6 Pelatih Terburuk Barcelona Sepanjang Sejarah, Minim Kesuksesan

Ronald Koeman kini tengah diambang pemecatan usai hasil buruk yang dialami Barcelona dalam beberapa partai belakangan. Barcelona baru saja takluk dari Atletico Madrid di LaLiga. Sebelumnya, mereka juga menelan dua kekalahan di fase grup Liga Champions dari Bayern Munchen dan Benfica.
Padahal, Barcelona merupakan salah satu klub sepak bola tersukses di dunia. Tim asal Catalan ini berhasil meraih banyak trofi baik di kancah domestik maupun Eropa. Terbukti Barcelona telah mengoleksi 26 gelar LaLiga, 31 titel Copa del Rey, dan 5 trofi Liga Champions.
Nyatanya menukangi klub sekaliber Barcelona tak semudah membalikkan telapak tangan. Berikut ini enam pelatih terburuk Barcelona sepanjang sejarah.
1. Hennes Weisweiler

Hennes Weisweiler sebenarnya punya prestasi cukup baik sebelum bergabung dengan Barcelona. Ia merupakan sosok di balik Borussia Monchengladbach menjuarai Piala UEFA di tahun 1975. Dengan pengalamannya tersebut, ia diplot untuk menggantikan pelatih legendaris asal Belanda, Rinus Michel.
Ketika datang ke Camp Nou, ia justru terlibat konflik dengan bintang Barcelona saat itu, Johan Cruyff. Sang legenda Belanda merasa tak cocok dengan taktik yang diterapkan Weisweiler. Alhasil, pria asal Jerman itu pun hanya bertahan semusim di Barcelona tanpa satu pun trofi, dan kembali ke Bundesliga untuk melatih FC Koln.
2. Laszlo Kubala

Laszlo Kubala merupakan bintang Barcelona selama aktif sebagai pemain. Bermain dari musim 1951 hingga 1961, ia memberikan 4 gelar LaLiga dan 5 trofi Copa del Generalisimo atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Copa del Rey. Namun, ketika menjadi pelatih kariernya justru meredup.
Kubala menerima tawaran untuk melatih Blaugrana pada tahun 1980. Padahal, saat itu ia masih menjabat sebagai pelatih bagi timnas Spanyol yang tengah bermain di Piala Eropa. Kala itu Tim Matador yang diasuhnya hanya menjadi juru kunci di fase grup. Bersama Barcelona prestasinya tak membaik, ia 6 kali kalah dalam 13 laga. Kubala pun hanya bertahan selama 6 bulan di Camp Nou.
3. Llorenc Ferrer

Llorenc Ferrer menjabat sebagai pelatih Barcelona pada tahun 2000 kala menggantikan posisi Louis van Gaal. Saat itu Barcelona baru saja kehilangan pemain andalannya, Luis Figo, yang membelot ke Real Madrid. Sebelum ke Camp Nou, Ferrer lebih dulu melatih Mallorca dan Real Betis.
Namun, ia justru gagal mengangkat performa Barcelona musim itu. Sederet pemain rekrutannya seperti Emmanuel Pettit dan Marc Overmars dinilai gagal menggantikan sosok Luis Figo. Bahkan, Blaugrana hanya mampu menempati peringkat keempat di akhir musim. Ferrer kemudian dipecat setelah timnya takluk 3-1 dari Osasuna pada tahun 2001.
4. Louis van Gaal

Louis van Gaal menjalani dua periode selama melatih Barcelona. Periode pertamanya pada 1997 hingga 2000 berjalan baik dan Barcelona sukses meraih gelar LaLiga secara back to back dan 1 Copa del Rey. Namun, ia meninggalkan Barcelona setelah kalah dalam perebutan gelar LaLiga dari Deportivo sekaligus memutuskan untuk menjadi pelatih timnas Belanda.
Setelah kepergiannya, Barcelona berada dalam situasi yang buruk dengan dua musim tanpa gelar. Mereka pun akhirnya kembali memanggil van Gaal sebagai juru taktik. Sayang pada periode keduanya di Camp Nou jauh dari kata sukses. Ia gagal total mengangkat performa timnya.
Beberapa keputusannya pun terbilang buruk, seperti saat ia melepas Rivaldo dan menempatkan Juan Roman Riquelme sebagai winger. Padahal Riquelme merupakan seorang playmaker jempolan. Ia pun dipecat pada tahun 2003. Parahnya, kala itu Barcelona bahkan hanya berjarak 3 poin di atas zona degradasi.
5. Gerardo Martino

Gerardo 'Tata' Martino ditunjuk Barcelona sebagai pelatih setelah membawa Newell's Old Boys menjuarai Liga Argentina. Namun, Martino gagal membawa Barcelona menuai banyak trofi.
Barcelona di bawah Tata Martino kalah pada final Copa del Rey dari Real Madrid. Di LaLiga dan Liga Champions pun Barcelona juga gagal meraih trofi. Martino pun dipecat setelah hanya semusim berada di Camp Nou.
6. Quique Setien

Quique Setien bukanlah pelatih dengan segudang prestasi kala direkrut Barcelona pada tahun 2020. Pengalamannya hanyalah melatih di beberapa klub medioker La Liga, seperti Las Palmas dan Real Betis. Nyatanya ia tak sanggup ketika harus menghadapi tekanan meraih prestasi bersama Barcelona.
Alhasil, Setien pun tak sampai semusim membesut Barcelona. Ia dipecat usai rentetan hasil buruk yang dialami Barcelona. Termasuk saat takluk dari Athletic Bilbao di ajang Copa del Rey, juga kekalahan memalukan dari Bayern Munchen di Liga Champions dengan skor 8-2. Kariernya di Barcelona pun seketika tamat hanya dalam tujuh bulan.
Menjadi pelatih untuk klub sekelas Barcelona yang dituntut meraih banyak gelar memang bukan hal yang mudah. Terbukti, meskipun memiliki prestasi cukup baik bersama tim sebelumnya, karier mereka justru tamat dalam sekejap di Camp Nou. Akankah nama Ronald Koeman menjadi pelatih terburuk Barcelona berikutnya?