Seorang Psikolog Jadi Senjata Ampuh Swedia Buat Melawan Swiss

#WorldCup2018 Sebab faktor non-teknis juga punya pengaruh

Pertemuan sesama underdog di level Eropa akan menghiasi fase gugur Piala Dunia 2018. Saint Petersburg Stadium pada hari Selasa (3/7/2018) sore waktu setempat akan menjadi saksi duel Swedia serta Swiss. Mimpi keduanya untuk melaju lebih jauh pun dipertaruhkan.

Bagi Si Kuning-Biru, ini adalah babak 16 besar pertama sejak edisi 2006. Rasa percaya diri mereka sedang menanjak. Melibas Meksiko di gameweek terakhir dengan tiga gol tanpa balas, lubang jarum yang amat mungil berhasil dilewati.

Negeri dengan segudang pelaut ulung ini siap berbicara banyak di Rusia, tak lagi diam membeku di Laut Arktik.

1. Janne Andersson selaku pelatih Swedia percaya skuatnya bisa lolos ke perempat final

Seorang Psikolog Jadi Senjata Ampuh Swedia Buat Melawan SwissFIFA.com

"Aku ulangi sekali lagi, ini adalah situasi di mana kami harus mencapai yang terbaik. Hanya itu yang paling menggambarkan apa yang kami butuhkan sebagai tim ataupun individu. Kami harus mencapai level tertinggi, dan kami punya kesempatan mengalahkan Swiss," tutur Janne Andersson, pelatih kepala Swedia, dalam sesi konferensi pers pra-pertandingan pada hari Senin (2/7/2018) kemarin, seperti dilansir oleh Independent.ie.

Ada satu hal yang digarisbawahi oleh Janne dalam pencapaian sebagai tim. Sadar jika kualitas individu anggota skuat mereka di bawah rata-rata tim Eropa lainnya seperti Jerman, Prancis, Belgia hingga Inggris, Blågult akhirnya mengasah aspek lain yang tak kalah krusialnya: psikologi para pemain.

Hal tersebut diungkap langsung oleh psikiater tim Swedia, Daniel Ekvall. Dalam wawancaranya dengan laman FIFA.com, Ekvall yang sudah bertugas sejak fase kualifikasi zona Eropa, mengaku berfokus pada cara memupuk rasa percaya diri dan kebersamaan Andreas Granqvist beserta kolega.

2. Aspek psikologis menjadi perhatian utama tim pelatih "Si Kuning-Biru"

Seorang Psikolog Jadi Senjata Ampuh Swedia Buat Melawan SwissFIFA.com

"Psikologi bisa menjadi keunggulan tersendiri. Ada banyak hal yang memengaruhi pertandingan, salah satunya adalah hal tersebut. Yang terpenting untuk membentuk sebuah tim yang baik adalah perpaduan antar pemain dan komunikasi. Jika bisa digabungkan, kami berpeluang mengalahkan tim yang di atas kertas memiliki kualitas individu yang lebih baik," kata Ekvall.

22 orang dengan skill mumpuni bisa membuat lawan ketar ketir meski belum bertemu muka. Namun semua akan berakhir sia-sia jika nihil rasa percaya kepada sesama rekan. Contoh paling relevan tentu saja Jerman. Senioritas dan sentimen bawaan dari klub membuat Panser terkoyak tanpa sisa di fase grup.

Apakah sentuhan tangan dingin si psikolog masih tokcer saat Swedia bertemu Swiss? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Victor Lindelöf dan Andreas Granqvist masih menempati pos palang pintu. Duet bek tengah ini harus mewaspadai tusukan dari sisi sayap tim tamu yang acapkali hadirkan kemelut. Belum lagi jika berbicara tentang Javier "Chicharito" Hernandez dengan mobilitasnya.

3. Vladimir Petkovic, juru taktik Swiss, tak ingin ulangi kesalahan di fase grup

Seorang Psikolog Jadi Senjata Ampuh Swedia Buat Melawan SwissFIFA.com

Tanpa Sebastian Larsson yang absen akibat akumulasi kartu kuning, Gustav Svensson diperkirakan turun sebagai tandem Albin Ekdal di lapangan tengah. Emil Forsberg siap kembali menebar ancaman dari sisi sayap. Sementara lini serangan masih diisi oleh Marcus Berg - Ola Toivonen.

Dari kubu Swiss sendiri, misi pemenuhan ambisi siap dilaksanakan. Die Nati ingin mencapai babak perempat final, mengulangi kesuksesan edisi 1954 saat mereka bertindak sebagai tuan rumah.

Pada sesi konferensi pers, Vladimir Petkovic selaku juru taktik sudah mewanti-wanti anak asuhannya agar tak melakukan kesalahan semasa fase grup.

"Kami mendapat masalah pada tiga laga awal. Besok, kami ingin langsung menguasai pertandingan sejak menit pertama. Kami juga ingin memenuhi rasa lapar para suporter yang jauh-jauh bertolak ke kota Saint Peterseburg," kata sosok berumur 54 tahun tersebut.

4. Mayoritas rotasi "Die Nati" dilakukan pada lini belakang

Seorang Psikolog Jadi Senjata Ampuh Swedia Buat Melawan SwissFIFA.com

Masalah terbesar Swiss kini ada di lini belakang. Petkovic harus memutar otak untuk solusi benteng yang bolong akibat absennya Stephan Lichsteiner dan Fabian Schaer. Diperkirakan Johan Djourou dan Michael Lang dipasang sebagai "penambal".

Granit Xhaka - Xherdan Shaqiri siap memberi ledakan, seperti yang mereka lakukan saat bersua Serbia di fase grup. Sementara itu posisi ujung tombak akan dioper kepada Josip Drmic alih-alih kembaliu ditempati oleh Mario Gavrinovic.

Berikut ini prakiraan susunan pemain kedua tim:

Sweden (4-4-2)

(Kiper) Robin Olsen; (Belakang) Mikael Lustig, Victor Lindelöf, Andreas Granqvist, Ludwig Augustinsson; (Tengah) Viktor Claesson, Gustav Svensson, Albin Ekdal, Emil Forsberg; (Depan) Marcus Berg, Ola Toivonen

Switzerland (4-2-3-1)

(Kiper) Yann Sommer; (Belakang) Michael Lang, Johan Djourou, Manuel Akanji, Ricardo Rodriguez; (Tengah) Valon Behrami, Granit Xhaka; Xherdan Shaqiri, Blerim Dzemaili, Steven Zuber; (Depan) Josip Drmic.

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya