersama Ole Gunnar Solskjaer di tim utama. Namun ia kalah saing dan kemudian bergabung dengan beberapa klub seperti Norwich hingga Cardiff. Ia kemudian memutuskan gantung sepatu pada tahun 2008.
Setelah itu, pada tahun 2009, Philip Mulryne memutuskan sesuatu yang besar dalam hidupnya dengan masuk dalam imamat gereja katolik Roma. Pada tahun 2016, ia kemudian ditahbiskan menjadi imam dan memimpin misa pertamanya pada tahun 2017.
Pemain liga Inggris lain yang memilih menjadi pemuka agama kristiani adalah Gavin Peacock. Peacock adalah pemain gelandang kelahiran 1967 yang sempat membela beberapa klub seperti Newcastle, Chelsea dan QPR. Ia kemudian gantung sepatu di tahun 2002 di QPR.
Setelah meninggalkan sepak bola, Peacock pindah ke Kanada bersama istri dan dua anaknya.
Tidak hanya dia mencoba untuk menetap di negara baru, Peacock juga mencoba untuk bertransisi ke dunia yang sama sekali baru di jalan Tuhan. Dia sendiri mulai belajar Teologi pada tahun 2008.
Setelah Peacock menyelesaikan tiga tahun gelar Magister Divinity di Calgary's Ambrose Seminary, dia memulai pelayanan penuh waktu di sebuah gereja bernama Calvary Grace pada tahun 2012.
Nama selanjutnya adalah Bruce Dyer. Pemain kelahiran tahun 1975 ini pernah merumput dengan berbagai klub besar seperti Watford hingga Stoke City. Bahkan, ia sempat menjadi pemain muda pertama dengan harga jual £ 1 juta pada tahun 1994.
Namun, ketenaran membuatnya lupa. Bruce Dyer menghabiskan hidupnya dengan berfoya-foya dan menikmati ganja dan ekstasi. Ia bahkan pernah dipenjara karena kasus perampokan. Kariernya pun terus menurun dan kemudian pensiun di tahun 2008 bersama York City.
Di titik itulah ia benar-benar depresi. Beruntung Dyer bertemu dengan salah satu saudaranya yang merupakan penganut Kristen yang taat. Dari orang tersebut ia kemudian sadar. Hidupnya kini pun berubah drastis. Ia bahkan mendirikan Love Life UK Church, sebuah persekutuan evangelis independen di mana dia melayani sebagai pastor.
Tak cuma di Inggris, cerita pesepakbola yang memilih jalan menjadi pastor juga ada di Afrika. Mantan bek klub Ghana Premier League, Asante Kotoko, Augustine Sefah Januari lalu telah ditahbiskan sebagai pastor di sebuah gereja di Ghana.
Dalam beberapa foto yang beredar, pria berusia 29 tahun itu terlihat mengenakan gaun putih dengan bedak di sekujur tubuhnya dan tali daun di lehernya. Ia dilaporkan resmi keluar dari salah satu klub di Ghana sebelum dimulainya musim 2020/2021.
Jalan hidup orang memang tidak ada yang tahu. Begitu pula dengan jalan yang dipilih oleh mantan pemain sepak bola di atas. Semoga jalan yang mereka pilih terus membawa kebaikan ya.