Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Klub yang Pernah Dibela Luis Suarez Selama Berkarier

Luis Suarez (teamtalk.com)
Luis Suarez (teamtalk.com)

Luis Suárez merupakan salah satu penyerang paling tajam yang pernah menghiasi panggung sepak bola dunia. Dikenal dengan insting mencetak gol yang mematikan, teknik olah bola yang ciamik, dan determinasi tinggi di atas lapangan, Suárez telah meninggalkan jejak mendalam di berbagai klub yang ia bela. Kariernya yang gemilang tidak hanya dipenuhi dengan torehan gol, tetapi juga berbagai trofi bergengsi yang ia raih bersama tim-tim elite Eropa hingga Amerika Selatan.

Dalam artikel ini, kita akan menyusuri perjalanan karier Luis Suárez dari awal hingga kini, menelusuri klub-klub yang menjadi bagian dari kisah suksesnya. Setiap klub memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kemampuan Suárez sebagai striker kelas dunia. Mari kita simak daftar lengkap klub yang pernah dibela El Pistolero, lengkap dengan prestasi yang ia torehkan di setiap tim.

1. Club Nacional (2005–2006, 2022)

Luis Suarez berseragam Club Nacional. (laliga.com)
Luis Suarez berseragam Club Nacional. (laliga.com)

Luis Suárez memulai karier profesionalnya di Club Nacional de Football, klub besar Uruguay yang bermarkas di Montevideo. Ia menembus tim utama pada usia 18 tahun, dan meski hanya bermain selama satu musim pada periode pertamanya (2005–2006), Suárez langsung menunjukkan potensi sebagai penyerang tajam. Ia mencetak 12 gol dalam 34 pertandingan dan membantu Nacional menjadi juara liga Uruguay.

Nacional menjadi batu loncatan penting bagi Suárez untuk memulai petualangan di Eropa. Setelah penampilannya yang impresif, ia direkrut oleh klub Belanda, FC Groningen, pada tahun 2006. Kepindahan ini menjadi titik awal karier globalnya.

Menariknya, setelah petualangan panjang di Eropa, Suárez kembali ke Nacional pada tahun 2022. Kepulangan ini menjadi momen emosional, baik bagi dirinya maupun para suporter. Ia turut membantu klub menjuarai Liga Uruguay (Primera División 2022), menjadikannya sebagai "kisah pulang kampung" yang manis sebelum akhirnya bermain di luar negeri lagi.

2. FC Groningen (2006–2007)

Luis Suarez berseragam FC Groningen. (fcgroningen.nl)
Luis Suarez berseragam FC Groningen. (fcgroningen.nl)

Suárez memulai karier Eropanya bersama FC Groningen, klub Eredivisie yang mengontraknya dari Nacional. Meski baru berusia 19 tahun dan harus menghadapi adaptasi budaya serta bahasa, ia tampil mengesankan dengan mencetak 15 gol dari 37 laga di semua ajang. Kecerdasan bermain dan naluri golnya langsung terlihat meski kompetisi Belanda dikenal sangat taktis.

Di Groningen, Suárez mulai membentuk gaya bermain khasnya: agresif, eksplosif, dan tak pernah menyerah di lapangan. Penampilannya menarik perhatian Ajax Amsterdam, raksasa Belanda yang kemudian rela membayar rekor transfer klub saat itu untuk merekrutnya.

Meski hanya satu musim, masa baktinya di Groningen berperan besar dalam mengasah mentalitas dan membangun kepercayaan dirinya. Ini juga menjadi awal reputasinya sebagai striker yang bisa cepat menyesuaikan diri di lingkungan baru.

3. Ajax Amsterdam (2007–2011)

Luis Suarez berseragam Ajax Amsterdam. (skysports.com)
Luis Suarez berseragam Ajax Amsterdam. (skysports.com)

Bersama Ajax, Luis Suárez benar-benar menjelma jadi bintang. Ia tampil dalam 159 pertandingan dan mencetak 111 gol—sebuah rasio yang luar biasa. Musim terbaiknya adalah 2009–2010 ketika ia mencetak 49 gol dalam semusim, membuatnya jadi top skor liga dan pemain terbaik Eredivisie.

Di Ajax pula Suárez belajar bermain sebagai penyerang modern: tidak hanya mencetak gol, tapi juga terlibat dalam build-up dan pressing. Ia sempat menjadi kapten tim dan menjadi ikon baru Ajax. Gaya bermainnya yang penuh semangat membuatnya dicintai fans, meskipun kontroversi juga mulai muncul, termasuk kasus menggigit pemain lawan untuk pertama kalinya.

Satu-satunya gelar utama yang ia raih bersama Ajax adalah Piala KNVB (2010). Meskipun gagal menjuarai liga selama kariernya di Belanda, kontribusinya sebagai predator tajam dan pemimpin lapangan membuka jalan untuk kepindahan ke klub besar Inggris, Liverpool.

4. Liverpool (2011–2014)

Luis Suarez berseragam Liverpool. (teamtalk.com)
Luis Suarez berseragam Liverpool. (teamtalk.com)

Suárez pindah ke Liverpool pada Januari 2011 dan segera jadi favorit publik Anfield. Ia mencetak 82 gol dan 46 assist dalam 133 pertandingan dan dikenal karena determinasi tinggi, kreativitas, dan gol-gol spektakuler. Musim 2013–2014 menjadi musim terbaiknya, dengan 31 gol di Premier League, sekaligus merebut Sepatu Emas, PFA Player of the Year, dan FWA Footballer of the Year.

Meski gagal membawa Liverpool menjuarai liga, kontribusinya tak bisa disangkal. Ia menjadi pusat permainan menyerang Liverpool dan hampir membawa The Reds juara di 2014 sebelum tergelincir di akhir musim. Suárez juga membentuk duet mematikan dengan Daniel Sturridge dan Raheem Sterling.

Sayangnya, kariernya di Inggris juga diwarnai sejumlah kontroversi, termasuk kasus gigitan dan insiden rasisme. Meski begitu, secara teknis dan kontribusi, Suárez tetap dikenang sebagai salah satu striker terbaik yang pernah bermain di Premier League.

5. Barcelona (2014–2020)

Luis Suarez berseragam Barcelona. (sportingnews.com)
Luis Suarez berseragam Barcelona. (sportingnews.com)

Suárez bergabung dengan Barcelona pada tahun 2014 dan langsung menjadi bagian dari trio legendaris MSN (Messi–Suárez–Neymar). Ia mencetak 198 gol dalam 283 pertandingan, menjadi top skor ketiga sepanjang masa klub. Bersama Barca, ia memenangkan 13 trofi, termasuk 4 La Liga, 4 Copa del Rey, dan 1 Liga Champions (2015).

Musim terbaiknya adalah 2015–2016, ketika ia mencetak 59 gol dalam satu musim, merebut Pichichi Trophy, dan mematahkan dominasi Messi-Ronaldo di La Liga. Suárez bukan hanya pencetak gol, tetapi juga pemberi assist ulung dan pekerja keras yang menekan lawan dari lini depan.

Di luar lapangan, Suárez punya hubungan yang sangat baik dengan Messi, yang berperan besar dalam kekompakan lini serang Barca. Saat akhirnya dilepas pada 2020, banyak fans menyesalkan kepergiannya karena kontribusi besarnya masih terasa.

6. Atletico Madrid (2020–2022)

Luis Suarez bersama Atletico Madrid. (sportsmax.tv)
Luis Suarez bersama Atletico Madrid. (sportsmax.tv)

Saat dianggap sudah melewati masa emasnya, Suárez membungkam kritik dengan bergabung ke Atlético Madrid dan langsung membawa mereka menjadi juara La Liga 2020–2021. Ia mencetak 21 gol di musim debut, termasuk gol-gol krusial di akhir musim yang memastikan gelar untuk tim asuhan Diego Simeone.

Selama dua musim di Atlético, Suárez tampil sebanyak 83 kali dan mencetak 34 gol. Ia membawa energi dan pengalaman yang sangat penting dalam skuad, terutama saat tim membutuhkan kepemimpinan di lapangan.

Momen paling emosional adalah saat ia menangis usai memastikan gelar juara, membuktikan bahwa dirinya masih relevan di level tertinggi. Ia juga menjadi simbol pembalasan setelah dilepas oleh Barcelona secara sepihak.

7. Grêmio (2023)

Luis Suarez (instagram.com/luissuarez9)
Luis Suarez (instagram.com/luissuarez9)

Setelah menyelesaikan masa baktinya di Eropa dan sempat kembali ke Nacional, Suárez bergabung dengan klub Brasil, Grêmio, pada awal 2023. Meskipun sudah memasuki usia senja karier, ia masih menunjukkan kualitas sebagai striker haus gol dan pemain berpengaruh.

Di Grêmio, Suárez mencetak 26 gol dalam satu musim, termasuk hat-trick di laga debutnya. Ia juga membantu klub memenangkan Recopa Gaúcha 2023 dan membawa Grêmio bersaing di papan atas Brasileirão. Kontribusinya bukan hanya di lapangan, tapi juga dari sisi mentalitas dan pengalaman.

Grêmio menjadi tempat bagi Suárez untuk menutup karier dengan lebih tenang, tanpa tekanan besar seperti di Eropa, namun tetap kompetitif. Dukungan fans yang luar biasa membuatnya tetap semangat di usia 36 tahun.

8. Inter Miami CF (2024)

Luis Suarez saat membela Inter Miami (twitter.com/LuisSuarez9)
Luis Suarez saat membela Inter Miami (twitter.com/LuisSuarez9)

Luis Suárez resmi bergabung dengan Inter Miami pada Januari 2024, bereuni dengan mantan rekan setimnya: Messi, Jordi Alba, dan Busquets. Ia langsung tampil gemilang dan menjadi pencetak gol terbanyak klub musim 2024 dengan 25 gol dan 12 assist di semua kompetisi.

Ia membantu Inter Miami menjuarai Supporters' Shield MLS 2024, trofi liga reguler pertama dalam sejarah klub. Selain itu, ia mencetak gol tercepat dalam sejarah klub (31 detik), meraih penghargaan MLS Player of the Month, dan memperpanjang kontrak hingga akhir musim 2025.

Suárez menyatakan bahwa Inter Miami akan menjadi klub terakhirnya sebelum pensiun dari sepak bola profesional. Kiprahnya di Amerika menunjukkan bahwa meski usia tak muda lagi, naluri gol dan kepemimpinannya tetap bersinar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
Jumawan Syahrudin
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us