7 Pemain Pinjaman yang Gemilang di Jupiler Pro League Awal 2024/2025
Klub Jupiler Pro League Belgia cukup aktif dalam mendatangkan pemain baru pada bursa transfer musim panas 2024. Namun, karena keterbatasan finansial, klub Belgia harus mencari cara untuk memoles skuadnya. Salah satu solusi terbaik adalah mendatangkan pemain pinjaman yang gagal masuk skuad inti di klub asalnya.
Meski kerap dipandang sebagai pemain buangan, tak jarang pemain berstatus pinjaman yang mampu tampil apik ketika memperkuat tim barunya. Pada awal 2024/2025, tercatat ada tujuh pemain pinjaman yang mampu membuktikan kualitasnya bersama tim barunya di Jupiler Pro League. Berikut daftarnya.
1. Luka Vuskovic dipercaya mengisi bek tengah utama KVC Westerlo
Luka Vuskovic memilih dipinjamkan ke KVC Westerlo sejak musim panas 2024. Tak butuh waktu lama untuk beradaptasi, pemain Hadjuk Split ini langsung menunjukkan penampilan impresif sejak laga perdana. Alhasil, pemain yang masih berusia 17 tahun ini langsung terpilih mengisi pos bek tengah utama De Kemphanen. Tak hanya itu, Vuskovic sudah dipermanenkan Tottenham Hotspur dan akan bergabung mulai Juli 2025.
2. Ahmed Touba menjadi bek tengah utama di skuad KV Mechelen
Ahmed Touba memilih dipinjamkan ke KV Mechelen setelah gagal masuk tim inti Istanbul Basaksehir. Pemain berkebangsaan Aljazair ini sudah diandalkan mengisi bek tengah De Kakkers setelah tampil memukau pada pekan ketujuh Jupiler Pro League 2024/2025. Touba menjadi andalan Pelatih Besnik Hasi di lini belakang karena postur yang tinggi dan ketangguhannya dalam menghalau penyerang lawan.
3. Ilay Camara berhasil mengisi pos bek kanan utama Standard Liege
Ilay Camara bergabung dengan Standard Liege menjelang berakhirnya bursa transfer musim panas 2024. Pemain asal RWD Molenbeek ini langsung tampil mengaggumkan pada pekan keempat. Berkat penampilan apiknya, Pelatih Ivan Leko langsung menetapkannya sebagai bek kanan utama di skuad Les Rouches. Selain menjaga area pertahanan, Camara kerap maju ke depan dan terbukti sudah menyumbangkan 2 assist dalam 8 pertandingan.
4. Leander Dendoncker menjadi kapten RSC Anderlecht
Leander Dendoncker memilih pulang kampung dan membela klub yang membesarkannya, RSC Anderlecht usai gagal masuk skuad inti Aston Villa. Tak butuh waktu lama untuk beradaptasi, gelandang bertahan berusia 29 tahun ini langsung tampil mengesankan. Ia pun diberi mandat untuk menjadi kapten tim Les Mauve et Blanc berkat segudang pengalamannya di liga top Eropa. Sayangnya, ia belum mampu membawa klubnya ke papan atas Jupiler Pro League.
5. Roman Kvet berhak mengisi lini tengah utama FCV Dander
Roman Kvet dipinjam klub promosi, FCV Dander EH untuk menambah amunisi lini tengahnya. Pemain yang masih memiliki kontrak dengan Viktoria Plzen ini berhak masuk lini tengah utama klub barunya usai tampil apik di laga perdana. Meski berperan sebagai gelandang tengah, pemain asal Ceko ini terbukti cukup subur dan sudah menyumbangkan dua gol untuk timnya. Jika mampu tampil konsisten hingga akhir musim, Kvet berpotensi dipermanenkan Dander.
6. Alfie Devine menjadi gelandang serang utama di skuad KVC Westerlo
Alfie Devine memilih hengkang ke Belgia, untuk membela KVC Westerlo karena tak diberi jam terbang tinggi di Tottenham Hotspur. Pemain asal Inggris ini sudah dipercaya masuk starting line-up De Kemphanen pada awal 2024/2025. Davine tampil cukup apik dan memberikan perubahan signifikan pada lini serang Westerlo. Namun, kontraknya hanya sebatas peminjaman tanpa opsi pembelian, sehingga ia kemungkinan akan kembali ke Spurs.
7. Andi Zeqiri menjadi juru gedor utama Standard Liege
Andi Zeqiri akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Standard Liege pada akhir transfer musim panas 2024. Pemain berkebangsaan Swiss ini hengkang setelah melihat minimnya potensi diturunkan sebagai striker utama di KRC Genk. Dalam lima laga terakhir, Zeqiri tampil impresif dan mampu membuktikan ketajamannya. Sejauh ini, ia sudah mencetak 2 gol dan 1 assist bersama tim barunya.
Meski berstatus pinjaman bukan berarti dapat dipandang sebelah mata. Ketujuh pemain pinjaman di Jupiler Pro League 2024/2025 di atas membuktikan bahwa tak selamanya pemain yang gagal masuk tim inti di satu klub berarti buruk. Mereka hanya belum mendapat kesempatan lebih atau kurang sesuai dengan strategi klub asalnya.
