Hemat dan Hebat! Ini 7 Transfer Pemain Gratisan Paling Sukses di Eropa

Bayern Munchen sering membajak pemain dari Dortmund. Pada 2013 lalu, Robert Lewandowski yang kontraknya tersisa satu tahun lagi diisukan akan pindah ke Munchen. Namun, Dortmund menolak menjualnya. Padahal Lewandowski sudah sangat ingin hengkang. Alhasil, pada musim panas 2014 Lewandowski akhirnya dapat pindah ke Munchen dengan gratis.

Lewandowski menjadi pilar utama Bayern sejak kedatangannya. Dia bermain sangat konsisten di bawah kepemimpinan pelatih yang berganti-ganti. Munchen memang sudah menjadi langganan juara Bundesliga dan Lewandowski kerap menjadi langganan top skor. Untuk membuktikan kualitas Lewandowski, dirinya sudah berhasil membawa gelar Liga Champions pada musim lalu ke Allianz Arena.

Pada 2011, AC Milan menawarkan perpanjangan kontrak selama semusim untuk Andrea Pirlo, namun Pirlo menginginkan perpanjangan selama 3 musim. Tidak ada kesepakatan dan pada akhirnya Pirlo pergi dan bergabung dengan sang rival, Juventus secara cuma-cuma.

Bergabungnya Pirlo ke Juventus menjadi titik balik kebangkitan Juventus. Pirlo menjadi jantung permainan Juventus dan memenangkan 4 scudetto dalam 4 musimnya bersama Juventus sebelum hijrah ke MLS pada 2015.

Michael Ballack menghabiskan hampir seluruh kariernya di Jerman. Pada tahun 2006, saat kontraknya habis bersama Bayern Munchen, Ballack memilih untuk bergabung dengan raksasa Premier League, Chelsea. Ballack yang sudah berusia 30 tahun saat pindah ke London ternyata masih belum habis. Bersama Lampard, Ballack menjadi motor serangan Chelsea.

Selama berkostum Chelsea, Ballack berhasil memenangkan 1 gelar Premier League, 4 gelar Piala FA, dan mencapai Final Liga Champions pada 2008.

Transfer Paul Pogba menjadi transfer gratisan paling menguntungkan dari segi finansial bagi Juventus. Bagaimana tidak, pada 2012 Pogba datang secara gratis ke Juventus dan selama 4 tahun di Juve, Pogba menjelma menjadi salah satu gelandang terbaik dunia.

Pada 2016, Pogba dijual kembali ke Manchester United dengan harga 89 juta pounds yang menjadikannya pemain termahal saat itu. Selama berkostum Juventus, Pogba meraih 4 scudetto dan sekali mengantarkan Juventus ke final Liga Champions.

Setelah bermain selama 9 tahun bersama Tottenham Hotspur, pada 2001 Sol Campbell pindah secara gratis ke sang rival abadi, Arsenal. Campbell memutuskan pindah pada saat itu karena sangat ingin bermain di Liga Champions.

Walaupun diwarnai kontroversi, keputusannya dinilai tepat. Campbell berhasil menjadi bagian dari tim tak terkalahkan Arsenal saat menjuarai Premier League pada 2004 dan selama bertahun-tahun menjadi jantung pertahanan Arsenal.

Pada 2011 Lazio seakan kejatuhan durian runtuh ketika berhasil mengontrak pencetak gol terbanyak di Piala Dunia, Miroslav Klose. Saat didatangkan, Klose sudah berusia 33 tahun, namun ia masih menjadi momok yang menakutkan di Serie A.

Dalam 139 pertandingan yang dilakoninya, Klose berhasil mencetak 55 gol dan membawa Lazio menjuarai Coppa Italia pada tahun 2013 setelah mengalahkan rival sekota, AS Roma.

Esteban Cambiasso menjadi pemain yang terbuang saat Real Madrid memulai era Los Galacticos. Cambiasso hengkang dari Santiago Bernabeu pada tahun 2004 dan kemudian bergabung dengan Inter Milan secara gratis. Tak disangka, Cambiasso menjadi salah satu gelandang bertahan terbaik yang dimiliki Inter.

Bermain selama satu dekade di Inter, Cambiasso mempersembahkan 5 gelar scudetto dan ikut merasakan treble winner bersama Jose Mourinho pada 2010.

Itulah para pemain gratisan yang paling sukses. Tidak selamanya pemain gratis itu adalah pemain yang tidak berkualitas bagus atau sudah tidak terpakai lagi. Karena banyak pemain gratis yang memberi dampak positif bagi klub barunya.