6 Pemain yang Belum Kembali ke Performa Terbaik Sejak Pindah Klub

Pertama ada Philippe Coutinho, gelandang asal Brasil yang dulu sangat bersinar bersama Liverpool. Coutinho berseragam The Reds pada 2013 hingga 2018, dan berhasil mencatat statistik apik. Coutinho tampil sebanyak total 201 kali dan mencetak 54 gol serta 45 assists bagi Liverpool.

Namun sejak pindah ke Barcelona pada Januari 2018, Coutinho masih kesulitan kembali ke performa terbaik. Ia baru mencetak 23 gol dan 14 assists dalam 92 laga sejauh ini. Selain kerap tampil buruk, Coutinho juga mengalami nasib sial karena sempat cedera parah pada musim lalu sehingga absen lama.

Di awal musim ini, Coutinho juga masih bermasalah dengan kebugarannya, sehingga sejauh ini baru tampil 2 kali. Maka, Coutinho tentu harus berupaya mengembalikan kekuatan fisiknya, lalu berjuang untuk kembali perform seperti dulu.

Eden Hazard juga belum bisa kembali ke permainan terbaiknya sejak hijrah dari Inggris ke Spanyol. Semua orang pasti setuju bahwa Hazard adalah salah satu gelandang terbaik Premier League semasa membela Chelsea. Namun sejak pindah ke Real Madrid pada 2019, Hazard lebih sering berkutat cedera daripada bermain.

Masalah tersebut membuat Hazard sejauh ini baru tampil 48 kali bagi Madrid di semua ajang, dan baru mencetak 5 gol dan 9 assists. Musim ini, masalah cedera yang ia alami mulai berkurang, sehingga sejauh ini sudah tampil 5 kali, meski baru mencatat 1 assist. Apakah itu pertanda bahwa Hazard bakal bangkit musim ini?

Nasib buruk juga dialami Luka Jovic sejak bergabung dengan Real Madrid. Jovic adalah striker asal Serbia yang dulu pernah bersinar bersama Eintracht Frankfurt di Bundesliga. Jovic mencatat 40 gol dan 10 assists dalam 93 laga bersama Frankfurt, dan catatan itu membuat Madrid kepincut lalu mendatangkannya pada 2019.

Namun sejak berseragam Los Blancos, performa Jovic jauh menurun. Ia jarang mendapat kesempatan tampil, sehingga sejauh ini baru main 36 kali di semua ajang.

Statistiknya pun menurun drastis, yaitu baru 2 gol dan 2 assists. Untungnya, Jovic masih berusia muda yaitu 23 tahun, sehingga ia masih punya banyak waktu untuk memperbaiki kariernya.

Ada pula pemain yang baru berpindah klub di awal musim lalu, dan sejauh ini belum bisa tampil sehebat di klub lamanya dulu. Salah satunya adalah Hakim Ziyech, winger asal Maroko yang didatangkan Chelsea dari Ajax Amsterdam. Ziyech tampil 39 kali musim lalu, tapi hanya mencetak 6 gol dan 4 assists.

Jumlah assist tersebut khususnya menurun drastis dibanding saat bersama Ajax, di mana Ziyech mencetak 20 assists pada musim 2019/20. Musim ini, kesempatan tampil Ziyech bahkan tampaknya akan makin berkurang. Ia baru bermain 5 kali di semua ajang, dan baru sekali tampil full. Bukan mustahil, Ziyech bakal mulai tidak betah berseragam The Blues.

Hakim Ziyech bukan satu-satunya mantan pemain Ajax Amsterdam yang belum balik ke performa terbaik sejak pindah klub. Ada pula Donny van de Beek, yang sempat bahu-membahu dengan Ziyech membawa Ajax ke final Europa League serta semifinal Liga Champions. Selama 5 musim, Van de Beek tampil 175 kali bagi Ajax dan mencetak 41 gol serta 34 assists.

Namun sejak bergabung dengan Manchester United musim lalu, van de Beek kesulitan nyetel dengan permainan Setan Merah. Bahkan, ia masih sulit dapat kesempatan tampil. Sejauh ini ia baru bermain 39 kali, sebagian besar sebagai pemain pengganti. Van de Beek bahkan sempat diisukan bakal pindah, meski akhirnya memutuskan bertahan musim ini.

Terakhir, ada Miralem Pjanic, gelandang Bosnia yang tampil hebat selama berseragam Juventus. Ia membela Juve sejak 2016 hingga 2020, dan mencatat 22 gol serta 41 assists dalam 178 laga. Pjanic khususnya sering jadi andalan Juve dalam bola-bola mati, entah tendangan bebas maupun penalti.

Di awal musim lalu, Pjanic diboyong oleh Barcelona dengan harga cukup mahal yaitu 60 juta euro atau sekitar Rp1 triliun. Sayangnya, ia justru flop dan gagal mencetak gol maupun assist dalam 30 laga musim lalu. Karena gagal bersinar, Pjanic pun dipinjamkan ke Besiktas musim ini untuk mengembalikan performa terbaiknya.

Pindah klub memang ibarat perjudian bagi seorang pemain. Ada pemain yang kariernya menanjak karena pindah klub, tapi ada pula yang menurun, seperti 6 pemain di atas. Bisakah mereka meningkatkan kariernya lagi dengan memperbaiki performa musim ini?