Achraf Hakimi Bersyukur Dijual Real Madrid, Kenapa?

- Hakimi dipinjamkan ke Dortmund, langsung bersinar dengan 12 gol dan 17 assist dari 73 penampilan.
- Madrid seharusnya menyesal setelah Hakimi dijual ke Inter Milan, yang kemudian menjualnya ke PSG dengan keuntungan dua kali lipat.
- Puncak karier Hakimi bersama PSG terjadi pada musim 2024/25, membantu klub tersebut meraih gelar Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Jakarta, IDN Times - Achraf Hakimi ternyata tidak memiliki penyesalan setelah gagal bersaing dan berujung dijual Real Madrid beberapa musim lalu. Terkait soal itu, Hakimi pun buka suara.
Hakimi sebenarnya sempat menjadi salah satu prospek menjanjikan dari akademi Los Blancos. Ia adalah jebolan akademi La Fabrica, sistem pembinaan muda milik Madrid, sejak berusia delapan tahun.
Berselang 10 tahun, tepatnya musim 2017/18, Hakimi akhirnya promosi ke tim utama. Namun, perjalanannya kurang mulus, karena Hakimi kalah bersaing untuk mendapatkan tempat utama di bek kanan.
1. Dipinjamkan ke Dortmund, langsung bersinar
Hakimi yang kalah saing dengan Dani Carvajal pun membuat Madrid mengambil keputusan besar. Manajemen Los Blancos memilih meminjamkan wonderkidnya ke Borussia Dortmund selama dua musim, 2018-2020.
Bersama Dortmund, Hakimi menjadi pilihan utama. Di sinilah kariernya benar-benar melejit. Hakimi menjelma menjadi bek sayap modern, yang eksplosif, mencetak 12 gol dan 17 assist dari 73 penampilan.
Penampilan cemerlangnya membuat banyak klub elite mulai melirik. Namun, alih-alih kembali ke Madrid, Hakimi justru dijual ke Inter Milan. Hakimi tak kecewa, melainkan bersyukur.
2. Madrid yang harusnya menyesal
Di sisi lain, Madrid yang harusnya menyesal. Inter yang membeli Hakimi sekitar 40 juta euro (Rp757 miliar), mendapat keuntungan dua kali lipat setelah menjualnya ke Paris Saint-Germain (PSG) di tahun berikutnya.
"Mengapa Madrid menjual saya? Itu keputusan mereka. Mereka yang harus menjelaskan soal hal itu. Mereka membiarkan saya pergi dan saya bersyukur karena itu membuat saya bisa bermain sepakbola. Sesuatu yang saya cintai," kata Hakimi dikutip dari DAZN.
3. Puncaknya di musim 2024/25, Hakimi bantu PSG jadi raja Eropa
Musim 2024/25 menjadi puncak karier Hakimi bersama PSG. Bintang Maroko itu tampil konsisten sepanjang musim dan memainkan peran vital dalam sistem permainan pelatih Luis Enrique.
PSG mendominasi kompetisi domestik, dengan menyapu bersih gelar Ligue 1, Coupe de France, dan Trophee des Champions. Pencapaian itu ditutup manis dengan prestasi yang paling dinanti klub, yakni menjuarai Liga Champions untuk kali pertama dalam sejarah.
Kini, Les Parisiens berkesempatan menambah satu trofi lagi di tahun ini. Itu karena Ousmane Dembele dan kawan-kawan bakal tampil di final Piala Dunia Antarklub 2025, kontra Chelsea.